twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Terakhir kali nulis di blog adalah September tahun ini, waktu itu saya join proyek #30DaysWritingChallenge tapi terhenti di hari keduabelas. So yeah, you can say that I failed on that challenge. Alasannya? Simply karena ada "misi" yang harus saya lakukan, another self-mission yang butuh waktu berminggu-minggu dan membuat saya harus mengatur waktu sebaik-baiknya yang mengakibatkan nulis, nyari gambar, ngedit, dan upload gak dapet porsi waktu yang cukup dalam satu hari. I give up on this writing challenge but I didn't give up for this self-mission, I did my best till...now. Mmm...sebenernya ada poin-poin dari #30DaysWritingChallenge yang menurut saya menarik buat ditulis, mungkin kapan-kapan bakal saya share. Tentu saja sebagai tulisan-tulisan terpisah bukan sebagai Writing Challenge.

Tahun 2020 udah masuk bulan kesebelas, saya banyak baca di timeline banyak manusia yg bilang kalo 2020 tuh "nightmare", salah satunya yaa karena pandemi Covid-19. Saya gak setuju sih kalau 2020 dibilang nightmare, karena saya masih percaya kalau selalu ada hal-hal baik yang terjadi mengiringi sesuatu yang di mata kita 'buruk'. Btw, I'm one of the Covid-19 survivor with mild symptoms. Even I've tested positive with Covid-19, I still grateful for every beautiful ups and downs during this year. Alhamdulillah sekarang udah negatif, udah sehat, dan boleh baktivitas kayak semula. Salah satu hal yang menyebalkan ketika dinyatakan positif Corona adalah stigma yg dilekatkan orang kepada orang yg masih terduga menderita, pasien, penyintas, maupun keluarganya. Padahal melekatkan stigma atau bahkan mendiskriminasi itu gak bakal bikin seseorang jadi kebal juga, somehow itu toxic buat semua pihak. Saya sempat menulis terkait stigma ini. Silakan baca di sini. Atau jika kalian adalah teman yang mengikuti saya di Instagram, I put the story on my highlight.

Baju buat ponakan pas belum jadi.

Baru-baru ini saya mengeksekusi keinginan yang sudah lama terpendam: bikin baju buat ponakan yang masih umur dua tahunan. Ternyata kalau dijalanin cepet juga bikin baju balita hahaha. Sebenernya bajunya udah jadi, motif floral berwarna dasar navy blue, namun karena saya amatiran bajunya kekecilan di bagian leher, jadi gak bisa masuk ke kepala ponakan. Kalo ukuran lainnya sih sudah saya bikin berdasar ukuran standar baju anak-anak, cuma di bagian leher aja yang agak fail karena gak nemu ukuran standarnya, jadi cuma prediksi. So, sekarang ini saya harus ngubah bajunya biar muat di kepala ponakan dan sejauh ini saya belum kepikiran cara yang tepat buat mengeditnya. Buat amatiran kayak saya, memodifikasi apa yang udah jadi jauh lebih sulit ketimbang bikin baru dari awal hahaha.

Belakangan saya gemar nonton kekoreaan lagi, kali ini saya fokus ke konten-konten grup idol bernama NCT. Isolasi mandiri selama sekitar tiga mingguan membuat saya benar-benar bosan dan hiburannya ya cuma nontonin NCT. Segala konten saya tonton mulai dari aksi panggung, dance practice, variety show, sampe video-video parodinya. Konten favorit tentu saja NCT and their multilingual problems. Yaa gimana member NCT emang terdiri dari berbagai negara jadi yaa lucu banget kalo mereka komunikasi, apalagi oknum Lucas a.k.a Wong Yukhei a.k.a Huang Xuxi, a man who didn't speak any language haha. Saya yang tadinya cuma tau sebagian member NCT dan segelintir lagunya, sekarang jadi tau semua nama dan muka 23 membernya. Kalau lagu sih saya masih pilih-pilih, cuma dengerin yang cocok di kuping. Sejauh ini yang ada di playlist saya cuma Boss, Fireflies, We Go Up, Boom, Regular, Without U, Timeless, sama Black on Black. Sebenernya gak terlalu suka lagu Black on Black, tapi saya selalu kebayang dance super kerennya kalo dengerin lagu ini. Dan nontonin Korea ini gak seru kalau gak dikomentarin, harus aku keluarkan unek-uneknya, makanya belakangan jadi sering ngetweet buat sambat kekoriyaan wkwk.

Salah satu member favorit di NCT, Nakamoto Yuta.
Awalnya biasa aja sama Yuta, tapi pas liat dia di variety show saya mikir kayaknya seru ini orang wkwk
.

Saya nulis ini udah pertengahan November. I know it still November, but December please be nice. Since December is my favorite month, I hope some good things happen there. I also prepare something as my own birthday gift hahaha. Once again: December, please be nice!
November 15, 2020 No comments
Pukul 20.58 waktu laptop dan saya baru mulai nulis. Hari ini saya bener-bener lupa kalau saya ada proyek nulis. Maafkan huhuhu. Padahal tema hari ini lumayan seru: favorite TV series. By TV series di sini tentu saja akan saya artikan sebagai TV series Korea alias drama korea yang sering dianggap menye-menye, tapi di sini saya akan coba menuliskan judul-judul drama yang menurut saya punya jalan cerita menarik dan nggak melulu bahas percintaan duniawi kalaupun ada juga bisa dibilang bukan fokus utamanya. Oiya, saya juga udah jarang banget nonton drakor, jadi mostly yang saya tulis di sini adalah drama jadul.

Drama My Ahjussi.
Saya rasa tidak lengkap rasanya kalau saya nggak nyebutin drama favorit sejuta umat, Reply 1988. Cerita di Reply 1988 tuh dekat dengan kehidupan sehari-hari, tentang keluarga, friendship, friendzone, dan pertetanggaan. Mungkin karena ceritanya relate sama kehidupan sehari-hari pemirsanya inilah, Reply jadi favorit banyak orang, termasuk abang kita semua, Nicholas Saputra hahaha.

Selanjutnya ada drama yang bertema perjuangan di dunia kerja berjudul Misaeng. Drama yang dibintangi Im Siwan ini bercerita tentang penyesuaiann diri di tempat kerja, 'sikut-sikutan' antar individu maupun tim buat dapet promosi, dan perjuangan tokoh utamanya menghadapi quarter life crisis. Misaeng juga menyinggung soal gender inequality di dunia kerja, Mbak Kang Sora yang diceritakan adalah wanita cerdas seringkali dianggap kurang punya kapasitas hanya karena dia wanita.

Drama Misaeng.
Masih tentang drama dunia kerja judulnya My Ahjussi dengan Mbak IU sebagai pemeran utamanya. Nonton drama ini karena banyak menang award, makanya penasaran. Berhubung judulnya My Ahjussi saya udah mikir jangan-jangan ini ceritanya Mbak IU jadi cewek ganjen yang ngerayu om-om buat dapetin duit, ternyata nggak sama sekali. Emang sih motifnya Mbak IU adalah buat cari duit karena dia diceritakan miskin banget di sini, tapi sama sekali bukan yang centil gitu. Sebagai pegawai nggak tetap di suatu perusahaan, Mbak IU pake cara cerdik buat bikin para ahjussi petinggi di perusahaan dia kalang kabut. Creepy sih cara yang dipake IU. Tapi drama ini tuh ceritanya abu-abu, kayak nggak ada yang benar-benar baik dan nggak ada yang benar-benar jahat, semua puya motif yang mendasari perbuatannya.
Drama The Great Queen Seondeok.

Sebagai penyuka sageuk drama alias drama bertemakan sejarah, tentu saja saya harus input sageuk drama di tulisan ini. The Great Queen Seondeok dan Six Flying Dragons adalah dua drama yang bercerita tentang perjalanan meraih kekusaan. Sangat seru menurut saya hahaha. The Great Queen Seondeok tuh tentang wanita yang menjadi raja di Kerajaan Silla, ketika di masa itu wanita memimpin masihlah suatu hal yang tabu. Tapi Queen Seondeok berhasil menghimpun keuatan politik hingga meraih tahta. Drama ini yang bikin saya baca banyak artikel (bahkan jurnal) terkait Queen Seondeok hahaha. Dalam sejarah nyatanya, Seondeok ini menjadi salah satu pemimpin yang berpengaruh di era Silla. Dialog-dialog sama Seondeok dan lawan politiknya yang bernama Mishil menurutku sangat menari disimak hahaha.

Drama Six Flying Dragons.
Ini bukan pemeran utamanya, tapi saya suka tokoh ini. So hot wkwkw.

Sementara Six Flying Dragons tuh ceritanya tentang periode akhir Goryeo (era setelah Silla), ketika raja-raja Goryeo mulai korup dan tidak dipercaya warganya, lalu banyak pemberontakan terjadi. Nah, ada sekelompok orang terpelajar yang kemudian merasa perlu ada perubahan di Goryeo agar bisa jadi negara yang adil ke rakyatnya lagi. Kelompok inilah yang setelah melalui perjalanan panjang berhasil mengangkat seorang jenderal menjadi raja. Di era raja yang baru ini Goryeo yang rusak dan korup dianggap tidak ada lagi sehingga nama kerajaannya diganti jadi Joseon.
Drama SKY Castle.
Terakhir, drama agak baru berjudul SKY Castle yang menurut saya jalan ceritanya masih sangat jarang diangkat di drama-drama, yaitu tentang kompetisi para anak (dan orang tuanya) untuk mendapatkan akses pendidikan terbaik. Para orang tua di film ini menganggap pendidikan sebatas pada angka-angka tinggi di rapor. Mereka rela mengeluarkan duit dengan jumlah fantastis buat bayar guru les privat yang bisa menjamin anaknya dapet nilai tinggi dan masuk ivy league university di Korea. Para orang tua ini terlalu menekan anaknya agar mendapatkan angka tinggi di rapor dan mengabaikan kesehatan mental anak-anaknya, ,mereka juga lupa bahwa akhlakul karimah dan humanity juga penting bagi anak-anak untuk bertahan di dunia ini.

Pukul 22.51 dan belom selesai nulis. Saya tuh tadi lupa banget kalau lagi ada proyek nulis, gaes gara-gara malah keasyikan rebahan sambil nontonin video-video NCT yang bikin ngakak. Lain waktu mungkin aku bisa mengingat-ingat dan menulis tentang drama korea yang menurutku ceritanya bagus dan punya moral value menarik. Sementara itu dulu yang bisa aku tuliskan, mau melanjutkan overthinking aku tuh. Oiya, semua drama yang aku sebutkan itu bisa ditonton di Viu ya, gaes!

Eh terus, ada drama yang pengen banget aku tonton tapi belum keturutan. Judulnya Deep Rooted Tree. Yaa Allah, susah banget dicari itu drama. Kalo ada yang tau dimana aku bisa mendapatkannya tolong bantu aku, let me know. Itu drama lawas yang bercerita tentang Sejong Daewang (dae= besar, wang=raja) dan perjuangannya menemukan huruf korea atau biasa disebut Hangul. Raja ketiga kerajaan Joseon ini prihatin karena warganya banyak yang buta huruf, because aksara Cina susah dipahami. Maka ia bikin riset buat cari karakter huruf yang mudah dipahami oleh semua kalangan biar semua orang bisa baca. Akhirnya nemulah huruf Hangul yang dipakai sampai sekarang. Aku penasaran banget sama ceritanya gaes huhu.

Magelang, 29.09.20 | 23.03
I will come to you like the first snow
September 29, 2020 No comments
In our twenties,  everyone is busy with their own life. Our childhood friend, oh even our college friend maybe doesn't at the same life stage anymore. You know, some friends maybe too busy with their job, or have a lot of things to do in their graduate school, or preparing all the stuff for a wedding, the other maybe is so happy with newlywed life, other friends maybe juggling between job and the baby, or maybe some of them still busy finishing their undergraduate thesis or even taking their master degree. So different life phases, different mental conditions, different problems, and maybe distance separate us.

persahabatan di usia 20 an
I really love this pic taken by Mbak Fitra. Not a perfect jump, just one perfect afternoon.

That first paragraph is taken from the previous article that I've written two years ago, you can read the full text here (I hope you read it by the way). And now, the condition was still the same for me...but, I get used to it. We remain friends but we rarely contact them or meet them anymore, but thanks to the current technology that makes us able to keep in touch with them, and thanks to that social media thingy so we can "seeing" our friend's life from afar. I  think everyone in this twenties is experiencing the same story, right? To said that the circle got smaller, maybe not, we still in a circle with our friends we knew before, we value them, just with the contacts/meetings frequency that is different.

I think every person, every friend, who crossed our life path will never a coincidence...like NEVER! They always thought one thing or maybe so many things. They give us a beautiful memory that always warms your heart and make you smile everytime you remember it. So, to mention one person as a best friend is almost impossible cause everyone brings a lesson to us.

kkn ugm belitung pulau seliu
Just wanna put it here cause why not? My serendipity.
I'm so grateful, that in this bla bla bla years old, I still have some good friends. I have one friend who with him I can have a comfortable conversation...after almost fourteen years of friendship, I can still talk about everything with him, from random stuff till something important in my life. Yeah, just in case you read this, I hate to say it, but yeah...it's you, thank you.

I also have that one friend who always helps me to regulate my feelings, my emotions. A friend who's I think is compatible with me in talking about mental well-being. Our conversation never short...it always long and serious, it always took focus and full energies to read and reply. That's why sometimes it takes hours or days to reply to each other, so we can give the best feedback and not just 'asal-asalan' words. This kind of friend is extremely rare I think. So, if you read this, thank you so much for our precious conversation, God bless you.

I also have a friend where I can always run into every time I need spiritual advice. Friends who always remind me to never be far from Allah. A friend who I believe will always genuinely pray for me. Sometimes, reading the text from her makes me teary, realizing how comes this kind of person exists and how grateful I should be for having a friend like this. Yes, Bu Nyai, I'm talking about you, thank you...jazakumullah.

To be granted with some kind of work-mates also something beautiful for me. Working with some kind of human being on daily basis is priceless, cause having this kind of friend always be part of my prayers before. So grateful and thank you for you guys for always made my days easier.

pengalaman magang tim media fisipol ugm
Tim Media Fisipol UGM, once upon a day. Four months with them was unforgettable.
I learn a lot from these wonderful person.
I write about them in this article.
For all my friends who know me in person or just meet me for a while and considering me as your friend, thank you for all the beautiful experiences, for all the lessons you thought me. I hope you're doing good, I hope you and your beloved people survive during this pandemic, I hope God always encourage you so you become strong enough to live the life, I hope you always surrounded by some people who always care with your physical and emotional well-being, I hope you always find happiness in every little thing even though sometimes life gets hard, and I hope your dream comes true. I love you.

Magelang, Sunday 27.09.20 | 17.42 WIB
Yesterday was gloomy day
So watching some NCT's videos today
their live stages, dance practice, variey show, etc
help me feel better. 
September 27, 2020 No comments
Hmmm...kayaknya saya nggak punya favorite movie deh. Lebih ke genre favorit kali ya, yang cerita tentang sejarah gitu aku sukanya, film yang based on true story gitu, kayak The King Speech, A Taxi Driver, Black Hawk Down, The Admiral: Roaring Currents, etc. Itupun juga tidak menutup kemungkinan pada genre-genre lain, asal bukan film horor. Saya nggak terlalu suka suka film horor, bisa dibilang gak pernah nonton film horor. Maka, kalau saya diminta nyebutin film favorit ya jawabannya gak ada. Kalau definisi film favorit adalah yang berkali-kali saya tonton, maka itu adalah Love, Rosie...been countless time watching the movie.  Tapi Love, Rosie sebenernya jalan ceritanya biasa aja. Eh tapi mungkin satu-satunya film horor yang saya tonton ya Love, Rosie ini. Kenapa horor? Ya karena ceritanya tentang per-friendzone-an #eh

Berhubung nggak bisa nyebutin film favorit saya akan menyebut judul-judul film secara random aja di sini. Ada film yang saya suka sekali karena kostumnya lucu-lucu bertemakan 1920's fashion, yaitu The Great Gatsby. Ada juga yang menurut saya ceritanya unik dan sinematografinya bagus, The Grand Budapest Hotel. Saya bersyukur cerita Disney jaman sekarang banyak menggambarkan perempuan tangguh, salah satu favorit saya adalah film yang berjudul Brave. Sementara yang bikin mewek adalah film Korea tentang kakak beradik yang berjudul My Annoying Brother.

(pic source)
Mmmm, kalau film yang terakhir saya tonton beberapa waktu lalu adalah Little Women. Film yang mengisahkan bahwa perempuan berhak punya impian, apapun itu...mau jadi penulis dan nggak pengen nikah kayak Jo, mau jadi pelukis kayak Amy, atau mau jadi ibu rumah tangga yang mengurus keluarga kecilnya kayak Meg, semua sah-sah aja. Saya pikir dialog-dialog tokoh Amy dalam Little Women bener-bener steal the show.

Beberapa hari lalu saya juga nonton film dokumenter judulnya High Noon in Jakarta, iya...saya baru kali ini nonton film dokumenter yang menceritakan Presiden Gus Dur, khususnya momen-momen menjelang beliau meminta Pak Wiranto untuk mundur dari jabatan menteri kala itu.  Trus ini bisa dibahas di sini nggak ya, tapi saya juga lagi seneng nontonin video-video di chanelnya Watchdoc, sebenernya isu-isu sosial, ekonomi, lingkungan yang dibahas di film-film mereka sudah sering dibahas pas jaman saya kuliah dulu, maka ketika sekali lagi dihadapkan pad konten-konten semacam itu saya merasa sedih sekali. Iya, nggak cuma film Korea menye-menye yang bisa bikin sedih, nontonin videonya Watchdoc juga.

Karena saya suka nonton film Korea, saya harus film Korea yang menurut saya seru. Pertama adalah A Taxi Driver, saya pernah nulis tentang filmnya di artikel ini. Ceritanya tuh, Korea pernah dipimpin oleh seorang jenderal yang naik kursi kepresidenan lewat aksi kudeta. Nah, diktator militer ini ditentang sama masyarakat. Ketika orang-orang sipil pada demo, pemerintah menerjunkan pasukan militer buat melawan mereka, akibatnya banyak korban meninggal atau luka berat. Bahkan sebuah kota bernama Gwangju diblokir, orang gak boleh keluar/masuk kota, listrik dipadamkan, saluran telepon juga diputus. Nah, ada seorang supir taksi yang membantu wartawan Jerman meliput apa yang terjadi di Gwangju. Liputan wartawan Jerman inilah yang membuat Korea Selatan kemudian diprotes dunia internasional atas human rights violation dan masyarakatnya perlahan mulai bisa mewujudkan pemerintahan yang lebih demokratis. Yang agak relate sama film ini sama-sama mengangkat tema demonstrasi masa era kepemimpinan jenderal militer dengan latar era 80-an adalah 1987: When The Day Comes.

(pic source)
Trus ada juga Little Forest, katanya sih ini adaptasi dari film Jepang dengan judul sama, tapi saya baru nonton versi Korea. Little Forest bercerita tentang gadis yang tinggal di kota, mungkin dia digaji dengan UMR rendah sehingga ngerasa nggak bisa hidup sejahtera dan gak bisa beli makanan enak. Trus dia pulang ke kampung halamannya, bercocok tanam dan memasak. Saya paling suka scene memasaknya, sangat satisfying. Dan tau kan? Adegan makan di film Korea selalu berhasil pengen ikutan makan. Sinematografi film ini tuh seru karena menggambarkan suasana empat musim di pedesaan. Bagi saya nonton Little Forest memberikan semacam happy vibes.

Well, see you tomorrow!
September 24, 2020 1 comments

"We need happy memories to remember them as you live the life
and open them up from time to time,
when life gets hard and so when you need something to rely on."

Kalimat itu adalah kutipan dialog yang diucapkan Wang Rin (Hong Jong Yun) dalam drama The King in Love dan saya setuju dengan Wang Rin. Meski memori tak selalu harus indah, I decide to write the good one, the happy memories. Cause maybe, just like what Wang Rin said, at this very moment I need something to rely on.

program khusus ramdahan komplek q al munawwir
Setahun setelah memutuskan 'pulang' dari mondok,
saya datang lagi ke Krapyak sebagai santri Program Khusus Ramadhan (PKR).

Ingatan di kepala membawa saya pada sebuah daerah di sisi selatan Alun-Alun Kidul Yogyakarta yang bernama Krapyak. Di daerah ini terdapat sebuah pesantren besar dimana saya pernah sejenak mengenyam pendidikan di sana selama kuliah. Awalnya tidak pernah terpikir dalam benak saya untuk masuk pesantren, Ibu-lah yang 'memaksa' saya untuk masuk pesantren selepas SMA. Jujur, bagi saya sangat berat dan awalnya saya menjalani dengan setengah hati. Lama-kelamaan saya justru merasa nyaman berada di tempat ini, bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah yang rata-rata sudah pernah mengenyam pendidikan pesantren sebelumnya. Saya selalu senang mendengar cerita-cerita mereka tentang pesantren mereka terdahulu, tentang orang alim yang mereka temui, atau tentang ilmu-ilmu keagamaan yang belum pernah saya ketahui. Interaksi dengan mereka adalah pengalaman berharga sekaligus ladang ilmu. Seringkali kalau sedang suntuk, berbincang dengan mereka akan membuat saya mendapat sebuah pencerahan, maka benar sekali kalau salah satu tombo ati adalah berkumpul dengan orang sholih(ah) haha. Saya juga sempat belajar sejenak dari guru-guru di Krapyak, meski demikian tentu saja ilmu agama saya tergolong masih sangat awam. Mungkin karena saya banyak dosa kali ya jadi ilmunya susah nyantel, juga karena saya sering bolos buat pulang Magelang (kata Mbak Aini, mondok nggak boleh sering-sering pulang karena nanti bikin ilmunya tercecer di jalanan hehe).

Suatu pagi dari lantai tiga Komplek Q.

Sebagian orang (termasuk teman-teman kuliah saya) masih berpikir bahwa pesantren adalah tempatnya anak-anak nakal (mengarah ke kriminal) yang orang tuanya desparate tidak sanggup lagi mengasuh mereka lalu dipasrahkan kepada Kyai agar bisa berubah lebih baik. Hal yang tentu saja tidak saya lihat di pesantren tempat saya tinggal. Hampir semua santri di sini merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jogja atau pelajar SMA/SMK yang 'normal' dan penuh kreativitas. Kreativitas para santri dapat dilihat dari kegiatan rutin malam jumat ketika setiap rayon (sebutan untuk gabungan beberapa kamar) menyajikan drama atau hiburan lain untuk another santri. Saya (yang cenderung apatis) selalu terkagum-kagum dengan kreativitas yang mereka tampilkan, mulai dari jalan cerita hingga kostum-kostum yang digunakan. Nggak cuma itu sih sebenarnya, banyak sekali kreativitas mereka yang selalu membuat saya takjub. I cannot mention it all here. Malam Jumat juga menjadi malam yang saya nanti karena biasanya akan ada sholawatan di Mushola Barat, pesantren saya punya vokalis-vokalis hadroh bersuara merdu yang fasih melafalkan bahasa arab, membuat sholawatan terasa makin syahdu.

Wear sarung in our daily life.
Tapi ini konsepnya tetap stylish in sarung sih haha.

Tak hanya suasana dalam pesantren yang hampir setiap saat  dipenuhi lantunan orang  membaca Al Quran dengan tajwid dan makhorijul huruf bagus yang membuat saya merasa adem, lingkungan sekitar 'asrama' atau lebih sering kami sebut pondok tempat saya tinggal juga memiliki suasana yang hangat. Sore hari di sepanjang jalan dari Lapangan Ali Maksum hingga Kandang Menjangan selalu dipenuhi human-human bersarung baik putra maupun putri, karena pada sore hari itulah biasanya kami membeli aneka sayur, lauk, atau jajan untuk kemudian kami makan bersama teman-teman di kamar masing-masing. FYI, satu kamar di pondok tuh isinya bisa belasan orang dan makan bersama sebelum maghrib selalu menjadi agenda rutin harian kami. Sebenarnya dari 'ndalem' atau dari rumah Bu Nyai, kami mendapatkan nasi dan lauk/sayur, tapi biasanya kami tetap jajan makanan non-nasi dari luar hehe. Dari segala makanan di Jogja yang pernah saya coba selama bertahun-tahun di sana, makanan sekitaran Krapyak-lah yang selalu membuat saya kangen.

Jika hari cerah, senja selalu tampak indah dari lantai dua atau lantai tiga pondok. 

Krapyak akan semakin semarak jika puasa tiba, ketika kerumunan orang jualan jajan dan beli jajan tak hanya ke arah selatan menuju Kandang Menjangan, tapi juga ke arah timur dari Lapangan Ali Maksum menuju Masjid Jogokaryan. Ketika ada acara haul atau khataman, Krapyak juga akan ramai pada malam hari. Dalam kesempatan itu biasanya dihadiri oleh kyai-kyai sepuh dan ramai orang berdatangan untuk mendengarkan pengajian beliau-beliau. Oh, that's so beautiful, I miss that moment so bad.

Suatu hari habis kondangan, mampir ziarah ke Kudus bersama teman-teman.

Rasanya akan sangat panjang jika saya meneruskan nostalgia ini. Meski diawali dengan 'terpaksa', pada akhirnya Krapyak menjadi hal yang tak pernah saya sesali, bahkan sangat sangat sangat beryukur pernah hidup di sana. Bagi saya, kenangan tentang Jogja adalah tentang indah dan syahdunya Krapyak. Terima kasih kepada Ibuk yang mendorong saya tinggal di pondok. Terima kasih kepada guru-guru yang mengajarkan kebaikan kepada saya, maaf saya sering bolos huhu. Terima kasih juga kepada teman-teman, akan sangat banyak jika saya sebutkan satu per satu, tapi kalian semua (yang saya kenal dan mungkin sebagian mengenal saya dan sebagian lagi bisa jadi tidak) adalah guru kehidupan saya. Terima kasih telah bersedia berbagi banyak hal dengan saya, terima kasih telah selalu mengingatkan tanpa menyinggung saat saya bersalah, terima kasih telah menyimak bacaan Al Quran saya yang masih jauh dari sempurna dan berkenan membenarkan saat saya salah, terima kasih atas begitu ilmu dan hikmah yang secara kalian sadari atau tidak telah kalian berikan kepada saya, terima kasih atas persahabatannya, terima kasih atas kenangan-kenangan indahnya. Semoga kalian selalu dikaruniai kesehatan dan kehidupan yang penuh berkah serta ketenteraman. Krapyak dan segala vibes-nya akan selalu saya rindukan.

Last but not least, cherish every moment, enjoy the present
cause we never know how long it will last.
Cherish every moment, be grateful.

PS. Sorry if the photos here aren't in good resolution. Most of them were taken long time ago when I didn't have good phone camera. Aku bahkan nggak sempet ngeditnya karena keburu harus tayang ini tulisannya, gaes huhu.

Magelang, 20 September 2020 | 20.02 WIB
after a month

 


September 20, 2020 No comments

Things that makes you happy? Having your text replied by your crush is one of the things that make you happy, right? Hahahaha no, that's not the point here.

Saya pernah mendengarkan materi yang disampaikan KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha') dan Cak Nun dalam dua kesempatan berbeda yang isinya kurang lebih sama: jangan menggantungkan kebahagiaan kepada sesuatu yang di luar dirimu, carilah kebahagiaan dari dalam dirimu. Nggak mudah tentu saja untuk sampai pada tingkatan itu, apalagi bagi saya yang maqomnya jauh dari beliau berdua.  Seringkali sebagai manusia masih berharap pada manusia lain, dalam hal apa saja. Maka saya masih dalam tahap terus melatih diri untuk menemukan kebahagiaan dari dalam diri kita atau dari hal-hal yang bisa dijangkau diri kita.

langit cerah
Langit Gunungkidul, Januari 2020.

Menulis adalah salah satu hal yang bisa bikin saya bahagia. Menulis di blog kayak gini tuh feel alive aja rasanya. Seperti yang pernah saya tuliskan di artikel ini, saya menikmati setiap proses menulis. Apalagi kalau yang saya bahas adalah suatu hal yang menyenangkan, mood saya ikutan bahagia. Saat merasa sedih pun, menulis menjadi 'pelarian'. Setahun belakangan saya aktif menulis secara manual, menggunakan pulpen di atas kertas. It's such a healing, seperti sejenak meringankan beban.

Hal sederhana lain yang membuat saya bahagia tentu saja makanan. Seperti beberapa hari lalu ketika rasanya gloomy pengen nangis, saya memutuskan jajan siomay tanpa siomay (nah loh, gimana tuh) dan semangkuk es rumput laut. Gitu aja udah bikin saya merasa sedikit lebih baik. Atau ketika jaman kuliah dulu pernah ada kejadian yang membuat saya merasa sedih banget lalu memutuskan pulang Magelang, Ibu saya menghibur dengan membelikan satu bucket Wall's Selection Double rasa Strawberry Cheesecake...dan satu bucket gede itu abis dimakan saya sambil mewek dong LoL. Oh iya, beberapa tahun belakangan varian es krim itu nggak ada lagi, Wall's kayak lebih banyak bikin varian Oreo-related yang saya tidak suka huhuhu. Ya, pada intinya bagi saya good food always create a good mood hehehe. Apa saja, nasi padang, bakso, nasi goreng, martabak, kuah daging buatan Ibu, sambel tempe, bakwan jagung, matcha hangat, kopi regal...apa saja. Kadang saya merasa perlu berdoa berkali-kali setiap merasakan makanan enak, simply biar kelezatan itu jadi berkah di tubuh dan kehidupan saya hehe.

Mie Goreng Mbak Put pada suatu siang sebelum Corona.

The next thing, langit mungkin, langit yang cerah. Itu juga membahagiakan. I have a lot of sky pics in my gallery. Tapi yang paling saya suka adalah (i think I've mentioned this countless times, everywhere hahah) langit cerah di sore hari ketika sinar matahari berwarna kekuningan dan nggak terlalu panas menyengat. Sore seperti itu seringkali saya nikmati pada perjalanan pulang kerja. Jenis sore hangat yang bakal syahdu kalau lagi berada di pantai.

Apalagi ya, banyak sih hal kecil yang bikin bahagia. Ketika eyeliner terlihat on point, ketika badan terasa bersih dan wangi habis luluran, ketika gak sengaja nemu duit di saku, ketika mencium aroma kertas buku baru, ketika bisa menikmati secangkir teh panas setelah kehujanan, etc. Semoga kita senantiasa bisa mensyukuri kebahagiaan keci yang hadir dalam hidup kita. Dan.....balik lagi ke kalimat pertama postingan ini, I understand happiness comes within, but I really do hope your crush texts you back! Good luck!

Magelang, 19 Sepember 2020 | 18:03 WIB
Cheer up!

September 19, 2020 1 comments
Let's enjoy what is present!
As I grow older the more I realize
how important it is to enjoy what is present.
To be kind to people around you,
to be grateful and appreciate what we have now.
Not to worry about what coming next
or dwelling too much about the past.
Let's enjoy what is present?
We know everything is temporary
and sometimes...it's never come back.
July 26, 2020 No comments
Hai, blog...I miss you. I miss writing here. I miss the consistency that I had in 2016-2018. In those years I can at least post once in two weeks. Now, I realize that consistency is not easy and I really proud of 2016-2018 Nurul for her consistency and passion about writing on her own blog. In those years, some of my KKN friends and I have a writing project called INKspiration. On that project, the members have to upload an article on their blog every two weeks. This project lifted my spirit up at first, it triggered me and at the same time 'force' me in a good way, thank you to Vempi Satriya for initiating this small project (that no longer exists anymore hahaha). But one day I found myself gladly doing all the blogging process. It suddenly not about INKspiration anymore, it's about me want to express what's on my mind, it's about me wanting to share some things that I found exciting to you, and I want to make my blog as my diary. That's it. And...I really make time for that, wholeheartedly, not just accidentally doing. Maybe that's true, someone once told me, sometimes we need to be forced to do something until we used to it.


Blogging, even it sounds something effortless, it actually doesn't. Well, at least for me. It needs serious "work" until an article published and displayed in your browser apps. Sometimes, I just write what's on my mind, sometimes I just write based on my real experiences such as travel story or KKN, but sometimes the thing that I wanna post here needs some "research" too. After finishing the article, there is an editing process, I read those paragraph so many times until I feel satisfied before I click that "publish" button.

I also love to serve some photos on my blog post so it didn't feel boring. I deliberately making time to take the best picture for it, editing the pic, and thinking about the caption before inserting it on my post. When it comes to writing Hallyu related (like K-Drama, K-Movie, or K-Variety Show), the process of taking photos substituted by searching the best picture on the internet and also save the link source so I can embed the source on the bottom of my pic. I also work with SEO (Search Engine Optimization) to make my article becomes unique and more visible on google. I really enjoy all the processes and me really proud of my 'hard work' that I put there.

Unfortunately, it feels difficult to write here consistently in these past few months...well, it's been a half past year to be exact. Looking at my blog archive and see how different the number of posts written in 2016-2018 compared with 2019-2020. I have so many ideas, but so little time. Maybe I just spend too much time scrolling my phone, juggling from one app to another. But of course, that's not the main reason, some psychological conditions were the reason why my blog is on its sleeping mode. There are times when I didn't "attached" that much to the phone, the time when I was with that one person. A person who made the reality was much beautiful and only want to enjoy the presence. There are times when I struggle with health issues. Two thousand and nine is a year when I undergo three surgeries in a year. There are also some times when I feel mentally and physically exhausted about life, felt so low until I considered going to the psychologist since there is big Rumah Sakit Jiwa in town (but don't worry I can handle myself well now, I feel alive anymore). For now, I a little bit busy doing the handmade business that I just started. I focus on how to make this business project work, still do some trials and errors to find suitable way to run it and still try to find the right rhythm about balancing a day job with my handmade business (that, of course, need a couple of times just to finish one product). The struggle of organizing time doesn't only about job-related but I also need to find the rhythm about doing my household, self-care, and spiritual needs. So, yeah...that's maybe the explanation about why I rarely post on this blog.

I really miss writing here. But at least for now, I cannot promise you anything about writing, I only promise I'll do my best to live life to the fullest. I hope I can find the right rhythm, the best tempo, to do all that I want to do in my life...and write here again is always on my list.
Stay safe, stay healthy. I'll see you soon!

Magelang | July 11, 2020.
Wanna thanks myself for the courage
and the ability to handle the pain,
without you here.
July 11, 2020 No comments
Jumat siang biasanya saya masih sibuk dengan kerjaan kantor atau kalau agak siangan dikit ya mulai memikirkan mau maem siang sama apa. Tapi Jumat ini saya #DiRumahAja mengisi waktu dengan membaca novel Harry Potter and The Chamber of Secrets tapi saya jenuh membaca hingga akhirnya menyalakan latop dan mencoba menulis lagi. Sekian lama nggak nulis, rasanya saya mulai kehilangan kemampuan untuk merangkai kalimat menjadi paragraf yang padu huhuhu. Well, sebenernya saya tidak benar-benar berhenti menulis. Beberapa bulan terakhir saya lebih memilih menulis dengan tangan, menggoreskan tinta warna-warni pada selembar (atau seringnya berlembar-lembar) kertas. Menjadikan menulis sebagai sebuah terapi untuk lebih mengenal diri sendiri dan menyembuhkan yang perih-perih hehe.

Tak kasih gambar pantai biar semangat melalui cobaan wabah.
Kalo Corona berakhir, biar bisa main ke pantai lagi. Amin.


Saya kembali ke blog ketika seluruh dunia sedang heboh, sedih, dan beberapa negara bahkan dibuat kewalahan oleh kehadiran makhluk super kecil bernama Corona, virus yang menyebabkan gangguan pernafasan dan berisiko kematian. Awal Maret lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan pasien Corona pertama di Indonesia. Sadly, jumlahnya terus meningkat dari hari ke hari, baik yang terjangkit, sembuh, ataupun yang meninggal. Saya turut berduka, bagi mereka yang ditinggalkan orang terkasih karena wabah Corona ini. Untuk menghindari penyebaran dan penularan virus, pemerintah mengimbau agar kita tetap #DiRumahAja dan sebisa mungkin #KerjaDariRumah, termasuk saya. Kantor saya menerapka jadwal masuk bergiliran dan pembatasan pelayanan. Kalau Maret tahun lalu saya stay at home karena patah kaki, tahun ini saya di rumah aja karena bahaya Corona huhuhu.

Awal-awal Corona masuk ke Indonesia orang-orang pada fokus berbagi info Corona-related yang tentu saja memberi dampak psikologis bagi sebagian besar orang. Ketakutan, kepanikan, bahkan psikosomatis setelah baca-baca ino Corona saya kira masih dalam tahap wajar. Sekarang kayaknya ketakutan-ketakutan mulai bisa dikelola dengan baik, tapi sembari memantau kabar perkoronaan, orang justru dibuat takjub dengan statement atau kebijakan pejabat negara yang makin kesini rasanya makin ajaib. Entahlah, aku nggak paham. People really show their true color in this crisis. Yaudahlah saya mau curhat tentang hari-hari dirumah aja daripada pusing memikirkan keajaiban yang terjadi di nJakarta sana.

hari-hari selama corona
Warga +62 mendapati statement pemerintah selama pandemi. (pic source)
Kalau di rumah gini ya biasa sih, saya mengerjakan pekerjaan anak rumah tangga mencuci, menyapu, dll. Bedanya, jadi lebih sering eksperimen masak. Suatu hal yang sepertinya juga dilakukan manusia-manusia lain di masa perkoronaan ini. Terbukti dengan semakin maraknya konten hasil masakan di sosial media. Saya sendiri tipe yang nggak berani upload hasil masakan because I'm not so good at taking food pic. Tapi masakan saya rasanya enak kok, hahaha...maaf memuji diri sendiri hahaha. Selain masak tentu saja rebahan, scrolling hape, mengecek kondisi teman-teman dekat, membaca buku, nonton film. So basic.

Buku yang sedang saya baca adalah Harry Potter and The Chamber of Secrets yang dari jaman kapan saya belinya dan nggak kelar-kelar dibaca hahaha. Jujur, dari ketujuh serial Harry Potter saya baru baca buku yang kelima, keenam, dan ketujuh pas SMP sama kemarin beli buku pertama di Periplus. Sekarang pengen baca buku lainnya tapi yang versi English heheh.  Selain Harry Potter sesekali saya selingi dengan membaca Qira'ah Mubaadalah yang dari tahun kemarin juga belum kelar hahaha. Trus, film yang sempat saya tonton lewat aplikasi Viu selama #DiRumahAja adalah Parasite, Swing Kids, dan Money. Film korea semua hehehe.

Saking selonya hidup saya, sekaligus untuk menyibukkan biar nggak mikirin kamu terus saya melakukan aktivitas menjahit. Minggu lalu tiba-tiba saya kepikiran bikin masker kain, inspired by IG story-nya Kak Diana Rikasari. Thanks to Kak Diana yang juga menyertakan referensi bacaan tentang material yang bagus dipakai untuk membuat masker. So, here some masks that I sew by myself. Yay. What do you think of it?

masker kain corona work from home
Masker kain hasil jahitan saya. Terbuat dari kain katun jepang.

Saya punya banyak kain sisa-sisa di rumah. Dan untuk keperluan membuat masker ini saya memilik kain katun dengan pertimbangan nggak panas kalo dipake dan breathable. Dia juga mayan rapat gitu jadi mungkin aja lebih bisa nyaring kotoran. Masker kain ini saya bikin dua lapis, jadi lumayan tebel. Kalau dikaitkan sama Corona, emang sih masker kain ini nggak bakal seefektif surgical mask buat menangkal virus. But at least, I try.  Persediaan masker saya udah abis,  di kantor juga menipis, sementara mau beli sangat langka dan mahal sekali. Padahal kalau lagi kerja seringkali harus ketemu orang dengan jarak dekat maka saya pikir tindakan preventif dengan masker kain ini semoga cukup membantu. Sebenernya saya nggak terlalu suka pake masker motif-motif gini, tapi karena ini adalah DIY Project saya sendiri maka saya akan dengan bangga memakainya hahahaha.

Ketika saya mengunggah foto masker ini di sosial media, saya mendapat komentar-komentar positif dari teman-teman. Thanks gaes apresiasinya, your positive comments matter. Ya, gitu sih kalimat-kalimat positif yang dilontarkan ke orang lain seringkali tanpa disadari bikin orang tersebut bahagia, well..dalam hal ini yang merasa bahagia itu saya hahaha. Sekali lagi, terima kasih ya teman-teman.

Btw, perkoronaan ini menuntut kita buat #DiRumahAja, tapi sesungguhnya nggak semua orang bisa merasa nyaman dan aman dengan berada di rumah saja. Sebagian orang mungkin akan merasa aman secara ekonomi kalau dia di rumah aja, toh dia bekerja juga tetep dibayar atau...dia bisa menjalankan usahanya dari rumah. Tapi, sebagian lain mungkin tidak aman secara ekonomi karena mungkin baginya kalau hari itu nggak kerja ya berarti tidak ada pendapatan sama sekali. Belum lagi soal kenyamanan secara psikologis, mungkin nggak semua orang merasa nyaman berada di rumah seharian karena beberapa alasan. Memiliki rumah dengan suasana nyaman adalah sebuah privilege. So, let's check-up our friends, sekadar memastikan mereka baik-baik saja selama perkoronaan ini. Mungkin pembicaraan-pembicaraan sederhana bisa bantu mereka melalui hari-harinya hehe. Trus, mari sisihkan rejeki untuk membantu semampunya melawan Covid-19. Ada banyak pilihan donasi yang bisa kita berikan, bisa milih dari segi lembaga maupun output bantuannya. Mari kita manfaatkan dengan tentu saja cek baik-baik sebelum berdonasi, pastikan benar-benar terpercaya dan tidak disalahgunakan. Tidak ada salahnya berhati-hati.

Saya pikir sebagian orang pasti udah bosan banget di rumah dan pengen jalan-jalan. Tapi, mari nikmati saja. Mungkin suatu saat aktivitas menyelamatkan dunia dengan rebahan ini bakal kita rindukan. Mungkin ini cara Allah kasih waktu istirahat buat manusia dan buat bumi kita.

Jaga kesehatan selalu, gaes. Jaga kebersihan juga. Jangan lupa berdoa pada-Nya. Semoga wabah ini segera berakhir. Semoga banyak hal yang bisa kita pelajari dari pandemi yang mengerikan ini. Stay sane! Terima kasih kepada semua tenaga medis, petugas-petugas kebersihan, ilmuwan, dan semua yang orag yang berjuang melawan Covid-19. Semoga senantias dilindungi Allah SWT. Sampai jumpa lagi lain waktu.

Teruntuk kamu, kita makan bareng lagi kalau Corona udah berakhir!

Magelang selepas hujan
Jumat, 3 April 2020
Annyeongigaseyo Kapten Yo Si Jin,
Auf wiedersehen!
April 03, 2020 No comments
Saya adalah orang yang percaya bahwa tidak pernah ada pertemuan yang hanya kebetulan. Sesederhana dan sesingkat apapun, sebuah pertemuan antara manusia terjadi tak lepas dari kuasa-Nya. Pertemuan adalah jembatan menuju pengalaman dan pembelajaran yang entah bisa pahit, manis, atau perpaduan keduanya. Yang jelas tak pernah ada yang sia-sia dari sebuah pembelajaran. Di usia seperempat abad, saya bertemu dengan banyak sekali orang baru. Dan tulisan ini saya persembahkan untuk mereka.


Matahari terbit KRI Tanjung Kambani

Mengawali dua puluh lima dengan kejadian kurang mengenakkan, saya mengalami kecelakaan yang menyebabkan patah kaki. Butuh beberapa bulan hingga saya bisa berdiri dengan dua kaki tanpa alat bantu. Tapi masih banyak sisi baik yang bisa disyukuri. Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa berjalan seperti semula. Selama pemulihan yang membutuhkan waktu sekitar tujuh setengah bulan, entah berapa kali saya bolak-balik ke RST Magelang. Di rumah sakit lah, saya bertemu orang-orang baru. Dokter, perawat, fisioterapis dengan segala kebaikan dan keramahannya, yang menghibur saya bahkan ketika saya sudah berada di ruang operasi. Saya berkesempatan untuk berbincang dengan sesama pasien yang seringkali kesabaran dan keikhlasan mereka menerima cobaan membuat saya takjub. Saya juga tak menyangka ketika kawan dari jauh datang menyempatkan waktu untuk menjenguk saya, begitu pula dengan kawan-kawan lama yang bahkan sudah tidak pernah bertemu yang datang ke rumah memberikan semangat dan dukungan.

Mungkin patah kaki adalah cara Allah untuk memberi waktu 'istirahat' kepada saya dari nglaju Jogja-Magelang setiap hari. Ya, kala itu saya tahu saya tidak akan bisa berjalan untuk beberapa lama dan tidak akan bisa nglaju Jogja-Magelang seperti biasa, maka saya memutuskan resign dari tempat kerja lama. Saat itu saya sedang proses dengan dua seleksi kerja lain dan salah satunya membuahkan hasil. Alhamdulillah saya berkesempatan bekerja di tempat baru pada usia dua puluh lima. Rekan kerja saya adalah teman-teman sebaya yang sungguh friendly, bagi saya rekan kerja yang seperti ini adalah bagian dari doa yang dikabulkan Tuhan, alhamdulillah. Saat saya masih harus berjalan menggunakan tongkat penyangga, teman-teman kerja banyak membantu. Seringkali saya merasa tidak enak harus merepotkan mereka, saya juga merasa tidak enak harus sering izin untuk pengobatan. Terima kasih teman-teman, dan mohon maaf ya telah merepotkan kalian.

Bekerja di kantor pelayanan juga membuat kami bertemu dengan beraneka jenis karakter manusia setiap harinya. Kadang ada klien mengajarkan untuk bersabar dan tetap tenang, tak jarang juga ada klien yang mungkin tanpa mereka sadari kalimat sederhana yang diucapkannya begitu bermakna di hati kami. Beberapa dari klien di kantor tak hanya datang satu dua kali, sehingga kami memiliki "teman-teman baru" dari berkenalan di kantor selama setahun belakangan.

Kemudian tanpa saya sangka, di dua puluh lima saya mengenal sosok seperti...kamu. Saya tak pernah menyangka sosok seperti kamu akan masuk dalam circle saya. Awalnya, saya begitu asing dengan duniamu, tapi kamu dengan segala kesabaranmu, perlahan-lahan membantu saya memahami duniamu. Dengan senang hati, saya pun mulai menyesuaikan diri pelan-pelan. We also share our vulnerabilities till we see each other as a...human. Pertemuan-pertemuan kita pada suatu purnama, senja, dan matahari terbit, bagi saya terasa begitu bermakna. Hmm...apakah kamu membaca ini? Sempat dengan lugunya saya berpikir, kau adalah kabar bahagia di penghujung dua puluh lima, ternyata kau adalah bagian dari jatuh dan bangun sepanjang tahun. Mungkin, langkah saya kurang cepat untuk menyejajarkan dengan langkah-langkahmu. Atau mungkin...kita sama-sama kesulitan untuk melangkah bersisian, seirama. Ah, entahlah. Tidak apa-apa, semua juga pasti bagian dari rencana dan rahasia-Nya. Bagi saya, mengenalmu juga berarti perjuangan. Mengenalmu tetaplah bagian dari pelajaran hidup yang patut disyukuri...sekaligus direlakan.

Beberapa bulan terakhir di dua puluh lima saya memulai aktivitas baru: nge-gym. Olahraga ini saya pilih selain untuk mengembalikan otot kaki setelah patah tulang juga biar sehat dan badan tetap oke hehehe. Sebelum fraktur, saya senang olahraga lari. Sekarang, saya masih merasa belum cukup kuat untuk berlari, maka gym menjadi pilihan selain renang. Maklum, di usia segini kalo nggak olahraga yaa badan rasanya nggak enak banget. Sebagai anak newbie di gym yang belum banyak pasang target ini itu, saya senang punya circle pertemanan sehat seperti ini. 

Pada akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang saya temui dan baru saya kenal di dua puluh lima. Baik yang singgah cukup lama, yang bertahan, atau yang hanya sebentar, yang bertemu sekali atau berulang kali, yang membuat saya merasa bahagia, pahit, terharu, dan sebagainya. Terima kasih telah datang, kehadiran kalian sungguh berarti. Terima kasih atas segala kebaikan yang disadari atau tidak disadari telah kalian bagikan kepada saya. Semoga di tahun kabisat ini, Allah senantiasa melimpahi kalian dengan kebahagiaan. Semoga kalian senantiasa dipertemukan dengan orang-orang baik yang membuat hari kalian menyenangkan. Sampai jumpa!


Magelang, 1 Januari 2020 - 22.09 WIB
"Sitou Timou Tumou Tou"
(Manusia baru dapat disebut sebagai manusia,
jika sudah dapat memanusiakan manusia.)
January 01, 2020 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
    Bulan Mei lalu, saya jajan tiga barang belanjaan yang bikin hepi. Ada eyeshadow, blush on , sama lipstick. Udah saya pake beberapa minggu, s...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Bulan Istimewa di Tanah Istimewa
    Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semaca...
  • Surga di Negeri Liu-Liu
    Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menu...
  • Dua Puluh Dua
    this lovely handlettering is created by my besties , Icha. Makasih chaak * hug * Bismillahirrahmanirrahiim :) So, here is my very f...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ▼  2020 (10)
    • ▼  November (1)
      • Apa Kabar?
    • ►  September (5)
      • Rekomendasi K-Drama
      • Best Friend
      • Favorite Movies
      • A Memorable and Meaningful Place
      • Things that Make You Happy
    • ►  July (2)
      • Let's enjoy what is present!
      • Consistency
    • ►  April (1)
      • Hari-Hari Selama Corona
    • ►  January (1)
      • Dua Puluh Lima dan Pertemuan
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose