Pernikahan

by - January 01, 2017

Memasuki usia dimana teman-teman seangkatan mulai menapaki jenjang pernikahan. Pembicaraan pun beberapa kali mengarah ke tema pernikahan, entah terkait hal-hal bersifat emosional yang menyertainya hingga semacam warna gaun apa yang ingin dikenakan di hari pernikahan nanti. Yah, meski seringkali berujung kalimat; "tapi kan belum ada jodohnya" haha. Chat group juga beberapa kali ramai oleh ucapan selamat atas pernikahan seorang teman, membicarakan si A yang baru saja menikah, saling bertanya siapa saja yang mendapat undangan pernikahan si B, dan sejenisnya.

Dari beragam kisah pernikahan kawan, selalu saja ada hal yang menarik yang bisa saya jadikan pelajaran. Yang pertama jelas, bahwa jodoh itu sepenuhnya kuasa Allah SWT. Kisah orang-orang di sekitar saya yang bertemu jodohnya ini sungguh menarik. Bagaimana tidak, ada yang sebelumnya telah berpacaran lama dengan A, tiba-tiba menikahnya dengan B. Ada yang dikenal berpacaran dengan C, lalu D, lalu E, balikan lagi sama C, eh taunya menikah justru dengan si G yang baru dikenal beberapa lama. Yang bertahun-tahun menjalin kasih dengan si K, ternyata dicampakkan, lalu melabuhkan cinta pada sahabatnya sendiri. (Sorry, so much alphabet I use here hehe) Ada pula yang track record pacarannya clean sheets, alias nggak pernah pacaran lalu dijodohkan dengan seorang pilihan orangtuanya. Sungguh, suatu bukti nyata bahwa jodoh sepenuhnya rahasia Allah yang dipertemukan dengan ita melalui beragam jalan. Kita, manusia hanya bisa berdoa dan berusaha menjadikan diri terbaik untuk pasangan kita kelak.

Source: pinterest.com

Dari beragam kisah pernikahan pula, saya belajar tentang mengikhlaskan. Tentang beberapa orang yang ikhlas menerima kehendak-Nya, bahwa apa yang telah kita rencanakan kadangkala harus pupus. Ada kejutan indah dari Allah yang menanti di masa kelak.

Di usia-usia ini sering pula seorang kawan menggoda, dengan sebuah pertanyaan; kamu kapan? Cukup sering, bukan? Haha. Saat pertanyaan seperti itu ditujukan kepada saya, biasanya saya akan menjawab sambil berkelakar atau tersenyum nyengir hehehe.
Pertanyaan seperti itu, biasanya akan dilanjutkan dengan obrolan nikah-nikah yang mengalir dengan asyiknya. Saya termasuk yang sesekali membahas dengan beberapa kawan. Tapi, sejujurnya saya tak pernah benar-benar dapat mengungkapkan hal-hal yang ada dalam benak saya tentang sebuah pernikahan. Tentu saja, saya punya impian-impian untuk membangun rumah tangga kelak. Saya punya rencana, pemikiran, dan pertimbangan tersendiri atas hal bermakna besar ini. Namun saya sering merasa kurang nyaman membahasnya. Saya hanya ingin membahas pernikahan dengan orang yang sungguh saya percaya :') (That’s my introvert side, maybe…)

Ah, pernikahan. Begitu berartinya sesuatu yang dimulai dari kalimat ikrar yang diucap barang lima menit saja. Mitsaqon gholidzo. Begitu agung arti kata itu, tentang dua insan, dua keluarga besar, tentang membangun keluarga dan generasi penerusnya. Ladang ibadah, tempat kebahagiaan diperoleh dari berbagai hal sederhana di dalamnya, tapi juga sesekali kekhawatiran menyertainya. Tentang menjaga bahtera tetap kokoh berlayar ketika sesekali godaan dan cobaan menguji kekuatannya. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan lahir dan batin untuk mempersiapkan diri mengikuti sunah Rasul dan menghidupi janji suci itu nantinya. A long live learning. Dan semoga Allah SWT mengirimkan jodoh terbaik untuk kita :)


belated birthday girl,

Nurul :)

You May Also Like

0 comments