twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Lima tahun setelah buku Diana: Her True Story terbit, Sang Putri dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan tragis yang terjadi di trowongan Paris. Saat itu, posisinya telah resmi bercerai dengan Prince Charles, namun yang membawa pulang jenazah Diana ke Inggris tetaplah Charles, hal itu dilakukan sebagai penghormatan kepada Ibu dari kedua putranya. The People's Princess meninggal dalam usia 35 tahun membuat orang-orang turut berduka. Tapi, duka paling mendalam tentu dirasakan oleh kedua putranya, Prince William yang kala itu berusia 15 tahun, dan Prince Harry yang saat itu masih 12 tahun. Duka tak bisa disembunyikan ketika dua anak itu harus berjalan di belakang peti mati ibunya dari Istana St.James ke Westminster Abbey. Meski mereka juga menyempatkan menyapa warga Inggris yang datang memberikan karangan bunga untuk ibunya, mereka menjabat tangan beberapa warga dan tersenyum mengucapkan terima kasih. Namun, duka itu ternyata tetap ada hingga beberapa tahun kemudian.


Masa kecil dua pangeran bersama mendiang Putri Diana (sumber gambar).
"I still find it difficult now because at the time it was so raw. And also it is not like most people's grief, because everyone else knows about it, everyone knows the story, everyone knows her. It is a different situation for most people who lose someone they love, it can be hidden away or they can choose if they want to share their story." (Pangeran William dalam sebuah wawancara untuk Majalah GQ, Mei 2017)
Sebelumnya, kepada The Telegraph sang adik, Pangeran Harry telah mengungkapkan tentang betapa kehilangan ibu membuat ia berlarut dalam kesedihan dan melampiaskan lewat cara-cara yang kurang baik. Ia bahkan pernah direhabilitasi karena kucanduan mariyuana pada usia 16 tahun. Ia kemudian sadar bahwa ia butuh bantuan untuk keluar dari kesedihan yang dirasakannya, sehingga memutuskan untuk melakukan konseling dan menyalurkan dukanya lewat olahraga tinju.



Didorong oleh gangguan kesehatan mental yang dialami ibunya dan permasalahan kesehatan mental yang dialami keduanya setelah kehilangan sang ibu, pada Mei 2016 Pangeran William, Pangeran Harry, dan The Duchess of Cambridge (Kate Middleton) menyerukan kampanye bernama Heads Together untuk menyadarkan khalayak akan arti penting kesehatan mental dan mendorong orang untuk berani membicarakan masalah yang dialaminya kepada orang lain, untuk meminta bantuan ketika dirinya tidak sanggup, dan untuk  menghapus stigma negatif orang dengan gangguan mental, menghargai orang lain yang mengungkapkan masalahnya. Kampanye yang ditujukan tak hanya untuk orang dewasa, tapi juga anak-anak ini ingin mengunkapkan bahwa gangguan kesehatan mental bukanlah hal tabu untuk dibicarakan.

Berikut ini ada video yang diunggah oleh tim-nya The Royal Trio untuk kampanye kesehatan mental, memang sih ini ditujukan buat anak-anak, tapi saya rasa ini juga cukup relevan bagi orang dewasa. Luangkan lima menit untuk menyaksikan video ini, I promise it will be worth-it :)




Semoga dengan menyaksikan video itu, kita jadi makin sadar untuk memperhatikan kesehatan mental kita dan jika kita dipercaya orang untuk menjadi tempatnya membicarakan masalah yang tak sanggup mereka hadapi sendiri, semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran untuk setidaknya mendengarkan, dan bukannya menghakimi. Telling them that they are have done something good so far, instead of saying you're just unstable, kamu lebay, kamu baper, dan sejenisnya. Kayak gitu saya tau, nggak mudah. Perlu dilatih. Apalagi kalau udah ada yang punya suicidal thoughts, daripada ngomong: silakan bunuh diri, dosa dan masuk neraka tanggung sendiri, lebih baik kita encaourage mereka. Kalau kita nggak bisa sendiri mungkin kita bisa juga minta bantuan orang lain bukan? Let's just be human! :) Saya tahu itu tidak mudah, "terlibat" dalam masalah pribadi orang lain itu sungguh tidak mudah, tapi semoga kita bisa.

Terakhir, saya nemu sedikit tips nih dari pinterest tentang apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi orang dengan masalah kesehatan mental dan apa yang bisa kita lakukan biar mental tetap sehat.









28 Desember 2017

Sudah lama benget pengen nulis ini tapi selalu bingung mau disusun gimana
Semoga dengan rangkain seperti ini, tulisan ini bermanfaat dan tidak membosankan.

December 29, 2017 2 comments

Suatu hari kira-kira di tahun 2013, ketika saya sedang menemani teman pondok berbelanja buku di shopping Jogja, saya menemukan buku berjudul Diana: Her True Story. Sebuah buku tua berbahasa inggris yang diterbitkan tahun 1992. Si penjual di shopping pun menghargai buku itu...LIMA RIBU RUPIAH!!! Yah, saya membeli begitu saja karena murah dan karena Princess Diana hehehe. Saya membaca buku itu beberapa tahun setelah membeli, ketika saya benar-benar selo. Baru belakangan saya tahu bahwa buku karya Andrew Morton itu ternyata cukup kontroversial pada masanya. Konon, Princess Diana sendiri yang "memesan" buku itu kepada Pak Morton untuk ditulis. Pak Morton mengirimkan pertanyaan kepada Diana untuk modal dia menulis buku dan Sang Putri mengirimkan rekaman suara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tentu saja, isi buku itu membuat pihak istana berang karena mengungkapkan bagaimana Diana tertekan dengan kehidupan di istana. Ada beberapa hal yang mungkin mengejutkan diungkap dalam buku itu, dari sudut pandang Princess Diana.
Buku yang saya beli di shopping seharga Rp5.000,-. Iya, sudah serapuh itu.
#1
Diana sempat ingin membatalkan pernikahan dengan Charles karena ia cemburu dengan kedekatan Charles dan Camilla yang konon "cuma teman". Dia mengungkapkan keinginannya itu pada kakak kandungnya, Sarah. Saat itu, Sarah mengunjungi Diana di istana tempat ia tinggal sebelum menikah dengan Charles. (Yaa, sepertinya calon mempelai harus terlebih dahulu tinggal di istana sebelum menikah, seperti yang dilakukan Meghan Merkle, calon istrinya Pangeran Harry saat ini). Tapi kakaknya Diana bilang, tidak mungkin membatalkan pernikahan karena segalanya telah dipersiapkan. Kedekatan Charles dengan Camilla ini membuat Diana terus menerus cemburu bahkan hingga bertahun-tahun pernikahan. Selain itu, menurut Diana, Charles tidak menunjukkan support kepada dirinya. Suatu hari sebelum menikah, ketika menghadiri acara resmi kerajaan, diana bingung mau pakai baju apa. Akhirnya ia memilih memakai dress hitam, terinspirasi dari Audrey Hepburn. Dia yang saat itu masih canggung untuk menghadiri acara kerajaan justru ditambah mendapat komentar dari Charles bahwa baju hitam hanya cocok untuk pemakaman. How saad.... Saat itulah Princess Grace Kelly of Monaco yang juga berada di acara tersebut datang menghiburnya.

#2
Ada pula tentang papparazi yang menguntitnya kemana-mana. Ini bisa dilihat sih di video-video betapa begitu banyak papprazi mengikuti Dian, bahkan sejak sebelum ia resmi menikah dengan Pangeran Charles. Nah ini ada kaitannya juga sama cemburunya dia sama Camilla, suatu ketika Charles berkata pada Diana kalau dia prihatin dengan Camilla karena ditunggui papparazi di depan rumah. Lalu Diana tanya ada berapa banyak papparazi? Charles menerangkan bahwa ada empat papparazi. Diana jadi sebel, soalnya dia dikelilingi begitu banyak papprazi dan dia nggak pernah mengeluh.

Informasi buku dan daftar isinya.

#3
Diana mengidap bulimia, gangguan makan yang membuat penderita memiliki kebiasaan untuk menjaga berat badan dengan tidak makan sama sekali atau makan dalam jumlah kecil, kemudian makan dalam jumlah yang sangat banyak, lalu mengeluarkan makanan tersebut dari tubuh secara paksa dengan cara memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar. Bulimia ini bermula ketika Charles menyentuh pinggangnya dan berkata "It's a little bit chubby here, aren't we?" Dan kalimat itu memicu Diana untuk diet. Menurut Diana, Bulimia ini adalah "gejala yang menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan rumah tangganya". Komentar orang-orang di televisi ataupun majalah terkait penampilannya juga memicunya berdiet. Dia juga merasa punya low self esteem dan gak berarti. Sedihnya lagi, ketika dia meminta bantuan pada orang lain, orang lain cenderung menganggap bulimia itu karena Diana  tidak stabil alis labil.

#4
Diana pernah melakukan percobaan bunuh diri, setidaknya lima kali di tahun 80-an. "I was in a very bad way. I was so depressed, and I was trying to cut my wrists with razor blades." Kasihan sekali bukan, di balik senyum menawan dan sikapnya yang hangat, ia menyimpan keinginan untuk bunuh diri karena tidak tahu harus bagaimana menghadapi masalah kehidupan yang dialaminya.



Behind that lovely smile, who knows? (pic source)
Menyadari ada yang tidak membuatnya nyaman, Diana pun meminta bantuan ke psikiater hingga ia memperoleh penanganan khusus, termasuk diberi resep untuk mengkonsumsi valium dalam dosis tinggi. Ya, setelah segala hal yang membuatnya depresi, Diana memutuskan untuk meminta bantuan kepada ahlinya. Katanya “It took me six years to get comfortable in this skin, and now I’m ready to go forward.” Hal yang mungkin simple tapi ampuh adalah ketika Diana disarankan untuk memotong rambut. Ia pun menyetujui dan menurutnya ia sangat percaya diri setelah mendapat gaya rambut baru tersebut.
Setelah Diana mengakui kalau dia bulimia dan mencari bantuan untuk menanganinya, konon jumlah pengidap bulimia di Britania Raya yang memutuskan untuk berkonsultasi meningkat bahkan hingga lebih dari dua kali lipat. Pada zaman itu, bulimia lebih banyak disembunyikan pengidapnya, sehingga menjadi hal bagus ketika orang memutuskan untuk sembuh dengan berkonsultai terhadap ahli. "If the princess could be bulimic, so could they." Keberanian Diana mengakui penyakitnya dan meminta bantuan untuk sembuh, telah memicu penderita lain untuk melakukan hal yang sama, inilah kenapa disebut Diana's Effect.
Dua puluh tahun setelah Diana meninggal, tepatnya Agustus 2017 lalu, National Geographic membuat film dokumenter tentang Diana dengan memasukkan rekaman suara Diana saat diwawancara untuk buku Diana: Her True Story itu. Jika tertarik menyaksikan, kalian bias memutar video di bawah ini atau klik disini. Ini aku sengaja carikan video bukan resmi dari National Geographic (karena yang di NG dibuat banyak part) tapi aku kasih link yang sekalian versi lengkap.
SAMPAI JUMPA DI TULISAN BAGIAN SELANJUTNYAA!!! :D







28 Desember 2017
Sudah lama benget pengen nulis ini tapi selalu bingung mau disusun gimana
Semoga dengan rangkain seperti ini, tulisan ini bermanfaat dan tidak membosankan.
December 29, 2017 3 comments
Libur panjang di penghujung tahun ini, sudah ada rencana kah hendak liburan kemana? Atau ingin merencanakan liburan di beberapa bulan ke depan? Mungkin kota kelahiran saya, Magelang, bisa manjadi pilihan untuk mengisi liburan. Mau menikmati indahnya matahari terbit, merasakan segarnya air terjun, mengagumi peninggalan situs bersejarah, hingga mendaki gunung (yang nggak terlalu tinggi), bisa Anda lakukan di Magelang. Ada tempat wisata apa sajakah yang ada di kota kecil ini yang menarik untuk dikunjungi? Saya akan merekomendasikan 10 tempat wisata berikut ini:

Candi Borobudur

This is a must! Nggak lengkap rasanya kalau mampir ke Magelang tapi nggak mengunjungi candi Buddha terbesar di dunia ini. Cara menuju kesini? Oh tinggal google maps saja, tempat ini sangat mudah ditemukan :) Terakhir saya kesana itu beberapa hari setalah lebaran Idul Fitri tahun ini,harga tiket masuknya Rp40.000,-. Mahal? Menurut saya cukup murah. Dengan biaya masuk sebesar itu, kita tak hanya bisa masuk candinya, tapi juga bisa masuk museum-museum di dalamnya. Ada Museum Samudraraksa yang berisikan replika Kapal Samudraraksa (kayak yang ada di relief candi). Ada juga Museum Karmawibangga, yang memuat relief Karmawibangga, relief tentang hukum karma dan cerita manusia ketika masih dikuasai hawa nafsu (karena pada candi relief ini ditutup, jadi kalau mau lihat harus ke museum). Ada juga Museum Rekor yang isinya berbagai keunikan-keunikan yang pastinya tak lazim kita temui di kehidupan sehar-hari gitu. Saran saya sih, kalau ke candi yaa harus sekalian masuk semua museumnya hehe.

wisata hits magelang


Perjalanan dari pintu masuk menuju candi cukup jauh dan panas, jadi...pakailah alas kaki dan pakaian yang nyaman, juga topi atau payung untuk melindungi diri hehe. Kalau mau nggak panas sih kesini pagi aja, toh Candi Borobudur sudah buka sejak jam 06.00 pagi.
Oh iya, pastikan Anda berfoto di dekat pohon bodhi sisi Selatan candi, karena disitu kamu bakal dapet background candi yang paling mantap (menurut saya) hehehe. Buktikan saja deh! :D

Gereja Ayam

Nah, tempat yang kemudian menjadi booming gara-gara menjadi lokasi syuting Mbak Cinta dan Mas Rangga ini berada tak jauh dari Candi Borobudur. Dari candi, Anda bisa lewat jalan raya depan Hotel Manohara, karena jalan selanjutnya adalah jalan desa kecil dan banyak belokan, Anda mungkin harus sesekali bertanya kepada warga selain mengandalkan google map. Tidak jauh, mungkin 10-15 menit berkendara Anda akan menemukan lokasi parkirnya. Dari tempat parkir menuju Gereja Ayam, Anda harus berjalan kaki. Harap untuk tetap semangat demi memperoleh foto seperti Dian Sastro yaa haha. Saya sudah pernah menulis cerita tentang wisata Gereja Ayam (silakan klik disini).


rute gereja ayam
Gereja Ayam, Borobudur.

wisata gereja ayam AADC
Pemandangan dari atap Gerja Ayam.
Dulu sih waktu saya kesana, masuk ke Gereja Ayam bayar seikhlasnya, tapi sekarang konon harga tiket masuknya Rp10.000,- dan nggak bisa foto-foto sepuasnya di atap jengger ayam yang fenomenal itu, melainkan diberi batas waktu tertentu. Tapi pemandangan dari atap ini nggak mengecewakan kok.


Di sekitaran Candi Borobudur banyak spot-spot 'bukit kecil' atau 'punthuk' yang merupakan spot bagus untuk melihat matahari terbit. Dari punthuk-punthuk ini, kita (seharusnya) bisa melihat sunrise dengan latar Gunung Sumbing, Gunung Andong, Bukit Telomoyo, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan di kejauhan sana tampak samar-samar Gunung Lawu. Apa saja Punthuk-punthuk itu? Mari simak:

Punthuk Setumbu

wisata punthuk setumbu magelang
Pemandangan di Punthuk Setumbu.
Jika diperhatikan, sebelah atas tangan kiri saya terlihat Candi Borobudur.
Dari semua punthuk yang pernah saya kunjungi, saya hanya melihat sunrise yang lumayan indah di Setumbu. Selain itu, jalan menuju Setumbu juga tidak sulit. Dari candi, pergilah ke arah Jalan Salaman-Purworejo. Pelan-pelan saja, setelah pertigaan dekat pom bensin Kujon Anda akan menemukan Toko Besi Lancar di kiri jalan (catnya hijau kekuningan), nah tepat setelah toko besi itu ada jalan kecil, masuk saja. Ikuti jalan sampai ketemu Hotel Plataran, Setumbu letaknya tak jauh dari Hotel Plataran, mungkin Anda bisa bertanya kepada warga sekitar untuk arah lebih jelasnya. Tapi seingat saya ada plang-plang penunjuk jalan kecil yang mengarahkan ke Setumbu. So, don't worry! :) Harga tiket masuk Punthuk Setumbu dipatok Rp15.000,-/orang.

Sekarang di Setumbu Anda tak hanya bisa menikmati matahari terbit tapi juga berfoto kekinian di salah satu spot foto berbentuk 'love' atau di ayunan yang keduanya dihiasi daun-dunan dan bunga-bunga indah :)

Punthuk Gupakan

pemandangan punthuk gupakan magelang
Salah satu "panggung" bambu di Punthuk Gupakan.
wisata hits magelang
Gunung Sumbing terlihat dari Punthuk Gupakan.

Ketika mengunjungi Punthuk Gupakan sesungguhnya kami agak kesiangan, jadi matahari udah agak tinggi dan agak berkabut. Tapi perjalanan cukup terbayar dengan pemandangan pagi yang indah. Di tempat ini banyak 'panggung' kecil yang terbuat dari bambu gitu, untuk apa lagi kalau bukan untuk spot foto. Oh iya, di tempat ini sepertinya juga bisa digunakan untuk berkemah sambil menunggu pagi. Saya melihat ada rombongan camping disini. Tapi mungkin tidak bisa memuat banyak tenda. Harga tiket masuk Punthuk Gupakan kala itu (Januari 2017) adalah Rp5.000,-. Cukup murah, bukan?

Punthuk Sukmojoyo

wisata hits puthuk sukmojoyo
Sisi lain Punthuk Sukmojoyo selain spot foto iconic di "panggung" bambu.
Saya ke Sukmojoyo memang tidak diniati untuk menyaksikan matahari terbit, tapi simply karena ingin main bersama teman-teman, refreshing dari kesibukan (yang katanya) mengerjakan skripsi kala itu. Jadi kami berangkat sekitar jam 08.00 pagi dari rumah kawan saya untuk menuju kesini. Sama dengan di Punthuk Gupakan, Sukmojoyo juga memiliki aneka 'panggung' bambu untuk mendukung eksistensi di media sosial. Punthuk ini terbilang paling luas di antara semua punthuk yang saya kunjungi. Selain panggung bambu, Punthuk Sukmojoyo juga memiliki beberapa batu besar yang cukup kukuh untuk berpijak, bisa dijadikan spot berfoto juga. Oh iya,di punthuk ini juga terdapat sebuah makam, jadi bersikap sopanlah :) Ketika saya ke Punthuk Sukmojoyo, saat itu tidak dikenakan tiket masuk dan hanya membayar parkir.

Punthuk Mongkrong

Melihat matahari terbit, sebenarnya adalah untung-untungan. Mengunjungi Mongkrong dengan berangkat subuh, saya dan teman-teman tidak mendapat pemandangan matahari terbit yang didambakan. Kabut tebal menutupi pemandangan hampir selama kami disana. Tapi tak apalah, bertemu kawan lama dan bertukar cerita telah membayar perjuangan kami untuk sampai sini. Anda akan dikenakan harga tiket masuk sekitar Rp10.000,- untuk masuk Mongkrong yang lagi-lagi memiliki panggung-panggung bambu.



Kabut begitu tebal menutupi pemandangan dari Punthuk Mongkrong.

Konon, Punthuk Mongkrong ini letaknya nggak jauh dari Sukmojoyo, tapi menurut saya jalan menuju Mongkrong adalah yang paling ekstrem dari semua punthuk yang pernah saya kunjungi. Pastikan rem kendaraan Anda dalam keadaan baik. Selain itu, rasanya punthuk ini yang terjauh (atau mungkin karena track-nya tidak bersahabat saja?". Jalannya adalah jalan beton dan sesekali jalan tanah atau berkerikil yang cukup menanjak dan berkelok, banyak-banyaklah berdoa selama perjalanan haha.

Ketep Pass

Dari sisi selatan Magelang, mari beranjak ke sisi utara yaitu di daerah Kecamatan Sawangan. Jika dari punthuk-punthuk Anda dapat melihat Gunung Merapi dan Merbabu dari jauh, di Ketep Pass kedua gunung itu akan tampak lebih dekat. Pemandangan sangat menawan akan diperoleh jika cuaca benar-benar cerah. Ada penjual jasa sewa teropong jika Anda ingin mengamati Gunung Merapi atau Merbabu lebih dekat. Ada juga penjual jagung bakar di depan pintu masuk yang lezat disantap kala cuaca dingin hehe.

ketep pass fotografi
Gunung Merapi terlihat dari Ketep Pass.
Jalan menuju kesini juga tak sulit. Anda dapat berpegang teguh pada google map hehe. Kalau dari arah Jogja, di pertigaan Palbapang Magelang, lurus saja (arah Semarang) nanti Anda akan menemukan lampu merah pertama yang di sisi kanannya ada plang Pesantren Gontor , nah disitu masuk saja lurus ikuti jalan hingga Ketep Pass terlihat di sisi kanan Anda. Jalannya agak menanjak tapi sudah diaspal halus, jadi tidak perlu khawatir :) Harga tiket masuk Ketep Pass adalah Rp7.500,-/orang dan tambah biaya parkir.

Selain menikmati pemandangan Anda juga dapat menyaksikan film dokumenter letusan Gunung Merapi dan masuk ke museumnya (semua sudah ter-cover tiket masuk, jadi nggak perlu membayar lagi). 

Air Terjun Kedung Kayang 

jalur air terjun kedung kayang magelang
Air Terjun Kedung Kayang dari sisi atas.
Turun dari Ketep Pass, Anda akan menemukan pertigaan cukup besar. Beloklah ke kiri dan ikuti jalan, niscaya Anda akan menemukan gang masuk menuju Air Terjun Kedung Kayang. Dari parkiran, Anda harus berjalan menuju lokasi air terjun setinggi sekitar 40 meter ini. Ada dua jalan yang seluruhnya berupa tangga yang dapat dipilih. Satu tangga menuju spot untuk melihat air terjun dari atas, dan satu tangga lagi menuju spot air terjun untuk melihat lebih dekat dari bawah (dengan jumlah anak tangga yang lebih banyak tentunya). Saya memutuskan untuk melihat dari atas saja karena terlalu lelah untuk turun hehehe. Pastikan Anda membawa pakaian ganti jika ingin bermain air di area air terjun dan tetap berhati-hati. 

Pinus Top Selfie

Kalau Air Terjun Kedung Kayang dapat ditempuh setelah turun dari Ketep, Pinus Top Selfie bisa ditempuh dari Ketep, naik lagi. Lurus saja, sekitar 5-10 menit Anda akan menemukan plang masuk wisata ini di kiri jalan, silakan berbelok dan Anda telah memasuki kawasan hutan pinus ini. Dulu ketika tahun 201 saya kesana, jalannya masih ada yg berupa tanah dan sangat becek ketika hujan, tapi beberapa minggu lalu seorang kawan baru saja dari sana dan katanya sekarang jalannya sudah bagus. Alhamdulillah.


wisata pinus magelang
Pinus Top Selfie sehabis hujan, kabut-kabut tipis tersisa diantara pepohonan.
Jika Anda ingin menemukan lokasi foto menarik, hutan pinus ini memiliki beberapa panggung, ayunan, dan bangku kayu yang bisa Anda manfaatkan untuk berfoto atau sekedar untuk istirahat sambil menghirup udara segar pegunungan. Jangan lupa tetap menjaga kebersihan yaa! Harga tiket masuk Pinus Top Selfie ini kala itu sekaligus mencakup biaya parkir yaitu sebesar Rp3.000,-. Sangat terjangkau, bukan?


Gunung Andong

Jika ingin mencoba wisata yang cukup menantang, Gunung Andong bisa menjadi salah satu alternatif. Terletak di daerah Kecamatan Ngablak, gunung setinggi 1726 mdpl ini bisa ditempuh dengan tik-tok (naik langsung turun), bisa pula dengan camping terlebih dahulu sambil menyaksikan matahari terbit dari ketinggian. Bersiap dengan suhu udara yang dingin yaa. Waktu yang dibutuhkan untuk naik mungkin sekitar 1,5-2 jam.


pendakian guung andong

Sebelum masuk, Anda akan dikenakan biaya masuk (seingat saya sekitar Rp10.000,-) dan melaporkan identitas. Yah, selayaknya pendakian ke gunung-gunung lain. Pastikan Anda menggunakan alas kaki yang tidak licin, membawa perbekalan yang cukup, juga senantiasa berdoa dan berhati-hati selama perjalanan.


Itulah 10 tempat wisata di Magelang yang dapat Anda kunjungi untuk melepas penat dan mengisi liburan. Bagaimana? Tempat mana yang sekiranya akan Anda pilih?
Selamat berlibur dan selamat berkunjung ke Magelang! Jangan lupa tetap berhat-hati dan tetap menjaga kebersihan tempat wisata ya! :)


Magelang, 24 Desember 2017
Happy Holiday!! :D
Diunggah ulang karena kemarin ada kesalahan hehe
December 26, 2017 4 comments
Drama Korea sering dilabeli sebagai sesuatu yang dekat dengan galau dan menye. Benarkah demikian? Hmm, bisa iya, bisa juga tidak. Sebelum memutuskan mungkin ada baiknya terlebih dahulu menyaksikan beberapa K-Drama atau memahami keunggulannya. Sebenarnya apa yang menarik dari K-Drama hingga begitu digemari di beberapa negara, khususnya Asia? Tak hanya drama-nya semata tapi dari konferensi pers dalam rangka promosi sebelum drama tayang, hingga video-video behind the scene K-Drama begitu menarik minat pemirsanya. Pastinya ada keunggulan yang ditawarkan di balik sebuah kesuksesan besar suatu karya bukan? Lewat tulisan ini saya akan mencoba mengungkap alasan K-Drama begitu digemari, masih berdasarkan riset yang dimuat di Tirto kemarin plus penjelasan yang saya tulis berdasar pendapat saya. Check this out!


Drama fenomenal Descendants of The Sun yang dibintangi Song Joong Ki & Song Hye Kyo.
(pic source)

Alur cerita yang menarik menjadi penyebab mayoritas responden Tirto menonton drama Korea. Memang sih, menurut saya drama korea ini alur ceritanya jelas dan fokus. Rata-rata episode setiap drama adalah 15-25 episode. Hal ini menyebabkan para penulis cerita harus memuat segala hal yang ingin diungkapkannya dalam rentang episode tersebut. Jumlah episode yang nggak terlalu banyak ini juga membuat para responden tertarik. Setuju sih, mungkin karena nggak bertele-tele sehingga mereka bisa menyelesaikan satu drama dengan waktu yang cenderung singkat. Mungkin ada juga drama Korea yang jumlah episodenya buanyak macam The Great Queen Seondeok yang kalo nggak salah mencapai 60-an episode, (yang kemudian bikin saya mager download padahal pengen nonton) tapi menurut saya sih lebih enak nonton yang singkat-singkat yaa ehehehe. Drama korea juga bervariasi ceritanya, ada cerita tentang kehidupan tentara, cerita dokter dan pasien-pasiennya, cerita anak-anak sekolahan, penyiar, pemain taekwondo, pemadam kebakaran, hingga cerita era kerajaan pun ada. Masing-masing varian drama dengan alur ceritanya akan menyajikan pengetahun baru yang berbeda-beda pula bagi pemirsanya dan memberikan nilai moral positif.

Sebuah quotes dari Reply 1988.
Faktor kedua yang menyebabkan para responden gandrung terhadap drama Korea adalah pemainnya yang menarik. Ini jelas nggak bisa dipungkiri. K-Drama menyajikan pemain-pemain dengan visual yang menyenangkan dilihat ditambah kemampuan sandiwara mereka yang juga mumpuni. Bahkan, kebanyakan para aktor dan aktris Korea ini dibekali dengan pengetahuan terkait industri peran yang digelutinya. Sebut saja aktor terkenal Lee Min Ho yang lulusan Departemenrt of Film Arts dari Konkuk University. Ada juga Mbak Kim Ji Won, second lead dalam Descendants of The Sun ini adalah lulusan Dongguk University jurusan Teater dan Film. Atau Mas Ryu Jun Yeol favorit saya, yang konon sering dibilang nggak tampan, tapi menurut saya menarik ini adalah lulusan jurusan Film di Universitas Suwon. Soal pemain menarik ini pasti sering dikaitkan dengan 'trend' operasi plastik di Korsel sono. Ya, bisa jadi sih good looking-nya mereka ada faktor plastic surgery, eits tapi nggak semua kok.

Ryu Jun Yeol. (pic source)
Selain sebagai sebuah hiburan dan bisnis, K-Drama ini menurut saya juga merupakan ajang promosi kebudayaan Korea. Para responden dalam riset Tirto pun sepakat kalau alasan mereka menonton drama Korea salah satunya adalah untukk mengenal budayanya. Hal ini bisa dilihat dari banyak hal, misalnya makanan. Hampir di semua drama yang pernah saya lihat pasti ada adegan makan yang pasti menyajikan makanan khas Korea yaitu kimchi. Ada pula drama (utamanya drama sejarah) yang setiap pemerannya mengenakan pakaian tradisional Korea yakni hanbok dalam berbagai mode. Antara raja dan keluarga, pejabat, bangsawan, dan rakyat biasa akan memiliki perbedaan hanbok. Begitu pula busana-busana raja/ratu di era Silla, Goryeo, atau Joseon yang juga beda-beda. Drama sejarah yang mengambil lokasi syuting di Istana Gyeongbokgung juga pastinya menarik pemirsanya untuk mampir ke tempat iconic tersebut jika suatu saat berkesempatan ke Korea. Belum lagi, drama sejarah juga menyajikan adat istiadat Korea seperti adat pernikahan, penguburan orang meninggal, bahkan hiburan tradisional. Penampilan kebudayaan khas ini yang pada akhirnya menarik orang dari luar Korea untuk datang ke negeri gingseng tersebut untuk merasakan langsung pengalaman yang selama ini hanya dilihat dalam drama. Bukankah setiap mengunjungi suatu tempat baru yang coba kita temukan adalah something unique yang nggak bisa kita temui di kegiatan sehari-hari? Oh iya, kebiasaan bersikap sopan juga ditampilkan disini. Bahkan di kehidupan nyata sekalipun, para aktor dan aktris K-Drama ini begitu sopan terhadap sunbae (senior)nya.

Setiap menyaksikan film/drama, musik latar menjadi sesuatu yang mendukung terciptanya emosi penonton dalam memaknai suatu adegan. Dalam K-Drama, musik latar digarap dengan sangat apik menurut saya. Beberapa musik bahkan berhasil terngiang dalam benak. Kalaupun saya belum paham apa arti dari suatu lagu (yang kemudian saya akan cari tau artinya lewat google) paling tidak seseorang bisa menikmati musik itu karena terbayang adegan atau cerita yang ada di balik lagu tersebut. Bagi saya pribadi, beberapa musik yang membekas diantaranya adalah musik latarnya Reply 1988 yaitu Richard Marx-Right Here Waiting, dimana setiap saya mendengar lagunya selalu teringat akan Jung Hwan hahaha. Sungguh ini lagu jadul dalam bahasa inggris yang easy listening, coba klik di sini buat dengerin. Atau juga lagunya Lee Juck-Don't Worry, saya nggak tau ini aslinya lagu jama kapan, udah ada dari dulu atau emang baru ada pas mengiringi Reply 1988. Tapi kayaknya lagu ini terkenal banget di Korea sono. Lagu-lagu lainnya seperti Lee Hi-My Love, Hyorin-Our Tears juga berhasil masuk playlist lagu saya hehehe. Yaa, meskipun saya nggak tau liriknya, at least saya paham makna lagu itu cerita tentang apa dan yang pasti musiknya enak hehe.

Hanbok dalam pernikahan era Kerajaan goryeo dalam drama Moon Lovers.
(pic source)
Yang terakhir, drama Korea ini pastinya nggak lepas kan dari sponsor produk-produk tertentu, khususnya produk lokal. Nah, merek-merek lokal kayak Samsung, Hyundai, Goldstar, bisa dilihat sering wira-wiri di setiap adegan drama. Belum lagi produk-produk kecantikan yang dipakai para pemerannya. Di Indonesia sendiri terbukti, produk-produk kecantikan made in Korsel ini sekarang mulai masuk pasaran, bersaing dengan produk lokal dan produk-produk luar negeri lain yang telah mendunia. Produk di sini nggak cuma sebatas pada produk elektronik, kendaraan, kecantikan, atau makanan, tapi menurut saya termasuk pula semisal perguruan tinggi atau rumah sakit. (Can it consider as a product?) Seoul National University (SNU), universitas terbaik di Korea Selatan ini beberapa kali disebut dalam drama. Seperti Reply 1988 dimana kakak dari pemeran wanita utama digambarkan seorang yang pandai dan mendapat banyak pujian karena berhasil masuk SNU. Disadari atau tidak, itu bisa jadi ajang promosi untuk audiens kayak saya buat at least kepo: how good is SNU? Hehe. Kalau kamu ngefans dengan para pemain ataupun idol Korea kamu juga bakal lihat sederet nama selebriti yang ternyata merupakan lulusan perguruan tinggi favorit lain di Korea, macam Sungkyunkwan University, KAIST, Kyung Hee University, dll. Trus rumah sakit juga, nggak tau yaa ini masuk promosi atau engggak tapi nama rumah sakit yang dipakai buat syuting K-Drama juga biasanya disorot. Betapa yaa, lewat drama mereka nggak hanya promosi budaya tapi juga produk-produk dalam negeri mereka. Very nice!!

Oke itu tadi beberapa alasan K-Drama digemari banyak kalangan. Apakah kamu setuju?Atau kamu punya pendapat lain? Boleh lho berbagi pendapat :D


Senin, 11 Desember 2017 | 8.23 PM
Ini gimana kok Korea-an terus?
Apa blog-nya dijadiin blog per-korea-an aja po?
December 11, 2017 2 comments
Wanna write something that I like, at least for now. Something about Hallyu or Korean Wave that 'waving' me in this past few months. Sebenarnya saya terinspirasi buat nulis ini karena baca tulisannya Mas Arman Dhani di Tirto, kalau di artikel tersebut Mas Arman Dhani menuliskan tentang drama Korea secara umum, di sini saya akan menulis berdasar pengalaman emosional (halah) saya dan sebatas pada beberapa drama yang menurut saya menarik.

 Ilustrasi sebuah adegan di drama Reply 1988 (pic source)
K-Pop, K-Drama, maupun K-Movie sebenernya nggak asing dalam hidup saya. Boys Before Flower dan The Moon That Embraces The Sun adalah drama yang sejak dulu saya gemari. Saya bahkan memiliki sejumlah soundtrack drama seperti T-Max-Paradise, atau LYn-Back In Time. Beberapa film Korea juga pernah saya tonton, kayak Architecture 101, Always, Unforgettable, dll. Kakak sepupu saya pun adalah penggemar K-Pop, dimana tiap main ke rumahnya hampir bisa dipastikan bakal terdengar lagu-lagu BTS atau EXO plus poster-poster oppa boyband terpasang di dinding kamarnya. Teman sebangku saya waktu SMA juga penggemarnya Super Junior, khusunya Siwon Oppa. Tak jarang, buku catatan saya jadi sasaran coretan Hangul-nya dia. Terhadap mereka yaa saya memaklumi saja, mungkin karena saya juga menggemari Kate Middleton dan Princess Diana, jadi saya tau rasanya mengidolakan seseorang itu kayak apa heheh. 

Lalu, akhir-akhir ini, mungkin karena keseloan hidup dan kurang piknik, saya mencari hiburan dalam bentuk nontonin drama korea hasil minta dari kakak sepupu. Setelah sekian lama off dari dunia K-Drama, saya menonton Hwarang yang kemudian saya bikin ulasannya di blog juga. 

Reply 1988 cast. (pic source)
Nah disini saya akan bahas singkat beberapa drama korea yang pernah saya tonton. Menurut riset yang ditulis Mas Arman Dhani untuk Tirto itu, lima drama teratas yang digemari masyarakat Indonesia adalah Goblin, Reply 1988, Descendants of The Sun, Signal, dan It's Okay, That's Love. Kecuali Signal, semua drama yang paling digemari itu pernah saya tonton, tapi nggak semua saya suka. Reply 1988 yang dalam riset menempati urutan kedua terfavorit (14,83% suara) adalah yang terbaik menurut saya. Drama yang mengisahkan kehidupan sehari-hari di tahun 80-an ini sangatlah well, meski jujur awalnya sempet bosen karena alurnya lambat banget, mana durasi per episodenya 1,5 jam pula. Menurut saya, Reply 1988 ini digemari karena kisahnya dekat dengan masyarakat, cerita tentang keluarga sederhana, kehidupan bertetangga, dan persahabatan yang tidak digambarkan dengan berlebihan. Ke-menye-an juga masih dalam batas wajar, yaa meski saya akui Episode 18 bikin saya baper gilak hahahah. Di drama ini saya nemu Ryu Jun Yeol, pemeran Jung Hwan yang mantap banget aktingnya. Atau mungkin saya sebenarnya hanya jatuh cinta sama tokoh Jung Hwan yang diperankannya (?). Sejak itu, saya jadi nyari-nyari film-filmnya Jun Yeol Oppa, bahkan nonton variety show-nya dia yang tamasya ke Africa yang kemudian membuat saya ingin segera tamasya ke Baluran (loh?)

Selanjutnya It's Okay That's Love yang menempati urutan kelima dalam riset dengan perolehan 7,98% suara juga menurut saya oke punya. Drama dengan enam belas episode ini mengangkat kehidupan psikiater dan beberapa pasien dengan masalah kejiwaan. Jadi disitu diliatin gimana seorang psikiater ketika konsultasi sama pasien, gimana memperlakukan pasien, dan diliatian juga gimana gangguan jiwa yang dihadapi si pasien. For me this is the great way to rise awareness that...it's okay not to be okay, it's okay seeking help to solve your problem. Punya gangguan kejiwaan itu nggak masalah, dan konsul ke psikiater itu bukan hal yang tabu. Begitu pula punya keluarga yang memiliki masalah kejiwaan itu juga bukan suatu hal yang harus diumpetin, tapi didukung untuk mengatasinya. 

The lovely second lead couple in Decendants of The Sun. (pic source)
Sementara untuk Goblin yang digemari oleh 30,04% suara (menempati urutan pertama) menceritakan manusia yang dikutuk jadi imortal dengan pedang tertusuk di dada, mmm bisa mati ding asalkan ada 'pengantin' yang ditakdirkan mencabut pedang tersebut, menurut saya nggak bagus. Tapi ada bonus wajah tampannya Lee Dong Wook Oppa sebelum reinkarnasi jadi Grim Reapper, alias pas doi jadi raja. Decendants of The Sun yang kayaknya banyak penggemarnya di seantero Asia itu juga menurut saya..."halah, drama banget, gak mungkin ono sing koyo ngene" haha. Meski demikian, saya akui, chemistry second lead couple-nya mantaapp jiwaaa hehehe. Kalo untuk pemeran utamanya, saya juga malah lebih antusias sama Song Jong Ki dan Song Hye Kyo di kehidupan nyata daripada di drama Descendants of The Sun hehe. 

Pangeran-pangeran Goryeo di Mon Lovers. (pic source)
Nah, selain drama-drama yang konon terpopuler di Indonesia itu, ada beberapa K-Drama yang udah saya tonton dan menurut saya menarik. Yang pertama ada Moon Lovers, sebuah drama sejarah yang mengambil latar di era Kerajaan Goryeo. You know-lah, saya suka drama era kerajaan hehe. Cerita tentang pangeran-pangeran yang berebut tahta gitu dan tentu saja dengan bumbu-bumbu roman. Yang menurut saya menarik adalah, untuk meraih tahta kerajaan para pangeran-pangeran ini melakukan cara-cara kotor bahkan saling membunuh yang mungkin 'agak lazim' di jaman dulu. Nah, si protagonis di sini bahkan tidak digambarkan benar-benar bersih, doi juga melakukan beberapa 'cara jahat' untuk melanggengkan tahtanya. Entah kenapa menurut saya itu justru terkesan lebih nyata. Jadi nggak ada orang yang bener-bener suci gitu, semua ada plus minusnya. Eh iya, bagi saya ending-nya Moon Lovers ini sungguh tak terduga hahaha.

Penyiar cuaca Pyo Na Ri dan Reporter Lee Hwa Sin dalam Jealousy Incarnate.
(pic source)
Kalau It's Okay, That's Love membuka mata pemirsanya tentang kesehatan jiwa, ada lagi drama yang menyadarkan kita tentang kemungkinan adanya penyakit yaitu kanker payudara. Bahkan, di drama yang berjudul Jealousy Incarnate ini, yang kena kanker payudara adalah laki-laki. Jujur, saya pun baru tahu kalau laki-laki bisa terserang breast cancer dari drama ini. Jealousy Incarnate juga seolah mengkampanyekan agar khususnya wanita untuk rutin memeriksa payudaranya agar apabila terjadi sesuatu dapat segera mendapatkan pertolongan medis. Drama yang diperankan dengan apik oleh Jo Jung Seok, Gong Hyo Jin, dan Go Kyung Pyo ini mengangkat cerita kehidupan pekerja di industri pertelevisian yang dijamin seru. Selebihnya adalah soal cinta-cintaan manusia di usia 30-an.

Potret persahabatan dalam Fight for My Way. (pic source)

Selanjutnya, ada Fight for My Way, drama komedi romantis yang sukses bikin saya ngakak oleh guyonannya yang super receh. Menurut saya, drama ini menggambarkan kondisi anak muda jaman sekarang haha, yaitu anak muda yang semangat menggapai impian sekaligus pejuang job seeker. Atau mungkin lebih tepatnya yang sedang galau: antara mewujudkan impian atau memenuhi kebutuhan hidup eheh. Saya nonton drama ini karena direkomendasikan oleh teman KKN, Ria Putri. Jadilah, entah kenapa setiap ada adegan lucu saya bakal terngiang tawa khas-nya Ria Putri berikut suara tawa gadis-gadis KKN Seliu di pondokan. Serius! Tiap ada adegan lucu yang bikin saya terbahak, saya jadi keinget mereka -_-

Oke, itu tadi deretan K-drama yang berhasil membuat saya jatuh hati hahaha. Semoga kalau kalian belum pernah nonton dan lagi pengen hiburan seru, bisa loh nontonin drama yang saya tulis ini hehehe. Atau, punya rekomendasi drama/film bagus buat saya? Boleh lho share sini. Selain drama sebenernya ada juga K-Movie menarik yang saya tonton. Kapan-kapan saya bakal nulis tentang K-Movie juga, tapi mungkin satu artikel bakal mengulas satu judul film-nya, nggak kayak artikel ini yang emang memuat banyak judul drama tapi dibahas singkat-singkat. Drama Korea memang sebagian meyuguhkan kemenyean dunia, tapi juga menawarkan jalan cerita unik dan pesan-pesan moral positif. Semoga saya tidak terjebak sisi-sisi menye K-drama ini ya, tapi tetep bisa ambil moral value dan sisi-sisi baiknya hehe. Annyeonghi gaseyo! Ddo bwayo!




Sabtu, 9 Desember 2017
Come back,
after more than two weeks vacuum from blogging
December 09, 2017 5 comments


Some friends graduated in August this year and I want to make something simple but hopefully meaningful for them. I was in the mood to do some DIY project that time. So I prepare those simple gifts for them.

I made that very very simple pop-up (if it can consider as a pop-up) for Athia, my KKN team-mate who had also attended the same faculty with me, a friend who always open her 'kos' door anytime I need to 'numpang bobok' hehe. I made the pop-up in ocean theme to remind her about our glorious KKN days, living a beach-life in Seliu island. I also put "KKN Seliu 2015" logo on it. And she loves it so much! I'm so happy knowing her so enthusiast with the gift :)

I also made six flower bouquet for the others friends. I bought the flower, what flower is that? I think it was chrysanthemum or what...do you have a clue? Hahaha, I do not know exactly what kind of flower is that I just go to the florist and I think this yellow flower is eye-catching so I buy it. In Jogja flower bouquet usually being wrapped using plastic but I don't like it. Meanwhile, if you order florist who provides paper to wrap it, it will little bit pricey. So I buy some black papers to make contrast color with the flower and wrap the bouquet by my self. I think my DIY flower bouquets is not so bad hehe. Of course, I put some personal message for them, a different message for each person.

One for Voila, my KKN friend who is very very kind, humble, and smart. That one person who always spread positive energy. One for A'yun, my friend in pesantren who is also hafidzoh, a kind person and who I adore so much. One for Indrawan, my partner during my internship in Media Fisipol. It is great to collaborate with him making some social media contents with hashtag #RisetFisipol. Indra is now taking his master degree in one of the best uni in Southeast Asia, Chulalongkorn University. Another bouquet is for Sabrina, my se-per-Magelang-an friend. One for Rizka, the girl who works the office is next to my office room. And also for Tita, my friend who is also my lecture's daughter.

(pic source)

Because I made six bouquets something silly yet funny happened. The bouquet for Sabrina and Rizka was tertukar....and I realize it when I wanna give the last bouquet for Sabrina. Suddenly I read the message on it and it wrote "Rizka, S.IP." instead of "Sabrina, S.Si.". Feel shocked and wanna laugh at the same time, so I contacted Rizka for apologizing and send her the right "message". The girl who shows me Baby Shark video which is the song ringing in my ears a whole day long, just laughing and forgive me. Hahaha, thank you. And the last bouquet, I change the message on it before giving it to Sabrina. So, I didn't just give the "Rizka, S.IP." bouquet for Sabrina hehehe.


So, that's all I wanna tell you about  my very very simple DIY project that I made for my friends's graduation gift. What do you think of it? Have you ever receive a DIY Project gift or...what is your latest DIY project? Share with me if you do not mind :D


Kamis, 7 Desember 2017 

December 09, 2017 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
    Bulan Mei lalu, saya jajan tiga barang belanjaan yang bikin hepi. Ada eyeshadow, blush on , sama lipstick. Udah saya pake beberapa minggu, s...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Bulan Istimewa di Tanah Istimewa
    Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semaca...
  • Surga di Negeri Liu-Liu
    Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menu...
  • Dua Puluh Dua
    this lovely handlettering is created by my besties , Icha. Makasih chaak * hug * Bismillahirrahmanirrahiim :) So, here is my very f...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ▼  2017 (35)
    • ▼  December (7)
      • Para Pangeran (Kesehatan Mental Bagian 2)
      • Putri Diana (Kesehatan Mental Bagian 1)
      • Wisata Magelang yang Wajib Dikunjungi
      • Alasan Drama Korea Digemari
      • Saya dan Drama Korea
      • Graduation Gift (DIY Project)
      • Sunflower
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose