Kenangan Masa Kecil

by - September 17, 2017

Berkumpul bersama keluarga KKN Seliu selalu menjadi kebahagiaan tersendiri dan ajang mengisi ulang semangat. Senin lalu, kami memutuskan untuk berkumpul di sebuah kafe hitz di Jogja, jenis kafe yang atas nama penghematan tak akan saya kunjungi jika tanpa mereka haha. Si pemilik kafe ini, tampaknya begitu memahami hasrat anak muda masa kini yang butuh menampakkan eksistensi lewat foto, sehingga bangunan kafe dibuat ala-ala Eropa. Tak ketinggalan, saya dan beberapa teman KKN turut menyempatkan berfoto ala-ala di Cafe Brick ini. Salah satunya adalah foto ini. Tapi lebih lanjut, saya tidak akan membahas tentang kumpul KKN atau kafe, saya ingin bernostalgia.


Captured by Mbak @fitraannisa_

Ketika berada di lokasi dan Mbak Fitra mengambil foto saya, tidak ada perasaan apapun dalam benak saya. Namun, ketika melihat hasil foto ini sesampainya di rumah, foto ini mengingatkan saya pada kenangan belasan tahun lalu, bahkan mungkin hampir dua puluh tahun lalu.

Lima tahun pertama dalam hidup, saya tidak tinggal di rumah yang sekarang saya huni, melainkan tinggal di rumah Mbah Ibu (demikian saya memanggil nenek dari garis Ibu). Letak rumah Mbah Ibu berada di samping masjid kampung kami dan memiliki halaman yang luas. Cukup luas untuk saya berlatih sepeda roda tiga, roda empat, ataupun lari-larian bersama teman-teman kala sore hari. Pun, halaman itu cukup luas hingga Bapak bisa membawa saya naik Vespa setiap pagi.Sebelum berangkat ke kantor, masih memakai sandal japit Bata namun  telah memakai seragam PNS --yang seingat saya, di masa itu berupa atasan krem dan bawahan coklat tua-- Bapak mengajak saya naik Vespa mengelilingi halaman rumah Mbah Ibu barang satu atau dua kali putaran. Mungkin, saat itu saya diajak Vespa untuk menciptakan kebahagiaan pada diri saya sehingga saya nggak nangis waktu Ibu dan Bapak berangkat kerja. You know, children are always obsessed about riding something, right? Include Vespa. 

Jika pada foto yang saya unggah Vespanya berwarna krem dan coklat, Vespa kesayangan Bapak berwarna biru muda...dan tentu saja tanpa ada keranjang dan bunga-bunganya hehehe. Dulu, jika diajak bepergian agak jauh naik Vespa, orang tua saya sangat memperhatikan keselamatan berlalu lintas bagi putri kecilnya. Mungkin, karena Bapak orang Dishub kali ya, sehingga saat berkendara saya selalu dilengkapi dengan helm kecil warna orange, kacamata hitam (saya punya beberapa kacamata dengan warna frame yang berbeda-beda), dan jaket warna pink soft-ungu soft. Hmm...mungkin jaket warna itu adalah trend fashion pada masanya hahaha, yaah mungkin di masa sekarang semacam jaket bomber warna hijau army hehe.

Sebenarnya, saya memiliki beberapa foto masa kecil yang tengah naik Vespa bersama Bapak yang ingin saya unggah bersanding dengan foto mentel di atas. I'm pretty sure, there is no big diffrence about that 'mentel-ness', except I'm a little bit taller now haha. Yaah, dulu saya kalo naik Vespa yaa berdiri di belakang stang itu aman-aman saja, kalau sekarang naik Vespa bareng Bapak lagi dan berdiri di belakang stang yaa gimana yaa hahaha. Sayangnya, foto-foto itu rusak. Foto-foto masa kecil saya memang banyak yang rusak tak terselamatkan. Pun Vespa biru muda Bapak juga sudah tidak ada. Sudah lama Bapak berganti dengan motor Suzuki Shogun. Dua kali Bapak ganti motor dan beliau selalu memilih Shogun. Saya tidak ingat kapan Bapak menjual Vespa itu, mungkin ketika saya kelas dua atau kelas tiga SD. Saya juga tidak ingat, kapan terakhir kali saya naik Vespa.

Tak banyak kenangan masa kecil yang bisa saya ingat. Apalagi dengan rusaknya foto-foto yang mungkin dapat membantu saya mengingat kejadian-kejadian dalam hidup saya. Tapi, seorang teman KKN yang beberapa hari lagi akan berangkat menuntut ilmu ke Jepang mengenalkan saya pada istilah: mengunci memori. Beberapa kenangan indah di masa kecil yang berhasil saya ingat, saatnya dikunci di sudut-sudut memori untuk suatu saat dibuka kembali. Lewat tulisan ini pula, saya menguncinya. Bukankah seringkali kita bisa tersenyum bahagia hanya dengan mengingat kenangan indah bersama orang yang kita sayangi?



Magelang, 17 September 2017
Ditulis kembali setelah sempet nggak ke-save,
semoga feel tulisannya masih sama

You May Also Like

0 comments