twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Laskar Pelangi, sebuah novel fenomenal peraih best-seller di Indonesia dan diterbitkan pula dalam berbagai bahasa di berbagai negara adalah karya seorang pemuda Belitung bernama Andrea Hirata. Masih ingat dalam benak saya ketika semangat dalam diri saya yang kala itu masih duduk di bangku SMP begitu membara, termotivasi usai membaca Laskar Pelangi. Setelah novelnya begitu digemari dan diangkat menjadi sebuah film, Belitung yang menjadi latar cerita Laskar Pelangi turut 'naik daun' menjadi salah satu tujuan wisata favorit.  Sang penulis pernah berjanji bahwa ia akan menyisihkan sebagian royalti penjualan bukunya untuk pendidikan. Maka, lima tahun setelah Laskar Pelangi diterbitkan pertama kali, ia mendirikan Museum Kata Andrea Hirata di Gantong, Belitung Timur. Museum yang didaulat menjadi museum sastra pertama di Indonesia ini didirikan dengan tujuan agar para pengunjungnya berani bermimpi dan mewujudkan impian, seperti Laskar Pelangi. Museum Kata Andrea Hirata kemudian menjadi penambah daya tarik pariwisata Belitung, sebuah alternatif wisata selain pantai-pantai dengan batu granit raksasanya.

Museum Kata Andrea Hirata Belitung
Bagian depan Museum Kata Andrea Hirata.
Pintu ini bukan pintu utamanya,
pintu utama berada di samping tempat saya berfoto hehe.

Dua puluh enam Agustus 2015 (lima hari sebelum penarikan Tim KKN, pulang ke kampus), saya berkesempatan mengunjungi museum ini bersama sebagian keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11. Kami berangkat dari lokasi KKN kami di Pulau Seliu pagi hari, naik kapal angkutan kecil untuk menyeberang menuju Dermaga Teluk Gembira di Desa Padang Kandis. Sebuah bus pariwisata ukuran sedang (kapasitas sekitar 35 kursi) yang menanti di Teluk Gembira akan mengangkut kami mengunjungi sejumlah tempat iconic di Belitung. Seingat saya, guru-guru di sekolah yang ada di Pulau Seliu-lah yang membantu kami mencarikan bus pariwisata ini. Terima kasih :)
Oh iya, ini kalau ada yang tanya "Situ KKN apa maen?", hmmm yha KKN, tapi gimana yak, KKN kami emang se-seru ini sih dari awal sampai akhir. Suka duka kami nikmati bersama. Kalau kata lagunya Mas Ipank sih "kesempatan seperti ini tak akan bisa dibeli" atau kalau Sherina bilang "rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan" (hmm....baper lagi saya haha). Lanjuttt....

Jika Anda ke Belitung, sempatkanlah berkunjung ke museum yang satu ini. Seingat saya, Museum Kata Andrea Hirata terletak tak jauh dari replika SD Muhammadiyah Gantong (atau lebih dikenal dengan replika Sekolah Laskar Pelangi) dan tak jauh dari tempat wisata Kampung Ahok. Saya mencoba memanfaatkan Google Map untuk melihat seberapa jauh museum ini dari Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, dan ternyata jarak museum dari bandara adalah kurang lebih satu jam perjalanan darat. Museum ini terletak di pinggir jalan, tanpa pagar pembatas atau semacamnya. Cat warna-warni mencolok yang menghiasi museum pasti akan menarik perhatian Anda. Sebuah artikel di situs berita CNN online menuliskan bahwa atas nama idealisme, Andrea memilih tidak membangun museum ini di kota besar, melainkan di kampung halamannya. Selain terasa lebih berarti,  Andrea juga berniat memberdayakan orang lokal di daerahnya. Misalnya, ia mempekerjakan enam orang lokal untuk operasional museum sehari-hari.

Letak Museum Kata Andrea Hirata Belitung
Ini plang utamanya, akan terlihat mencolok dari jalan hehe.
Mengamati es krim yang kian  mencair, Belitung panas rek!

Quote Museum Kata Andrea hirata
Keterangan tentang Museum Kata Andrea Hirata.

Jujur, ketika berada di museum ini, saya pribadi kurang menikmati feel sastra-nya, karena saya takjub dengan fisik bangunannya. Habis gimana, segala sesuatu di tempat seluas sekitar 100x60 meter persegi ini sungguh eye-catching!! Interiornya yang dipenuhi barang-barang antik seperti radio lawas, televisi jaman dahulu, mesin jahit, kursi-kursi antik, dll juga telah memanjakan mata saya. Ditambah terbatasnya waktu berada di sini (karena kami manut Pak Sopir dan kru bus heheh) membuat saya tidak sempat membaca koleksi yang ada di museum yang dibangun dengan dana satu miliar ini. Hanya membaca sekilas-sekilas saja. Jadi, saya hanya akan berbagi sejumlah foto ketika saya dan teman-teman KKN berada di sana (biar nggak mubazir hehehe)  dan hal-hal yang saya ingat saja. Itupun maaf jika tak banyak yang dapat saya ingat, karena hamper tiga tahun berlalu sejak kunjungan itu. Maafkan. Suatu saat saya ingin mengunjungi Belitung lagi, mengunjungi Museum Kata Andrea Hirata lagi untuk melihat lebih detail tentang museum ini.

Meski didirikan tahun 2010, namun berdasarkan plakat yang saya baca, museum ini baru diresmikan oleh Menteri Pariwisata (Pak Arif Yahya) pada tanggal 1 Maret 2015. Hal yang paling menarik perhatian dari museum adalah warna-warni cat yang menghiasi dinding-dindingnya. Bangunannya sederhana, tapi penuh warna. Ada beberapa ruang dalam museum yang diberi nama berdasarkan karakter di novel Laskar Pelangi (Ruang Lintang, Ruang Ikal, Ruang Mahar). Masing-masing ruang memiliki desain yang unik dan kreatif. Di dalam museum begitu banyak kutipan kata-kata dari sastrawan dunia yang tertulis di dinding bahkan di lantai. Terdapat koleksi 200 literatur berbagai genre dari seluruh dunia dalam museum. Sejumlah lukisan dalam berbagai ukuran juga hadir. Novel sang empunya museum pun tentu saja terpasang di dalamnya. Novel dalam berbagai bahasa berjajar rapi di salah satu dinding ruangan. Begitu pula foto-foto adegan dari film Laskar Pelangi.


Backpacker Belitung
Duo sahabat Geodesi, Sapta dan Ria berpose di hadapan
edisi internasional dari novel Laskar Pelangi.
This is my favorite photo, the way they look at each other is sooo daebak!!

Wisata Belitung yang wajib dikunjungi
Ada kutipan kata-kata yang tertulis di lantai museum.

Wisata Murah Belitung
Sebuah kalimat fenomenal dari Andrea Hirata.

Di museum privat ini disediakan pula ruang-ruang membaca yang cukup luas dengan kursi-kursi kayu yang nyaman. Mau membaca sambil ngopi? Bisa banget, sebab di bagian belakang museum juga terdapat dapur Kopi Kuli yang menyajikan kopi khas Belitung. Kopi yang dimasak dalam ketle dengan tungku kayu tradisional untuk memanaskannya. Maklum, Belitung  terkenal dengan kebiasan ngopi dan warung-warung kopi. Suatu ciri khas yang sering digambarkan Andrea Hirata dalam novel-novelnya, mungkin ia ingin menghadirkan kearifan lokal itu di museum ini. Sayangnya, saya pun tak sempat mencicipi kopi di tempat ini, satu-satunya kopi Belitung yang saya minum selama disana adalah kopi bikinan warga Pulau Seliu (yang menurut saya itu kopi enak banget, apalagi diminum sambal menyaksikan purnama aiiih). Di samping itu saya sesungguhnya adalah orang yang sudah cukup bahagia dengan sekedar kopi sachet.


Wisata Belitung Laskar Pelangi
Salah satu ruang membaca atau lebih tepatnya reading and writing space.

Jam buka Museum Kata Andrea Hirata adalah dari jam 10.00 pagi hingga jam 17.00 sore. Berada di dalamnya kita tidak akan bisa menahan diri untuk tidak berfoto-foto ria hehehe. Begitu banyak spot menarik yang sayang dilewatkan. Harga tiket masuk ke Museum Kata Andrea Hirata berdasarkan informasi yang saya baca adalah Rp50.000,00/orang. Harga itu termasuk CD OST Laskar Pelangi dan buku saku (yang saya gak tau apa isinya). Ada juga beberapa artikel yang bilang kalau masuk sana gratis. Ketika saya kesana, saya bahkan mengira kalau itu gratis (atau waktu itu gratis tapi sekarang udah bayar ya?). Waktu kami kesana tahun 2015, kami juga tidak mendapat CD OST Laskar Pelangi maupun buku saku. Ketika saya bertanya kepada teman KKN yang menjadi bendahara kala itu, ia mengatakan kalau ia sudah lupa perihal harga-harga. Hmmm....jadi soal harga masih misteri hehehe.

Itulah cerita saya tentang Museum Kata Andrea Hirata, sempatkanlah berkunjung kesini suatu hari nanti. Enjoy the tranquility in Belitung too! And...here some photograph about this lovely place! I put caption under the photos, make sure you read it! Semoga foto-foto ini bikin Anda terpanggil buat main ke Belitung heheheheh. 


Wisata Belitung Timur wajib dikunjungi
Hani, di salah satu furniture lawas dalam museum.


Wisata unik di belitung
Mbak Fitra, sang fotografer kebanggaan kami
dan Athia, biduan tersayang haha.
Bisa dilihat, ada sejumlah lukisan-lukisan pula dalam museum ini.


Backpacker Murah ke Belitung
Jendela pun dilukisi dan ditulisi.
Di ruang ini ada sepeda kuno yang keranjangnya dihiasi bunga-bunga, so cute.
Sayangnya, foto dari sepeda itu nggak ada yang bagus
jadi nggak saya unggah huhu.

Tips Wisata Laskar Pelangi
Sejumlah poster dari film Laskar Pelangi dan cerita di balik novelnya.


The others vintage furniture di sekitar Princess Mojokerto, Choiri.


Kak Ria, Geodesi Hitz mantan Paskib Bengkulu
dan Paskib kebanggaan Pulau Seliu.

Ini ruang favorit saya!
Ruang baca yang sangat berwarna. LOVE!!!
I took soo much photos in this room hahaha.

August 26, 2015. Did you know how much I miss you?
I really wish you to be here by my side.
#HALAHCURHAT

I'm coming home, Love.

Maaf ada saya lagi hahaha. 

Kira-kira, ini ruang Lintang, Mahar, apa Ikal??
Jujur, saya juga lupa hahah





My favorite quote!!!



Dan jangan lupa untuk terus semangat mewujudkan impian-impian!!
Semoga impian-impian kecilmu atau juga impian terbesarmu terwujud di tahun ini! :)

Minggu, 04 Februari 2018

Seluruh foto dari Tim KKN-PPM UGM 2015 Unit BBL-11
Sejumlah informasi didapat dari CNN Indonesia
February 06, 2018 No comments
Setelah sekian lama libur dari menulis di blog, hari ini saya sengaja meluangkan waktu untuk kembali berbagi cerita, dan setelah sekian lama itu pula, yang akan saya bahas masih tentang KKN. Kawan, tim KKN yang sudah berkali-kali saya bahas di blog itu menghasilkan satu pasangan yang awet hingga jenjang pernikahan. Tak lain adalah sahabat dekat saya, Hani, yang sejak November tahun lalu telah resmi menjadi istri teman KKN saya, Imad. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Terkadang, dua bulan bukanlah waktu yang singkat untuk cukup memantapkan hati pada satu nama #tsaaah. Cinlok KKN adalah salah satu 'hasil' KKN yang nyata! Haha.

Saya kebagian tugas jadi among tamunya Hani,
bersama sahabat Hani yang lain, Niswah.

Awal Juli ini, Hani dan Imad melangsungkan resepsi pernikahan mereka yang tentunya sekaligus menjadi ajang reuni bagi Tim KKN BBL-11 Pulau Seliu. Resepsi diselenggarakan di Museum Haji Widayat, Magelang dengan adat Minang, mengingat Hani adalah keturunan Minang-Jawa. Saya tak akan banyak menuliskan kata-kata, hanya ingin berbagi sejumlah foto dalam agenda "Kondangan Seliu" ini. Tulisan versi agak panjang mengenai "Kondangan Seliu" ini, izinkan saya berbagi tulisan team leader KKN Seliu, Vempi Satriya yang diunggahnya dalam Facebook, berikut ini:

Reuni Tim KKN BBl-11 dalam Kondangan Seliu.
Minggu, 2 Juli 2017 
Sehari bersama keluarga KKN BBL-11 Pulau Seliu di acara walimahan Hani-Imad, yang keduanya juga merupakan bagian dari keluarga BBL-11. 
Foto-foto ini merupakan dokumentasi acara berjudul "Kondangan Seliu" yang merupakan salah satu output program kegiatan Sub-Program 5: BaPer, yaitu program "Ci(n)lok satu KKN" dan program "Gagal Move On dari kenangan masa lalu". Dimana didalam acaranya berisi walimahan itu sendiri (baik salah satu saja ataupun keduanya yang dari Tim Seliu), reunian, dan halal bi halal serta ajang telling story nostalgila baper seliu, throwback kisah lucu nan menggemaskan selama KKN tahun 2015 silam. 
Program ini dilatarbelakangi oleh rentetan kisah drama dari tiga puluh mahasiswa yang hidup dua bulan bersama di pulau bernama Pulau Seliu. Berawal dari kisah itulah muncul ikatan kekeluargaan yang erat, hingga tingkatan tertingginya adalah ikatan akad nikah antar sesama punggawa BBL-11. Tingkatan ikatan tertinggi tersebut hanya bisa dicapai oleh beberapa orang saja, salah duanya adalah Imad dan Hani ini, yang juga sekaligus menjadi yang korban program yang pertama (ga tahu nanti bakal ada lagi atau enggak wkwk). 
Batas periode penyelesaian program ini adalah tidak ada, karena tidak akan permah dipertanggungjawabkan ke LPPM, atau hingga kita tlah tua nanti kalau kata Project Pop dalam lagu "Ingatlah Hari Ini" yang juga menjadi salah satu MARS Tim Seliu. 
Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin tali silaturahim antar kita semua sekaligus ajang motivasi buat yang lain, agar segera menemukan serpihan tulang rusuk yang telah lama bersembunyi. Haha. 
Semoga acara "Kondangan Seliu" ini bisa berlanjut sampai penobatan kapal yang terakhir sekaligus mengakhiri pergiliran kepemilikan kapal, dan kemudian terus berlanjut hingga kita tua nanti. 
Hani dan Imad bersama Kapal Seliu yang jadi piala bergilir pernikahan Tim BBL-11.
Selamat dan semoga berkah untuk Hani-Imad, semoga rumah tangga kalian senantiasa tangguh mengarungi bahtera kehidupan setangguh Kapal Seliu dalam menaklukkan ombak selat Seliu-Padang Kandis, kuat sekuat Kapal Seliu yang mampu membawa muatan berat dari muatan orang, motor dan segala macam barang2 kebutuhan seluruh warga desa, serta lincah, selincah nelayan-nelayan Seliu yang hasil tangkapan ikannya selalu banyak, dan pasti enak dimasak jadi sayur gangan dan dimakan bareng-bareng dalam nampan (baca: berage).


Sejumlah kawan yang menyempatkan diri mampir ke rumah saya.

Terimakasih juga buat para sponsor, diantaranya Nurul: yang telah menyiapkan penginapan hotel bintang lima nan barakah + layanan korden sarung yang super prima, Ibunya Nurul: yang telah menyediakan konsumsi yang super enak dan melimpah buat kita semua, hingga membuat saya seharian mules kekenyangan, Okta dan Voila: yang sudah menyediakan transportasi Jogja-Magelang PP untuk ibu-ibu PKK Seliu, lalu Zakariya Ahmad Aji Pamungkas yang sudah menyediakan fasilitas gojek antar jemput + fasilitas nonton gratis tinju Pacman vs Jeff Horn (yang akhirnya dimenangkan oleh Jeff Horn), dan juga teman saya Miftakhul Arifin yang telah membantu dalam pengadaan miniatur Kapal Seliu dan setia menemani saya selama touring Magemlang dua hari ini, serta pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. 
Selamat jumpa lagi kawan-kawanku Tim KKN BBL-11 Pulau Seliu. Jangan lupa buat Hani-Imad dan teman2 seliu semuanya, kapalnya itu digilir ya, jangan dipek dewe lho. Biar nanti yang ngepek yang paling terakhir sendiri nikah, makanya kalo pengen memilikinya secara permanen, mending terakhiran aja nikahnya. Hahaha. 
See you guys.
Sekian penjelasan singkat tentang program "Kondangan Seliu" presented by tim KKN UGM BBL-11 Desa Pulau Seliu tahun 2015.
Maturnuwun.

Itulah tulisan team leader KKN Seliu atau yang lazim disebut Kormanit (Koordinator Mahasiswa Unit). Kalau tertarik baca tulisan-tulisan beliau, boleh lho mampir ke blog-nya Vempi.

Sekedar penjalasan tambahan:

  • Lagu Projet Pop yang berjudul "Ingatlah Hari Ini" merupakan salah satu lagu yang kami nyanyikan bersama-sama pada malam perpisahan KKN. Selain itu, kami juga menyanyikan lagu darah Belitung yang berjudul "Berage", sebuah persembahan kecil untuk warga Seliu. Anak-anak Seliu-lah yang mengajari kami menyanyikan lagu tersebut :')
  • Kami membuat miniatur kapal khas Seliu untuk menjadi 'piala bergilir' pada setiap pernikahan anggota Tim KKN Seliu. Hmm...kapan yaa kra-kira kapalnya sampai rumah saya? Hahah.
Oh iya, ada tulisan lain selain dari Vempi, yaitu dari kawan saya yang lain terkait euforia Kondangan Seliu dan sebuah tangkapan layar status Facebook pribadi. Saya dibuat speechless dengan tulisan Choiri di kolom komentar unggahan foto seorang kawan (Ria) ini :') 


"Sometimes pengen kembali waktu baru kenal kalian, jaman menghadiri rentetan rapat tiap malam. Meskipun hal yg paling jauh di hidup kita adalah masa lalu, tapi setiap mengenang masa lalu kita, aku jadi merasa semakin deket sama kalian :')). Dan dalam perjalanan di kereta pulang ke mojokerto kemaren yg tidak se-excited perjalanan berangkat, aku jadi ingin mengulang hari-hari sebelum aku pergi ke magelang. Rasanya tiap hari excited bgt kek ada yg ditunggu tunggu. Setelah direnungkan ternyata yg bikin bergairah adalah harapan ya, harapan yg bikin semangat bgt buat nunggu hari sabtu brgkt ke klaten ketemu kalian. Wahai kawan kawan kuuuh, sejauh apapun nanti kita berpisah dalam jarak geografis, semoga tidak memberikan harapan palsu untuk saling bertemu wkwkwkwkw 😜. Haha semoga tetap ada harapan menjaga silaturahmi yg intim ya, yg nantinya bisa menumbuhkan kerinduan, mengalirkan dan mempertemukan kita bersama ke sebuah muara bernama : keluarga BBL-11 :')). Duh dowo nan. Alay ga sih? whatever lah yg penting ♥ kalian!"


Yaa, Kondangan Seliu ini pun menjadi suatu hari yang saya tunggu-tunggu, seperti halnya Choiri. Tetap semangat menghidupi kehidupan masing-masing, keluarga BBl-11 :)
I will miss you, till we meet again!!




Ruang tamu rumah, 05 Juli 2017
Ketika netizen sedang heboh dengan 
pengumuman pernikahan Song Joong Ki-Song Hye Kyo
Pengumuman pernikahan kita kapan?
July 05, 2017 No comments

Ramadhan adalah tentang kesempatan dan harapan, kadang juga tentang...kenangan. Sebuah kalimat yang telah saya katakan pada posting sebelum ini. Ya, Ramadhan kadang adalah tentang kenangan, maka sangatlah wajar jika Ramadhan kali ini, saya atau mungkin juga kami, terkenang akan bulan puasa satu tahun yang lalu. Kali ini, izinkanlah saya mengenang bulan puasa tahun lalu yang tak terlupakan bagi kami.
Tiga puluh Juni, tahun 2015 adalah pertama kalinya saya bepergian dengan pesawat terbang. Penerbangan dari Jakarta itu membawa saya mendarat di Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin Tanjung Pandan. Kesan pertama ketika keluar dari pesawat adalah: panas. Ya, bagi saya tempat itu cukup panas. Apalagi kala itu, adalah tengah hari di pertengahan bulan Ramadhan, cukup membuat kami makin haus dibuatnya haha. Tapi, saya harus mulai membiasakan diri, karena di tempat dengan suhu seperti inilah saya akan tinggal selama enam puluh hari mendatang untuk misi Kuliah Kerja Nyata.
Usai mengurus barang bawaan dan segala administrasi lainnya. Kami disambut kepala desa tempat kami akan melaksanakan KKN di halaman luar bandara, beliau adalah Pak Edyar yang telah menyiapkan satu unit bus milik Dinas Perhubungan dan mobil pribadi beliau untuk membawa kami ke lokasi KKN. Bus Dishub Kabupaten Belitung yang kami tumpangi jauh lebih kecil dari bus yang membawa kami dari Jogja ke Jakarta, jadilah dengan bus yang dijejali berbagai macam barang bawaan, kami berjalan meninggalkan bandara. Berjalan ke arah selatan, melewati jalan aspal yang tak terlalu lebar dan cenderung sepi, berbeda jauh dengan jalan raya yang kami temui di Jogja sana. Bahkan, kami sempat menemukan kera berlarian di salah satu sisi jalan, pemandangan unik yang jelas tidak akan kami temui di kota tempat kami menuntut ilmu. Perjalanan melaju ke arah selatan dan terus ke arah selatan hingga masuk Kecamatan Membalong, tepatnya di Desa Padang Kandis. Kami turun di sebuah dermaga yang begitu kecil dan sepi, tempat ini bernama Teluk Gembira, sebuah dermaga penghubung antara pulau yang akan kami tinggali dengan Pulau Belitung. 
Pertama kali tiba di dermaga Teluk Gembira.

Setelah sekitar setengah jam naik perahu, kami mulai melihat dermaga lain, sedikit lebih ramai daripada Teluk Gembira. Ada beberapa perahu nelayan merapat di dermaga itu. Ternyata, perahu kami pun turut merapat di situ. Kawan, sore itu adalah pertama kalinya saya dan teman-teman BBL-11 menginjakkan kaki di Pulau Seliu. Ketika berjalan dari dermaga memasuki gerbang selamat datang, kami tidak tahu masyarakat seperti apa yang akan kami hadapi, kami tidak tahu tempat seperti apa yang akan jadi rumah sementara kami, memang segala kegiatan dan kemungkinan telah coba kami persiapkan beberapa bulan terakhir, tapi tetap saja, kami tidak memiliki bayangan yang jelas tentang pulau kecil ini. Kami hanya tahu, apapun yang terjadi enam puluh hari nanti...harus kami hadapi. Kami hanya tahu, lima belas hari Ramadhan yang masih tersisa, akan begitu berbeda.
June 30, 2016 No comments
Penghujung semester genap, memasuki masa-masa dimana tak lama lagi KKN UGM periode antarsemester akan diberangkatkan. Satu tahun yang lalu, saya juga terlibat dalam persiapan yang lumayan 'riweh' untuk menghadapi KKN. Nah, karena pernah merasakan repotnya mempersiapkan banyak perbekalan untuk tinggal dua bulan di tanah rantau dengan jumlah muatan yang bisa dibawa terbatas, kali ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman untuk menghadapi per-KKN-an yang ooh betapa indahnya itu haha.

Persiapan yang saya tuliskan ini murni berdasarkan pengalaman pribadi yang saya alami, mungkin beberapa hal akan berbeda antara keadaan saya dengan keadaan teman-teman. Namun, semoga hal ini akan tetap dapat membantu :)

  1. Apabila lokasi KKN jauh dan mengharuskan naik pesawat terbang, sebaiknya berikan tanda yang sama pada seluruh barang yang masuk bagasi dan tidak dibawa ke kabin. Hal ini sangat berguna untuk memudahkan mengenali barang-barang kita saat pengambilan. Waktu itu, pada seluruh koper dan kardus milik Tim BBL-11 kami memasang pita merah dan stiker KKN Seliu, sehingga kami bisa langsung mengenali ketika barang kami keluar dari something yang ada rail-nya itu (entah apa namanya hahah). Ini sangat penting, karena jika tidak dilakukan akan sangat rawan tertukar. FYI, bahkan meskipun sudah diberi tanda...koper saya sempat terbawa oleh tim KKN Padang Kandis, Belitung ketika di Bandara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan. Untungnya penumpang pesawat kala itu belum meninggalkan bandara, sehingga masih da kesempatan untuk mencari dan alhamdulillah ketemu.
  2. Bawalah makanan yang awet seperti abon, kering tempe, atau bumbu pecel. Percayalah, makanan-makanan itu akan sangat berguna sebagai teman makan nasi ketika benar-benar kepepet nggak ada yang bisa dimakan hehehe. Kalau bisa setiap individu bawa seperempat atau setengah kilo dari salah satu jenis makanan itu.
  3. Sebelum berangkat, rencanakan dengan baik teknis memasak, cuci piring, piket kebersihan, teknis belanja logistik, dan semacamnya. Pastikan rencana dikomunikasikan dengan baik dan mendapat persetujuan tim. Meskipun kemungkinan apa yang sudah direncanakan akan berubah ketika berada di lapangan...tapi ingatlah failing to plan is planning to fail! Jadi, perencanaan yang matang tentang hal-hal tersebut akan sangat membantu setidaknya pada awal-awal masa beradaptasi di lokasi KKN.
  4. Kalau KKN harus melewati masa lebaran yang membuat kalian tak bisa pulang ke rumah, bawalah kue lebaran hahaha. Tahun lalu, setiap anggota Tim BBL-11 wajib membawa kue lebaran sebanyak satu atau dua toples/bungkus. Why? Biar kalau lebaran kita tetep punya kue yang ditata begitu indahnya dan dapat dinikmati sebagai cemilan atau disuguhkan kalau-kalau ada tamu. Biar feel lebarannya kerasa haha. Iya sih, mungkin kita bakal dapet banyak jamuan dari warga ketika lebaran...tapi, hendaklah kita tidak terlalu mengharap pada sesuatu yang belum pasti kan yaa? *janganbaper*
  5. Hal-hal ini jangan lupa di-packing: gunting kuku, payung, senter, kabel rol, sisir, handuk, hanger (nulisnya gimana sih? Itu lho, yang buat nggantung baju. Iya, baju bukan perasaan ahahah). Barang-barang itu rawan terlupakan tapi penting untuk mendukung kehidupan selama di tanah rantau haha.
Hmmm...sementara itu dulu yang bisa saya bagikan hari ini, untuk melengkapi tantangan #20HariMenulis. Nggak usah banyak-banyak dulu yaa, biar materi tulisannya nggak cepet habis hahah. Selain itu, juga karena waktu menulis yang dimiliki juga terbatas mengingat begitu padatnya kegiatan saya bulan ini.

Semoga tips-tips itu bermanfaat dan selamat menempuh KKN!

Bantul, Juni 2016
catatan seorang pengurus logistik dan konsumsi Tim BBL-11
June 10, 2016 No comments
Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menulis gratitude list pastilah KKN adalah kado terindah di usia saya yang keduapuluh satu.

Program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat telah kami lakukan di Desa Pulau Seliu, Belitung selama dua bulan. Selain program-program itu, kami juga meluncurkan website resmi untuk pulau tersebut. Tujuannya adalah agar Seliu lebih dikenal masyarakat sebagai suatu destinasi wisata di kawasan Belitung bagian selatan, ya mengingat selama ini pariwisata Belitung yang lebih banyak diekspos adalah yang berada di bagian utara seperti Pantai Tanjung Tinggi dan Pulau Lengkuas. Website tersebut telah dirintis selama kami KKN di pulau kecil itu, dengan alamat www.seliuindonesia.com. Silakan dikunjungi untuk informasi lebih lengkap :) Kami juga melakukan pelatihan pengelolaan website tersebut kepada pemuda Seliu, agar isi website senantiasa update setelah kami pulang. Meskipun pelatihan tersebut kini belum membuahkan hasil maksimal.

Sebagai Tim KKN yang mengusung program utama Sistem Penyedian Air Minum (SPAM), kami memang lebih banyak menjalin kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung. Bahkan perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum sempat meninjau lokasi KKN kami. Ya, kami jarang (dan mungkin juga awalnya agak sulit) berinteraksi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung meskipun kami juga memiliki subprogram yang bergerak di bidang pariwisata. Kami hanya berusaha sebaik mungkin menyiapkan Seliu sebagai destinasi wisata. Melalui promosi via website, perancangan masterplan untuk desa, pembuatan plang penunjuk jalan, dan persiapan kuliner khas. Pengetahuan tentang pariwisata yang kami berikan masih sangat terbatas, apalagi rentang waktu dua bulan terlalu singkat untuk mengadakan pemberdayaan masyarakat secara utuh. Kami sadar bahwa jika ingin mengeskpos pariwisata Seliu, keindahan alam dan infrastruktur fisik saja tidaklah cukup, sangat diperlukan peran masyarakat untuk mengembangkan pariwisata sebagai penggerak ekonomi dan sebagai pengontrol agar alam Seliu sebagai 'daya jual' wisatanya tidak rusak oleh tangan-tangan jahil. Oleh karena itu, kami mengusulkan pada pihak kampus agar tahun depan dan beberapa tahun ke depannya KKN di Seliu diselenggarakan lagi untuk meneruskan program-program kami.

Usaha kami untuk mengembangkan Seliu sebagai destinasi wisata agar berdampak positif pada perekonomian masyarakatnya perlahan membuahkan hasil. Website yang kami susun mendapatkan sambutan yang cukup baik dari pembaca. Selama kami KKN saja ada beberapa orang yang tertarik berwisata di Seliu karena membaca website dan menghubungi contact person (CP) yang kami cantumkan. Salah seorang dari pembaca tesebut langsung mengunjungi Seliu tak lama setelah saling kontak dengan CP. Namun, yang paling membahagiakan khususnya bagi saya adalah komentar dari Saudari Angela Angestiana di website beberapa bulan setelah kami pulang KKN. Komentar tersebut membawa angin segar dan harapan akan pengembangan pariwisata Seliu. Terima kasih, Mbak Angela.



Tak lama setelah itu, kami mendapat kabar dari warga setempat bahwa Stasiun TVRI baru saja mengambil rekaman di desa mereka untuk suatu acara pengenalan wilayah-wilayah NKRI (saya lupa nama acaranya). Ketika hari penayangan, kami dari Jogja pun turut berbahagia menyaksikan tempat yang selamanya menjadi bagian dari hidup kami melalui televisi. Saya juga mendengar kabar dari warga bernama Pak Bachtiar dan Pak Fadla bahwa ada semacam sosialisasi mengenai pariwisata yang diadakan dari Seliu. Saya sendiri kurang tau dari lembaga apa yang mengadakan. Namun, dari media sosial Facebook, saya mengetahui bahwa ada seorang bernama Budi Setiawan yang rupanya adalah alumni UNPAD dan juga aktivis lingkungan yang memberikan sosialisasi kepariwisataan di Seliu. Terima kasih, Mas Budi. Alhamdulillah, Pulau Seliu perlahan mulai mendapat perhatian dari masyarakat luas.

Saya juga sempat menulis artikel tentang perjalanan saya di Seliu pada sebuah majalah travel online yaitu Travelnatic. Saya harap, artikel yang menjadi headline majalan online tersebut dapat turut membantu promosi wisata Seliu. 

Cover Majalah Travelnatic Edisi Oktober 2015.
Silakan Download versi lengkapnya disini.
Selain website dan juga Instagram Pulau Seliu, kami juga menerbitkan buku dan video. Buku itu berisi catatan perjalanan kami selama dua bulan di Seliu dan juga foto-foto lokasinya. Buku yang kami beri judul Surga di Negeri Liu-Liu ini beberapa waktu lalu kami ikutkan lomba di LPPM UGM bersama buku-buku lain yang juga merupakan hasil kerja KKN tahun 2015. Alhamdulillah, kami memenangkan hibah buku dan video dari LPPM. Bersyukur sekali rasanya. Buku Surga di Negeri Liu-Liu belum secara resmi terbit, kami masih terus melakukan revisi untuk memberikan yang terbaik kepada pembaca sekaligus persembahan terindah untuk warga Seliu. Doakan saja, bulan depan buku tersebut dapat terbit sehingga teman-teman yang tertarik juga bisa memesan :) Mmmm...ngomong-ngomong saya akan berikan sedikit cuplikan dari buku Surga di Negeri Liu-Liu tersebut. Sebuah paragraf yang sangat menyentuh bagi saya:

Thanks for writing about this great team.
Cover buku Surga di Negeri Liu-Liu karya Tim KKN-PPM UGM Unit BBL-11
Link: Pengumuman Pemenang Hibah LPPM

Sementara tentang video, kami baru merilis video singkat berdurasi lima menit. Ya, lima menit untuk selamanya. Video yang full-version untuk sementara belum jadi. Apabila teman-teman berminat melihat silakan putar saja di YouTube berikut ini. Sebuah video singkat dan tanpa dialog yang selalu sukses mengukir rindu pada Negeri Liu-Liu.



Itulah sedikit cerita mengenai perjuangan Tim BBL-11 untuk mengangkat Pulau Seliu sebagai suatu destinasi pariwisata. Sebagai seorang yang pernah mempelajari Manajemen dan Kebijakan Pariwisata saya tentu sangat memahami bahwa apa yang lakukan itu sangat minim, sangat penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pihak-pihak seperti pemerintah maupun aktivis yang berkenan membantu pengembangan pariwisata Seliu tentunya dengan konsep suistainable tourism yang tetap mengedepankan kelestarian lingkungan dan menjadikan masyarakat lokalnya sebagai pemeran utama dalam kepariwisataan tersebut :)

Maaf yaa, bahkan setelah empat bulan sepulang KKN saya masih saja menulis tentang KKN. KKN dua bulan memang bikin susah move on dari pengalaman-pengalaman indahnya. Apalagi kalau menjalaninya bersama Tim BBL-11 hahahah.


Ruang Tamu Rumah, Magelang | 28 Desember 2015
Rindu semilir angin di Dermaga Seliu berikut es cincau Mak El :')
December 28, 2015 4 comments
Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semacam recount yang menceritakan pengalaman di hari lalu. Anggap saja sebagai sebuah cerita nostalgia tentang indahnya bulan istimewa di tanah istimewa. Selamat membaca :)

Tujuh belas Agustus adalah tanggal yang selalu istimewa di benak kami, Warga Negara Indonesia. Pada hari itu, tujuh puluh tahun yang lalu, bangsa ini memproklamirkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, bebas dari belenggu penjajah. Ya, merdeka setelah tiga setengah abad dijajah bangsa asing. Sudah tujuh dekade dan pertanyaan masih sering singgah dalam benak kita adalah apakah kita sudah benar-benar merdeka? Bagaimana Anda atau..kita menjawab pertanyaan itu? Ah, tapi di sini saya tidak ingin berdebat soal apakah kita sudah merdeka atau belum, atau tentang apa itu merdeka. Terlepas dari semua itu, bangsa ini memiliki tradisi unik dalam merayakan kemerdakaan (yang dipertanyakan)-nya. Itulah yang akan saya bahas dalam tulisan ini.


Sang Merah Putih di langit Seliu
Fotografer: Gregorius Oktaviano

Entah bagaimana asal-usulnya, kemerdekaan negeri ini sering diperingati dengan adanya berbagai perlombaan. Ya, perlombaan di berbagai level, mulai dari tingkat kampung hingga tingkat nasional, dan berbagai instansi, mulai dari sekolah TK, perguruan tinggi, instansi pemerintahan, hingga swasta. Lomba yang diadakan pun beraneka ragam, tentu yang paling familiar di benak kita misalnya lomba makan kerupuk, lomba balap karung, lomba tarik tambang, dsb. Hingga kompetisi yang ‘kekinian’ seperti lomba fotografi, fashion show, dll. Selain itu, upacara bendera juga menjadi suatu hal yang pasti dilakukan di seluruh penjuru negeri. Adapula yang merayakannya dengan tirakatan atau semacam doa bersama demi kebaikan bangsa ini.

Agustusan di Seliu

Agustus tahun ini sungguh berbeda bagi saya. Kenapa demikian? Karena saya tidak merayakannya di Magelang atau di Jogja seperti tahun tahun sebelumnya, melainkan saya merayakannya di Pulau Seliu. Pulau kecil yang bahkan baru saya dengar namanya enam bulan terakhir. Dua bulan saya disini bersama bersama dua puluh sembilan orang lainnya dalam misi KKN, pengabdian masyarakat katanya.

Pulau Seliu merupakan pulau kecil, terdiri satu desa dengan dua dusun yang total memiliki sekitar 1.200 jiwa. Letaknya pun jauh dari pusat kota Belitung. Listrik belum dua puluh empat jam mengaliri pulau ini, begitu pula fasilitas jalan yang masih sangat biasa, tapi segala keterbatasan dan kurangnya perhatian dari pemerintah itu tak membuat masyarakatnya kehilangan rasa nasionalisme, rasa bangganya sebagai warga negara Indonesia. Hal itu terbukti dari meriahnya perayaan peringatan kemerdekaan Indonesia di pulau ini. Jujur saja, bahkan di kampung saya yang jauh ‘lebih kota” daripada Seliu, beberapa tahun terakhir kemerdekaan tidak dirayakan sehebat ini. Namun, di sini tak tanggung-tanggung kemerdekaan dirayakan sebulan penuh. Begitu banyak macam perlombaan dan berbagai acara lainnya yang tak hanya diperuntukkan bagi anak-anak, namun mencakup segala umur. Ada lomba joget, ada lomba karaoke, ada lomba panjat pinang, ada lomba tarik tambang, ada lomba balap karung, bahkan lomba tebak orang. Memang, aneka lomba itu merupakan kegiatan standar di tiap daerah, namun tentu saja bagi kami, tim KKN BBL-11 hal itu istimewa.

Tim BBL-11 sudah berada di Pulau Seliu sejak bulan Juli 2015, pertengahan bulan tersebut pihak pemerintah desa telah membentuk kepanitiaan perayaan kemerdekaan Indonesia. Kami pun dilibatkan dalam kepanitiaan. Aneka lomba yang saya sebutkan tadi sudah dimulai sejak awal bulan Agustus. Setiap akhir pekan, diadakan lomba joget untuk anak-anak hingga dewasa, juga lomba karaoke. Sepetak tanah kosong di samping kantor Badan Permusyawaratan Desa Pulau Seliu dijadikan panggung gembira. Seliu yang cenderung sepi saat malam menjadi ramai karena kegiatan ini. Penduduk terkonsentrasi menyaksikan peserta beraksi di panggung gembira. Lomba karaoke dan joget ini merupakan bentuk kerjasama yang baik antara warga dengan tim BBL-11.

Tim Voli BBL-11

Yang tak kalah seru adalah pertandingan voli, baik untuk putra maupun putri yang digelar setiap sore di Lapangan Voli Pulau Seliu. Tentu saja Tim KKN BBL-11 turut berpartisipasi dalam pertandingan ini. Dua tim putra dan satu tim putri kami kirimkan sebagai perwakilan. Namun, karena pada dasarnya kami bukan atlet voli, maka hampir bisa dipastikan kami akan kalah pada setiap pertandingan, dan itu justru menjadi hiburan tersendiri bagi kami hahah. Ya, warga Seliu memang jago bermain voli sehingga bisa dengan mudahnya mengalahkan kami. Apalagi tim voli putri yang seringkali harus menanggung kekalahan dengan skor yang sangat signifikan hahaha. Tapi, bagi Tim BBL-11, voli di Seliu bukan persoalan kalah dan menang, toh keduanya juga membuat kami merasa senang. Voli di Seliu merupakan salah satu cara kami menjalin kekeluargaan dengan warga. Sambil menunggu waktu bertanding atau sambil menyaksikan kawan berlaga, kami sering bercengkrama dengan anak-anak Seliu, atau juga jajan pempek sambil ngobrol dengan warga. Ketika senja datang, kami pun pulang. Berjalan kaki dari lapangan voli menuju pondokan sambil tertawa membahas pertandingan yang telah dilalui dan berbagi es dengan kawan. Atau kalau ada warga yang jok belakang motornya kosong, mereka akan dengan ramah menawarkan untuk membonceng beberapa dari kami. Sungguh menyenangkan.
Tim voli putra BBL-11 vs Tim Voli Putra SMP N 4 Membalong.
Fotografer: Yurika Gunawan


Tim voli putri BBL-11
Fotografer: Yurika Gunawan




Upacara di Padang Bol dan Paskibraka Istana Negara

Seperti daerah-daerah lain di Indonesia, Seliu juga melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI. Hari itu adalah hari besar kedua yang dialami Tim BBL-11 setelah perayaan Idul fitri di tanah rantau. Kami bangun pagi buta agar bisa antri mandi dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Pondokan putri sudah ramai sejak sebelum subuh, maklumlah namanya juga wanita kami sibuk mempersiapkan penampilan terbaik untuk menyambut hari istimewa itu. Seluruh anggota tim menjadi petugas upacara, ada yang menjadi komandan upacara, komandan peleton, pengibar bendera, petugas paduan suara bersama tim paduan suara SMP N 4 Membalong, dan petugas P3K.


Upacara peringatan HUT ke-70 Republik Indonesia di Padang Bol, Pulau Seliu
Fotografer: Gregorius Oktaviano
Anggota tim BBL-11 bersama warga dan anak-anak Pulau Seliu.
Anggota Tim BBL-11 bersama anak-anak Pulau Seliu.
Fotografer: Yurika Gunawan

Upacara pagi itu berlangsung khidmat. Seluruh elemen masyarakat hadir dalam upacara yang diselenggarakan di Lapangan Padang Bol, Pulau Seliu. Siswa SD hingga SMP, guru-guru, karang taruna, perangkat desa, perwakilan warga dan kami Tim KKN BBL-11 turut serta mengikuti upacara yang dipimpin Kepala Desa Seliu, Bapak Edyar. Hari spesial tak kami sia-siakan begitu saja, tentu saja berfoto bersama selepas KKN merupakan hal wajib bagi kami. Baik berfoto dengan sesame kawan KKN, dengan pemuda, dengan anak-anak, bahkan dengan Pak Kades. Hari itu yang ada hanya bahagia, dan kebahagiaan itu saya lihat dari tawa yang terukir di wajah-wajah orang yang hadir. Spirit kemerdekaan begitu terasa di pulau kecil ini.

Lalu, ingatan saya menuju pada rumah. Dahulu, selepas upacara di sekolah, saya sering menyaksikan upacara peringatan hari kemerdekaan RI yang digelar di Istana Negara. Acara yang ditayangkan seruh stasiun televise nasional. Saya merasa prihatin, ketika menyadari bahwa karena terbatasnya akses listrik, anak-anak disini jadi tidak dapat menyaksikan upacara yang dipimpin Presiden itu. Ya, Neiza, Yansa, Neila, Ridho, Sulton, Bagus, dll tidak bisa menyaksikan putra-putri terbaik bangsa ini berbaris rapi sebagai Petugas Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Mereka pun sama sekali tak tau tentang acara itu ketika saya Tanya. Padahal dulu saya senang sekali menyaksikan upacar di Istana Negara ada rasa bahagia dan semangat tersendiri kala itu yang saya rasa anak-anak disini pasti juga bahagia bila dapat menontonnya. Hhh, 70 tahun merdeka dan listrik belum 24jam di Seliu… Ah, tapi saya mencoba mengambil sisi positifnya. ra Anak-anak Seliu justru bisa bertemu dan bermain bersama selepas upacara di Padang Bol, sambil menyaksikan orang dewasa mempersiapkan aneka property untuk perlombaan nanti sore. Mereka jadi memiliki lebih banyak waktu untuk bercengkarama seraya bertatap muka daripada sekedar menyaksikan televisi di rumah masing-masing.

Tujuh belas Agustus tahun 2015, selepas dzuhur, Padang Bol Pulau Seliu kembali ramai didatangi warga. Ya, hari ini aneka perlombaan digelar. Ada panjat pinang, Tarik tambang, balap karung, dsb. Kami, Tim BBL-11 turut menyaksikan dan berpartisipasi dalam lomba sore itu. Seru sekali tak habis rasanya kebahagiaan menyaksikan orang dewasa mempersiapkan aneka property untuk perlombaan nanti sore. Mereka jadi memiliki lebih banyak waktu untuk bercengkarama seraya bertatap muka daripada sekedar menyaksikan televisi di rumah masing-masing.
Anggotta tim BBL-11 dalam lomba balap karung.
Fotografer: Gregorius Oktaviano
Anggota tim BBL-11 bersama warga dalam lomba tarik tambang.
Fotografer: Gregorius Oktaviano

Lomba panjat pinang di Dermaga Pulau Seliu.
Fotografer: Gregorius Oktaviano

Tujuh belas Agustus tahun 2015, selepas dzuhur, Padang Bol Pulau Seliu kembali ramai didatangi warga. Ya, hari ini aneka perlombaan digelar. Ada panjat pinang, Tarik tambang, balap karung, dsb. Kami, Tim BBL-11 turut menyaksikan dan berpartisipasi dalam lomba sore itu. Seru sekali tak habis rasanya kebahagiaan yang dianugerahkan Allah SWT sedari pagi. Begitu antusias warga datang ke arena perlombaan, untuk sekedar menyaksikan putra-putri mereka atau turut bermain.



Bagi warga Seliu, bulan Agustus adalah ladangnya hiburan, bulan dimana banyak kegiatan dilaksanakan. Tentu saja suatu hal yang tak bisa dengan mudah mereka dapatkan di bulan-bulan lainnya. Bahkan, seorang pemuda asli bernama Mula menuturkan, kalau bukan Agustus, Seliu cenderung sepi. Di Seliu, Agustus selalu istimewa. Di Seliu, kemerdekaan Republik Indonesia selalu disambut dan dinanti kedatangannya, meskipun di tengah keterbatasan fasilitas yang dialami warganya. Dan Agustus tahun ini pun istimewa bagi kami, Tim BBL-11, tentu saja tak lain adalah karena kami merayakannya bersama orang-orang istimewa, di tanah istimewa, Pulau Seliu. 

Dirgahayu Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia semoga pembangunan lekas merata dan jangan berhenti berkarya mengisi kemerdekaan kita.
November 16, 2015 No comments
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • Kenangan Masa Kecil
    Berkumpul bersama keluarga KKN Seliu selalu menjadi kebahagiaan tersendiri dan ajang mengisi ulang semangat. Senin lalu, kami memutuskan un...
  • Perkara Memasak
    Seminggu lebih berlalu setelah Hari Raya Idul Adha dan baru hari ini saya sempat memasak daging kurban. Tak lain, adalah karena pada Hari R...
  • Tepat Waktu
    Suatu sore di Masjid Pogung Dalangan, sambil menunggu waktu sholat Maghrib, saya berbincang-bincang dengan seorang kawan. Kami membahas kes...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • Tell Them!
    Karena menyampaikan satu kalimat pujian yang tulus dari hati itu tak mengurangi apapun darimu, and...see that bright smile in their fac...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • A Drama that So Much Impress Me
    Saya tidak banyak menonton drama Korea, beberapa drama yang pernah saya tonton hanyalah Boys Over Flower , The Moon That Embraces The Sun ...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  June (1)
      • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose