Sensor on Vacation, A Trip to Bali : Jika Kami Bersama (Day 1)

by - August 01, 2011

Kisah ini terjadi dua bulan lalu. Sebuah kisah yang Insyaallah akan selalu kukenang sepanjang hayat :)


Kamis, 9 Juni 2011

Start dari rumah jam setengah enam, sekitar 20 menit perjalanan menuju sekolah tercinta. Di sana sudah ramai sekali. Ada apa gerangan??? Ehm, hari ini kami seangkatan akan berangkat berwisata ke Bali!!! :D Ya, kami akan berwisata ke Bali. Dalam perjalanan nanti akan mampir ke Kampus Universitas Gadjah Mada dalam rangka Studi Pengenalan Kampus (Stenakamp).


Nggak lama setelah seluruh siswa berkumpul, datanglah delapan bus Evolutionext yang akan mengangkut kami. Hmm, busnya banyak banget ya? Iya, soalnya satu kelas, satu bus. Biar nyaman. :)

Kelasku, XI Sos 2 mendapatkan bus warna item. Elegan banget! Dengan kode bus 'G', tentu saja.


Singkat cerita, habis dari UGM en makan di Taman Sari, Solo perjalanan dilanjutkan.

Hari beranjak sore, penghuni bus 'G' mulai bosan. Hingga temen kami, Pepe ambil inisiatif. Sang Kartono Favorit Smansa mengambil mic punya tour guide, dengan sopan tentunya. Pepe yang berponi mirip Mas Charlie St12 berkaraoke melantunkan lagu-lagunya Mas Charlie. Hahaha, tidak bisa dipungkiri hal yang sebenernya biasa dan nggak perlu ditanggapi dengan heboh ini disambut meriah oleh Keluarga Sensor (sensasi sosial loro). Namanya juga SENSASI :P. Teman-teman yang duduk di belakang, beranjak ke depan. Jalan sempit antarkursi bus jadi sesak oleh anak2 yang asyik ngibing. Nggak cewek, nggak cowok, SAMA AJA.


Bosen lagunya Mas Charlie, ganti lagunya Letto. Meskipun slow, lambaian tangan masih mengikuti irama. Semua bernyanyi bahagia. Suatu saat yang tak akan kita lupa.


Bosen lagunya Letto, Supeman is Dead beraksi meneriakkan "Jika Kami Bersama".... Luapan bahagia anak SMA nggak bisa dibendung. Semua bernyanyi, berjingkrak-jingkrak tak karuan. Lupa, ini bukan di depan panggung. Lupa, kalau ini di bus. Semua hanyut dalam indahnya bersama. Lagu ini memang membangkitkan semangat. Belum selesai lagu indah itu diputar, Pak Sopir mematikan CDPlayer-nya. Ngganggu konsentrasi supir katanya.

Yaaahhh, penumpang kecewa. Pasrah. Kembali ke kursi masing-masing. Cemberut. :(


Matahari tenggelam, hari mulai malam. Tapi, bukan suara burung hantu yang terdengar. Ini justru suara perut-perut yang lapar mengalun merdu. Sensorita mulai kelaparan. Untungnya, kami segera sampai di sebuah restoran di Nganjuk, Jawa Timur. Namanya apa ya??? Lupa.:P


Setelah perut kenyang, perjalanan berlanjut. Perut penuh, rasa pun mulai jenuh. Perlahan-lahan dijemput kantuk. Satu persatu Sensorita terlelap, terbawa mimpi...sudah sampai di Bali.


Hening dalam bus. Tak ada lagi suara-suara canda. Tinggal hembusan-hembusan nafas yang panjang dan teratur mengiringi laju Evolutionext hitam itu.


Kira-kira jam setengah dua belas,tour guide membangunkan kami. Kami tidak protes, malah kami terjaga dengan cepatnya. Duduk tegak dan menoleh ke kiri. Hamparan gemerlap PLTU Paiton, PLTU terbesar di Asia Tenggara. Jujur, aku sendiri baru kali ini menyaksikan PLTU ini. Aku suka! Suka sekali. Gemerlap cahaya dimana-mana. Begitu indah di tengah pekatnya malam. (cieehh....) Kami berkomentar ini itu. Tapi, tak berlangsung lama. Lelap kembali menyambut kami.....


to be continue....

You May Also Like

0 comments