Perjalanan Bersama Helm MIX
Ulangan Kenaikan Kelas mencapai klimaksnya hari ini..
Mata pelajaran terakhir adalah Penjaskes. Bisa dikatakan aku nggak begitu bisa mengerjakan. Iya, soalnya tiap hari praktik, tiba-tiba harus ngerjain teori. Kaget! Tentu saja otak saya kaget. Tapi bisa beradaptasi dengan cepat, dan.....sret...sret...sret..... Jadilah lembar jawaban saya penuh dengan silangan jawaban yang semoga saja benar.
Hentikan tentang UKK,
saya ingin bercerita tentang HELM saya tercinta.
Helm saya bukanlah helm INK yang dianggap "wah" di seantero Magelang.
Helm saya adalah hel MIX butut yang saya dapat tiga tahun lalu.
Ayah saya yang beli dan saya nggak banyak protes, hanya menerima. Meski dari awal saya tahu, helm itu nggak ada anggun-anggunnya.
Alkisah, setelah bertahun-tahun menemani perjalanan saya yang penuh rintangan. Helm itu berkali-kali jatuh. Berkali-kali dibenerin gara-gara sekrupnya copot.
Tapi, kejadian tanggal 1 Juni kemaren, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila yang disambut dengan pidato Ibu Megawati di Gedung MPR RI, helm saya menunjukkan ketidaksaktiannya. Mengapa duhai mengapa? Begini ceritanya :
saya berangkat ke sekolah seperti bisa,
mengenakan kaus tangan pink, naik motor matic, dan memakai helm butut. ketika masih di jalan kampung, keadaan masih biasa-biasa saja karena saya mengemudi dengan pelannya. membuat saya terlihat paling cantik dengan skutermatic yang menawan dengan gaya klasik jaman sekaran (sorry, ini cuma nyanyi dan sejujurnya saya mengada-ada, saya tidak pernah berada dalam kondisi yang digambarkan SKJ itu). Nah, ketika sampai di jalan raya saya menambah kecepatan dengan wuesss (brutal). Tiba-tiba kebrutalan saya terganti dengan rasa malu ketika kaca helm MIX butut itu, bergerak-gerak tertiup angin dan menimbulkan suara memprihatinkan, jantung saya nyaris copot saking malunya,. Saya pun memutuskan menghentikan aksi brutal dan mengurangi kecepatan seara drastis agar tidak terlalu memalukan gerakan-gerakan pemberontakan yang ditimbulkan helm MIX saya..
Dengan kesabaran yang begitu indahnya, saya pun selamat sampai sekolah tanpa harus mengalami helm copot kacanya di jalan... Legaaaaa....
Pulangnya saya juga melajukan motor pelan-pelan...sambl berdo'a dalam hati, moga dibelikan helm baru :P
Mata pelajaran terakhir adalah Penjaskes. Bisa dikatakan aku nggak begitu bisa mengerjakan. Iya, soalnya tiap hari praktik, tiba-tiba harus ngerjain teori. Kaget! Tentu saja otak saya kaget. Tapi bisa beradaptasi dengan cepat, dan.....sret...sret...sret..... Jadilah lembar jawaban saya penuh dengan silangan jawaban yang semoga saja benar.
Hentikan tentang UKK,
saya ingin bercerita tentang HELM saya tercinta.
Helm saya bukanlah helm INK yang dianggap "wah" di seantero Magelang.
Helm saya adalah hel MIX butut yang saya dapat tiga tahun lalu.
Ayah saya yang beli dan saya nggak banyak protes, hanya menerima. Meski dari awal saya tahu, helm itu nggak ada anggun-anggunnya.
Alkisah, setelah bertahun-tahun menemani perjalanan saya yang penuh rintangan. Helm itu berkali-kali jatuh. Berkali-kali dibenerin gara-gara sekrupnya copot.
Tapi, kejadian tanggal 1 Juni kemaren, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila yang disambut dengan pidato Ibu Megawati di Gedung MPR RI, helm saya menunjukkan ketidaksaktiannya. Mengapa duhai mengapa? Begini ceritanya :
saya berangkat ke sekolah seperti bisa,
mengenakan kaus tangan pink, naik motor matic, dan memakai helm butut. ketika masih di jalan kampung, keadaan masih biasa-biasa saja karena saya mengemudi dengan pelannya. membuat saya terlihat paling cantik dengan skutermatic yang menawan dengan gaya klasik jaman sekaran (sorry, ini cuma nyanyi dan sejujurnya saya mengada-ada, saya tidak pernah berada dalam kondisi yang digambarkan SKJ itu). Nah, ketika sampai di jalan raya saya menambah kecepatan dengan wuesss (brutal). Tiba-tiba kebrutalan saya terganti dengan rasa malu ketika kaca helm MIX butut itu, bergerak-gerak tertiup angin dan menimbulkan suara memprihatinkan, jantung saya nyaris copot saking malunya,. Saya pun memutuskan menghentikan aksi brutal dan mengurangi kecepatan seara drastis agar tidak terlalu memalukan gerakan-gerakan pemberontakan yang ditimbulkan helm MIX saya..
Dengan kesabaran yang begitu indahnya, saya pun selamat sampai sekolah tanpa harus mengalami helm copot kacanya di jalan... Legaaaaa....
Pulangnya saya juga melajukan motor pelan-pelan...sambl berdo'a dalam hati, moga dibelikan helm baru :P
0 comments