Serunya "Berbagi" Kartu Pos Lewat Proyek Postcrossing

by - January 21, 2018

Postcrossing adalah sebuah proyek online yang memfasilitasi para anggotanya untuk mengirim dan menerima kartu pos dari dan ke seluruh penjuru dunia secara acak. Jadi para anggotanya akan mendapat alamat secara online kemudian harus mengirim kartu pos ke alamat tersebut. Sebaliknya, ia juga akan menerima kartu pos dari pengirim lain. Acak dan...penuh kejutan, karena sebelum kartu pos sampai ke penerima, dia nggak tau bakal menerima kartu pos dari mana. Keep it surprise! Para anggota situs postcrossing.com ini disebut postcrosser, saya adalah seorang postcrosser yang baru bergabung beberapa bulan yang lalu :)

bertukar kartu pos
Kartu pos yang saya beli online dan perangko.
Saya baru tahu kalau ada komunitas online yang seru ini berdasarkan informasi dari Mbak Martha Octavia, salah seorang narasumber dalam workshop yang saya dapat ketika saya magang di Tim Media Fisipol tahun 2016 lalu. Mbak Martha yang telah lebih dahulu bergabung dengan Postcrossing menceritakan serunya menjadi postcrosser. Terima kasih, Mbak Martha. Saat itu saya sudah tertarik untuk bergabung, namun ketika browsing-browsing artikel saya temukan cerita kalau kirim kartu pos ke luar negeri itu mahal, maka urunglah saya bergabung. Namun suatu hari, ketika saya begitu bahagia mendapat kartu pos dari Jerman, maka saya memberanikan diri untuk bergabung ke proyek online yang didirikan oleh seorang warga negara Portugal bernama Pak Paulo Magalhaes ini. Setelah saya bergabung, mengirim kartu pos, dan tanya-tanya ke kantor pos, ternyata menjadi postcrosser itu tidak mahal. Apakah kalian tertarik bergabung dengan Postcrossing juga? Di sini, saya akan menuliskan tentang Postcrossing dalam bentuk sub-judul dan keterangannya, silakan disimak :)

 
Bergabung dengan Postcrossing
Hahaha...mungkin jawaban untuk pertanyaan ini teman-teman pun sudah tahu yaa, yaitu dengan mendaftar lewat website-nya postcrossing.com. Yaa, ikuti saja petunjuknya di situ. Setelah sign up, kita bisa mengisi profil singkat, biasanya diisi dengan nama, hobi, dan cantumkan sekiranya kita ingin kartu pos yang seperti apa, misal ingin kartu pos gambar makanan tradisional, bangunan iconic, pemandangan, dll (semuanya harus dalam Bahasa Inggris yaa). Informasi ini akan memudahkan pengirim nantinya dalam memilih kartu pos untuk kita. Nah, di tahap awal ini kita juga bakal diminta menyetorkan alamat, tapi jangan khawatir, Postcrossing tidak akan menampilkan alamat kita di profil, hanya si pengirim-lah yang dapat melihat alamat kita setelah "diberi" oleh Postcrossing. Kita bisa juga membaca FAQ di website tersebut untuk mengetahui lebih dalam tentang Postcrossing hehe. Pokoknya, di tahap awal ini kepoin aja websitenya hehe.

 
Mendapatkan Alamat Pengiriman
Langkah selanjutnya adalah mengirim kartu pos. Jadi, kita baru akan mendapat kartu pos setelah mengirim kartu pos. Cari dan klik "Send Post Card" yang ada di laman situsnya, setelah itu kalian akan mendapatkan alamat dan profil kepada siapa kartu pos dikirim. Silakan klik profilnya dan cari tau apa kegemaran atau kartu pos kesukaannya. Biasanya sih, para anggota mencantumkan kalau mereka menerima segala jenis kartu pos, tapi akan lebih membahagiakan lagi kalau kita bisa bikin dia seneng dengan memberi kartu pos tertentu yang sekiranya kesukaannya bukan?

Selain mendapat alamat via website, Postcrossing juga akan mengirim alamat via email, bahkan alamat ini bisa dicetak jika dikhawatirkan tulisan tangan kita tidak terbaca. Alamat yang kita dapat ini benar-benar random bisa kita diminta kirim kartu pos ke Jerman, Amerika Serikat, China, dll. Seru kan? Being kind to random person thath have the same hobby with us :)

 
Logo resmi Postcrossing yang bersumber dari situs resminya: postcrossing.com
 
Identitas (ID) Kartu Pos
Selain mendapat alamat ketika klik "Send Post Crad", kita juga akan mendapat nomor identitas yang harus kita cantumkan di kartu pos yang hendak dikirim. Nomor ID nantinya juga akan dikirimkan via email bersamaan dengan alamat penerima. Nomor ID diawali dengan dua huruf kode negara (ID, DE, JP, KR, dsb.) dan dilanjutkan dengan angka serinya. Pastikan tulisannya jelas dan jangan cuma nulis sekali, tulislah dua kali di dua tempat berbeda, sehingga jika salah satu tulisan ID tidak terbaca atau rusak, masih ada tulisan yang lain. ID ini penting banget untuk registrasi kartu pos kita. 

 
Membeli Kartu Pos
Nah, dimana membeli kartu pos? Saya membelinya online dari toko online di Instagram dengan harga bervariasi antara Rp3.500,00-Rp5.000,00, tapi harus nambah ongkos kirim tentunya. Kalau mau beli di toko, Toko Buku Togamas dan Periplus (Malioboro Mall) Jogja juga ada. Di dua tempat tersebut, satu lembar kartu pos dijual seharga Rp5.000,00. Apakah kalian pernah melihat kartu pos di toko lain? Mungkin bisa berbagi di kolom komentar :) Maaf ya saya hanya cerita soal Jogja karena yaa saya hidup di Jogja dan sekitarnya heheh.

kartu pos togamas
Kartu pos yang saya beli di Togamas, tema-nya foto jadul gitu.

Menulis di Kartu Pos
Sebenarnya ini juga sudah ada di FAQ-nya Postcrossing, tapi biar lebih mudah saya tulis di sini saja nggak apa-apa. Dari awal, pastikan pulpen yang kita gunakan tidak mudah luntur tintanya dan tidak smudge kalau bergesekan dengan tangan atau benda lain. Kalau saya sih pakai pulpen Pilot biasa, ini aman kok hehehe. Nah, yang harus kita tulis di kartu pos adalah pesan bagi si penerima. Bisa ceritakan hobi atau aktivitas harian kita, bisa ceritakan hal-hal unik tentang Indonesia, kutipan kata mutiara, dan sejenisnya. Pastikan tidak terlalu privat dan tidak mengandung SARA yaa! Sebisa mungkin, tulislah dengan huruf Roman dan dalam Bahasa Inggris. Menurut saya, pesan ini penting, karena yang dinanti para penerima selain kartu pos-nya pastilah kejutan pesan yang tertulis bersamanya. Maybe, a small message from us can make the recipient's day :) Curhat aja nih, saya pernah dapat kartu pos dari Thailand yang tidak ditulisi apa-apa selain ID kartu pos, alamat, dan sebuah cap bertuliskan huruf Thailand yang tentu saja tidak bisa saya baca. So sad :(

contoh menulis di kartu pos
Bagian belakang kartu pos.

Mengunggah kartu pos ke situs.
Selain pesan tentu saja wajib hukumnya menuliskan ID kartu pos dan menuliskan alamat dengan jelas. Beri ruang juga untuk menempel perangko ya :) Oh iya, kita juga bisa mengunggah bagian depan kartu pos yang kita kirim sehingga fotonya terdokumentasikan di situs Postcrossing. Nantinya, si penerima atau bahkan anggota lainnya dapat melihat gambar ini dan dapat memberi "favorite" pada kartu pos kita jika mereka tertarik, seru kan?

 
Membeli Perangko dan Mengirim Kartu Pos
Setelah kita mengantongi alamat, menuliskan pesan, ID, dan alamat di kartu pos, maka tinggal kirim kartu pos-nya dong. Kirim kartu pos ke luar negeri itu ternyata murah lho, cukup dengan perangko dengan harga bervariasi tergantung negaranya. Kalau mengirim ke Eropa itu Rp7.000,00, ke Amerika Rp8.000,00 sedangkan ke Asia itu terbagi atas tiga zona negara, Zona I Rp.
6.000,00, zona dua Rp7.000,00, dan zona tiga Rp8.000,00. Murah kaaan? Bayangkan dengan perangko segitu, kartu pos kita udah bisa sampai ke Belanda, Taiwan, Rusia, Amerika, dll.

biaya kartu pos
Ini tarif kirim yang dikirim admin Instagram PT. Pos Indonesia pas saya DM mereka. Maaf kalau agak pecah, mungkin karena dikirimnya via Instagram jadi resolusinya nggak bagus.

Beli perangkonya dimana? Datang saja ke kantor pos, nanti akan ditunjukkan perangkonya. Selama ini saya kirim lewat kantor pos di Jogja atau di Magelang yang deket rumah. Kalau di Jogja, misal kalian ingin memilih perangko dengan seri yang variatif katanya bisa datang ke Kantor Pos di Nol Kilometer, kata petugas di Kantor Pos Bulaksumur, koleksi perangko di Kantor Pos Nol Kilometer adalah yang paling lengkap. Tapi, saya sendiri juga belum pernah kesana hehehe.

Saya baru dua periode mengirim kartu pos (sebelas kartu pos), sejauh ini aman-aman saja dikirim hanya mengunakan perangko. Hanya saja, sampai ke lokasinya bervariasi. Dua kali mengirim ke Jerman, ada yang sampai sana dua puluh hari lebih, satunya lagi sampai sana sekitar dua minggu saja. Kartu pos yang dikirim ke negara yang sama saja bisa sampai dalam waktu berbeda, apalagi kartu pos yang dikirim ke negara berbeda dengan sistem pos yang berbeda-beda, bahkan risiko hilang tetap ada. Namun menurut situs Postcrossing, biasanya kartu pos sampai dalam kurun waktu tidak lebih dari enam puluh hari.

Bagian belakang kartu pos yang saya dapat dari luar negeri.
Oh iya, saya pernah baca kalau ada yang mengirim via EMS, salah satu layanan PT. Pos Indonesia yang memungkinkan kita mengirim surat dalam waktu singkat, bisa dilacak keberadaannya, dan jaminan ganti rugi kalau kiriman terlambat/rusak. Ya, jadi kartu pos-nya dikirim dalam bentuk surat, bukan lembaran kartu pos biasa. Tentu saja, dana yang dikeluarkan untuk fasilitas keren tersebut juga mahal sekali hehehe. Eh, tapi kalau teman-teman mungkin bergelimang harta, layanan pos ini bisa dicoba. Kalau saya sih, sayang di ongkos hahaha.

 
Menerima dan Mendaftarkan Kartu Pos
Kalau kartu pos sudah dipercayakan pada Pak Pos, saatnya kita menunggu kartu pos datang. Bersiaplah menerima kejutan kartu pos dan pesan yang dibawanya. Itu menyenangkan sekali rasanya hahahaha. Jika, kartu pos sudah di tangan, jangan terlarut dalam kebahagiaan hingga lupa mendaftarkan kartu pos kita ya! Kita harus mendaftarkan ID kartu pos yang kita dapat ke website Postcrossing. Lewat ID inilah, kartu pos kita dilacak. Setelah mendaftarkan kartu pos pada laman "Register a post card", kita juga bisa menyisipkan pesan ucapan terima kasih kepada pengirim. Nantinya, si pengirim akan mendapatkan pemberitahuan via email kalau kartu pos dengan ID tertentu yang dikirimnya telah sampai ke penerima plus menerima pesan ucapan dari penerimanya juga.  Sebaliknya, penerima kartu pos kita juga harus mendaftarkan ID kartu pos kita agar kita tahu apakah  kartu pos kita sudah sampai atau belum. Inilah mengapa pentingnya ID ditulis jelas, karena ID adalah pelacak Postcrossing.

Atas: kartu pos dari Thailand. Bawah: kartu pos dari Jepang.
Jika saat mengirim kartu pos kita dapat mengunggah foto kartu pos yang kita kirim, hal itu berlaku juga saat kita menerima kartu pos. Kita juga dapat mengunggah foto kartu pos yang kita terima ke situs Postcrossing, tapi sepertinya hal ini hanya berlaku jika si pengirim belum mengunggah kartu pos yang dikirimnya. Saya pernah mendaftarkan ID kartu pos yang sudah menampilkan foto kartu pos-nya sebelum saya mengunggah. Mungkin hal itu dikarenakan si pengirim telah mengunggah foto kartu pos sebelum mengirimkan.

 
Yap, itulah cerita saya tentang Postcrossing, sementara menulis artikel ini, masih ada empat kartu pos saya yang masih dalam perjalanan menuju Kanada, Amerika Serikat, Rusia, dan Belarus. Ini adalah periode kedua saya mengirim kartu pos. Periode pertama, saya mengirim lima kartu pos dan enam kartu pos di periode kedua. Jumlah maksimum pengiriman di setiap periode telah ditentukan oleh Postcrossing. Saat ini, saya sedang menunggu kartu pos dari luar negeri datang, hmm...can't wait yaa. Oh iya, karena 2018 adalah tahunnya pesta sepak bola dunia, harapan saya sih, di tahun ini saya mendapat kartu pos edisi Piala Dunia 2018 di Rusia. Semoga saja yaa, amiin :)
Bagaimana? Apakah kalian tertarik bergabung dengan Postcrossing?



Happy Postcrossing!
Nurul | 08 Januri 2018

You May Also Like

11 comments

  1. Saya juga postcrosser, mbak. Udah join dari tahun 2014 tapi baru aktif lagi belakangan ini.


    Salam kenal ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga, Mbak Selvia!
      Wah sayangnya saya baru tahu tentang Postcrossing ini tahun 2016 dan sempat ragu join awalnya, tapi sekarang Alhamdulillah tidak menyesal ikut proyek ini.

      Happy Postcrossing! :D

      Delete
  2. aku udah gabung di postcrossing tahun 2016. tapi sudah lama ga berkirim lagi. terakhir berkirim ke rusia, dan terakhir dapat kiriman dari Jerman/ AS (aku lupa), hiihihi. rencana tahun ini mau mulai berkirim postcard lagi.

    oyaa, kalo di jogja aku pernah dapat beli di samping kantor pos pusat Jogja. Kadang aku juga desain sendiri untuk postcardnya.

    salam kenal ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga, Mas Rivai!
      Terima kasih, informasinya. Kapan-kapan mungkin saya bias cari kartu pos di sekitar Kantor Pos Besar Jogja itu ya, sekalian beli perangko yang unik hehehe.

      Semoga tahun ini bias lebih aktiv berkirim kartu pos lagi yaa :D
      Happy Postcrossing! ^^

      Delete
    2. kalo pas di semarang, bisa beli postcard di kantor pos Johar, Semarang. di sana menyediakan bpostcard. kalo di bandung bisa beli di kantor pos Asia Afrika, Bandung. kalo di jakarta, bisa beli di sekitar kantor pos Pasar Baru. hehehhehee

      happy postcrossing ^^

      Delete
    3. Jadi kangen masa2 sekolah pernah punya sahabat pena dari Hongkong dan Irlandia. Jaman itu masih murah, sekitar 3-4 ribu sekali kirim. Begitu krismon, hilang kontak sudah. Thanks infonya mbak, mau coba ah kapan2 ☺

      Delete
    4. Wah menarik sekali informasinya, Mas Rivai. Semakin melengkapi informasi di tulisan ini, terima kasih, Mas :)

      Delete
    5. Iya, Mbak Esthy...jaman sekolah dulu saya juga punya sahabat pena tapi baru sesama orang Indonesia :D Keren laah, Mbak Esthy sahabat penanya sampai ke luar negeri. Selamat mencoba bergabung dengan Postcrossing, Mbak! Enjoy it! :D

      Delete
  3. Halo kak, aku juga postcrosser nih :D baru gabung setahun lalu. kemarin sempet sedih nggak ada kiriman postcard dateng ke rumah. eh kayaknya nyangkut ya. pertengahan januari kemarin datengnya berturut-turut. happy! salam kenal ya kak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Mbak Andita. Salam kenal juga.
      Memang ya, mungkin karena beberapa kendala kartu pos jadi sering dating terlambat heheh. Semoga tahun ini kita sama-sama bisa lebih aktif di Postcrossing yaa! :D

      Delete
  4. Haii....senang membaca tulisanmu,saya baru join Desember 2018 mbak.....Telat Saya ya, baru tau sekarang. Itupun saya tertarik karena Saya punya kenalan teman dari luar negeri, kesulitan mencari kartu pos,soalnya kartu pos yang dijual do kantor pos biasa aja modelnya

    ReplyDelete