Zweiundzwanzig

by - January 02, 2017

Alhamdulillah, usia dua puluh dua telah terlewati dengan sejumlah pengalaman berharga :) Di awal usia, saya mendapat ‘hadiah’ sederhana namun indah dan saya sukai, yaitu sebuah hand lettering angka dua puluh dua yang dibuat oleh Rosalia Destarisa, my talented friend. Thank you, Chak :* Satu persatu hal yang saya cita-citakan sejak awal usia dua puluh dua juga alhamdulillah terlaksana. Oleh karena itu saya menulis tulisan ini, sejenak flashback tentang beberapa pengalaman di usia dua puluh dua.

Lulus
Alhamdulillah saya berhasil lulus di usia dua puluh dua. Perjuangan mencari data hingga harus berkali-kali PP Magelang – Gunungkidul – Magelang akhirnya terbayar dengan nilai skripsi yang memuaskan. Sebenarnya, saya menargetkan wisuda bulan Agustus, tapi nyatanya saya harus mundur ke periode selanjutnya, November 2016. Tak masalah, sebab dengan demikian saya justru bisa mencapai apa yang saya idamkan selama ini: ada jarak yang cukup jauh antara sidang skripsi dan wisuda, sehingga saya ada kesempatan untuk do something selama tenggat waktu tersebut. Saya sidang awal September, sembari ‘menunggu’ waktu wisuda di pertengahan November saya melamar magang, dan alhamdulillah diterima. Jeda waktu dua bulan menjelang wisuda saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk belajar :) See? Everything happens in our life is never a coincidence. Lulus agak ‘telat’ juga tetep ada hikmahnya kok heheheh (ngeles).

My graduation. Taken by My Lovely, Mbak Fitra.

Suka sama kebayanya, warnanya nggak pasaran di hari itu.
Kebanykan wisudawati pakai pink, merah, tosca gitu soalnya heheh.

Make-up natural itu saya percayakan ke Bu Dini Salon, Kalinegoro
yang dulu juga dandanin saya pas perpisahan SMA :)

Surga di Negeri Liu-Liu
Proyek bersama temen-temen KKN Seliu yang alhamdulillah terlaksana. Ya, kami menerbitkan buku catatan perjalanan KKN PPM-UGM dengan judul Surga di Negeri Liu-Liu. Kami ingin berbagi pengalaman yang kami dapatkan selama berada di Pulau Seliu kepada orang lain. Dalam proyek buku ini, saya kebagian jatah jadi editor dan…saya belajar banyak hal tentang per-editor-an ini. Terimakasih banyak kepada Mas Kormanit BBL-11 yang telah membimbing dengan penuh kesabaran eheheh

Buku kami memang tidak diproduksi secara masif, tapi apa yang kami capai sungguh membuat kami bahagia. Kami tak menyangka akan mendapat sambutan yang demikian baik. Kami terkesan dengan Pak Tellie Gezelie, anggota DPD RI dari Belitung yang memesan buku dalam jumlah banyak. Tanpa kami sangka, beberapa bulan setelah memesan, Pak Tellie menghubungi CP yang kami berikan. Beliau mengungkapkan testimoni setelah membaca buku tersebut dan mengirimi sejumlah foto, ternyata beliau memberikan buku tersebut ke sejumlah orang, seperti kepada Pak Sahani Saleh, Bupati Belitung, kepada organisasi pemuda di Bangka, dan entah bagaimana beliau juga memberikan buku tersebut kepada Pak Abdul Kadir Karding, Sekjen PKB. Selain itu, ada pula Mbak Novianti Yenni, seorang penulis buku panduan wisata berjudul Belitung: Nature of Paradise juga tertarik membaca buku kami. Mas Ghaffar, dosen Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM pun tertarik membaca. Sayangnya, Mbak Novianti dan Mas Ghaffar belum mendapatkan buku tersebut karena bukunya sudah habis. Saat ini, kami sedang dalam proses cetak lagi, doakan semoga lekas selesai :)

Saya sangat bahagia dengan apa yang telah kami capi bersama-sama Tim BBL-11 ini. Terimakasih kepada segenap pembaca Surga di Negeri Liu-Liu :)

Magang
Ini adalah kesempatan terindah di usia dua puluh dua. Saya belajar begitu banyak hal baru selama empat bulan magang di Tim Media Fisipol UGM. Saya tidak akan cerita banyak di sini, karena saya akan menuliskannya pada kesempatan tersendiri nantinya. Ditunggu tulisannya yaak, heheh.

Kembali ke Krapyak
Saya bersyukur, di usia dua puluh dua kemarin saya mendapat ‘hidayah’ dan kesempatan dari Allah SWT untuk sekali lagi merasakan Ramadhan di Krapyak. Saya mengenal orang-orang baru dengan beragam karakter uniknya dan kembali bertemu dengan kawan-kawan di Krapyak. Berkesampatan lagi belajar Hujjah Ahlussunnah, Dzo’ul Misbah, Jawami’ul Kalim, dsb bersama guru-guru yang begitu saya segani. Selain itu, saya juga berkesampatan datang ke Haul ke-49 Nyai Hj. Salimah Munawwir beberapa bulan lalu, mendengarkan Gus Mus secara langsung menyampaikan ceramah yang begitu sejuk di tengah ‘panasnya’ kondisi negeri ini kala itu. Semua itu adalah kesempatan yang bagi saya sangat berharga, alhamdulillah.

Hibah Riset
Dulu, ketika masih mahasiswa baru saya sempat datang ke sejumlah presentasi Hibah Riset Fisipol yang digelar setiap akhir tahun sebagai rangkaian acara Dies Natalis Fisipol UGM. Kala itu, saya tak menyangka, kalau empat tahun kemudian saya juga hadir di presentasi hibah riset, bukan lagi sebagai hadirin tapi sebagai orang yang mempresentasikan risetnya di hadapan orang-orang. Jujur, awalnya sempat gugup. But, finally I think I can handle it well :) Terimakasih kepada Pak Hary dan Bu Ola for encouraging me :)

Meet the old friends
Di usia dua puluh dua, saya sengaja menyempatkan diri bertemu kawan-kawan lama. Yaa itu tadi, mulai dari main ke pondok, main bareng temen-temen SMP, dan SMA. Atau sekedar makan bareng temen-temen KKN. Saya menikmati momen-momen ngobrol dengan mereka, mendengarkan kisah-kisah mereka setelah lama tak bersua, dan menyampaikan pula pengalaman-pengalaman saya. So positive! Bener banget lah ya, “sometimes the greatest adventure is simply a conversation” :) Terimakasih teman-teman, telah menyempatkan waktu untuk sejenak berbagi cerita.


Itulah sedikit hal yang dapat saya tuliskan tentang usia dua puluh dua kemarin. Mungkin bukan sesuatu yang 'wah', tapi saya menikmatinya. Sesekali, pada usia zweiundzwanzig lalu, saya melihat kawan sekelas yang sudah exchange ke Japan, rekan yang dulu pernah satu tim yang tengah menempuh S2 ke Korea, teman SMA yang sedang acara entah apa ke US, kakak tingkat yang menerima beasiswa LPDP dan lanjut S2 ke UK (seneng yaak, bisa salim sama Kate Middleton tuh heheh), teman KKN yang exchange ke Thailand, hingga kormanit yang sedang persiapan S2 ke Japan. Ya, mereka telah meraih semua itu di usia yang tak jauh beda dengan saya. Setiap kali mendengar cerita mereka, atau membaca caption atas foto yang mereka unggah di media sosial, saya selalu senang dan merasa termotivasi untuk ikut suami sekolah ke luar negeri eh maksudnya untuk belajar public policy lagi, untuk merantau, saya jadi on fire gitu wkwk. So, guys...you make me so much inspired, thank you. Karena saya yakin, dari kesempatan yang mereka dapatkan itu, mereka tak hanya mendapat ilmu akademis tapi pengalaman hidup yang berharga. Kemudian saya jadi pengen hehehe. But..not now. Of course I’ll try, but not now. Sebab, masih ada beberapa hal yang harus saya lakukan sekarang ini :’)

Oh iya, di penghujung usia dua puluh dua, saya baru menyadari bahwa setahun belakangan…saya kurang piknik! Ya, saya hampir nggak main kemana-mana, no mountain, no beach, no halan-halan ke tempat wisata asyik syalala lainnya. Hanya di sekitaran Magelang. Sedih :( Sebenarnya saya ada cita-cita mau ke Ijen, Banyuwangi pertengahan tahun lalu. Tabungan sudah ada, sayangnya uang tabungan yang mestinya digunakan ke Ijen harus saya alihkan untuk hal lain yang lebih mendesak, yang lebih butuh. Ijen pun batal. Tapi tak apa, semoga lain kali ada kesempatan ya. Amin.

Thanks, Allah…for the wonderful zweiundzwanzig.
I learn a lot of new things on that age.

a dreamer,

Nurul

You May Also Like

0 comments