Solo!!!

by - January 16, 2014

Solo! Dengan tagline-nya "The Spirit of Java"
Pertama kali dateng ke tempat ini pas kelas X dan langsung jatuh cinta sama Solo.
Aaaakkk....Solo :*
Cinta keduaku setelah Magelang XP
Selalu pengen balik kesana lagi tapi belum kesampaian
sampai kemaren, Sabtu 11 Januari 2014
Aku nekat ke Solo :D
Bareng kakakku dan temen kami di pondok, Puput.
Nggak bisa banyak ngomong saking bahagianya, cuma rangkaian foto ini yang bakal cerita.

our first train ticket!!!

Iya, ini pertama kalinya kami bertiga naek kereta api, setelah dua puluh tahun hidup. Ciyee banget ini pokoknya. Pertamanya naik kereta tujuannya adalah Solo tercintaaah u,u Kami naik dari Stasiun Lempuyangan, Jogja. Beli tiket alhamdulillah tanpa antri. Dan itulah, tiket Kereta Api Madiun Jaya jurusan Solo-Jebres seharga dua puluh ribu rupiah yang telah diperiksa petugas :D

Sissy Nisa dan aku. Narsis bareng tiket KA pertama :p

Aku sama Puput sesaat sebelum KA Madiun Jaya dateng.
Kereta itu so swit yaaa gaiisss :3 Aaaakkk, suka juga nih sama kereta. Kapan aku bisa naik kereta sama cinta? Udah punya cintaa, Rul?? Ugggh -___- Semoga perkeretaapian di Indonesia semakin baik jadi bisa ngerasa save kalo naik kereta. Pemandangan sepanjang perjalanan menuju Solo juga ijooooo banget... Adeeeem :)



Turun di Stasiun Purwosari, Solo.
Dari Stasiun Purwosari, kami yang gak tau apa-apa tentang Solo baca plang di stasiun. Akhirnya kami memutuskan untuk nait Batik Trans dari Stasiun Purwosari ke PGS. Oke, aku nggak jatuh cinta sama Batik Trans! :s First imppression-nya udah jelek. Jadi ceritanya di dalam trans itu kami bertiga nggak dapat tempt duduk, nggak apa-pa sebenernya berdiri di bus soalnya cuma sekitar sepuluh menit perjalanan, yang bikin sebel itu adalah bus trans yang udah jelas-jelas penuh tapi petugasnya masih maksain penumpang buat masuk. Itu nggak manusiawi banget. -___- Itu juga salah satu yang harus diperbaiki sama calon pemimpin kayak kita, pelayanan transportasi publik yang bagus! Kan kalo pelayanan transportasi publik bagus orang nggak males pakai transportasi publik :) Ayook, katanya agent of change! :p

Dari pemberhentian Batik Trans di Bank CIMB Niaga Gladak, kami nggak ngerti harus kemana. Kami memutuskan tanya dimana letak Pasar Klewer sama seorang pelajar yang lagi nunggu angkutan. Eh, ternyata orang Solo baik-baik looh, ketika orang lewat mendengar kami bertanya Pasar Klewer. Ada Bapak-bapak yang juga ikut memberitahukan jalan menuju Pasar Klewer, bahkan ada dua orang mbak-mbak yang mengajak kami barengan karena mereka juga mau jalan-jalan ke Pasar Klewer. Hmm...cewek sih yaaa, yang dicari pertama langsung pasar :3

Kami pun jalan bareng sama mbak-mbak yang ternyata kerja di gereja deket Patung Slamet Riyadi. Kami lewat Sekaten. Yup! Ternyata Sekaten nggak cuma ada di Jogja. Seriusan aku baru tahu kalo Solo juga punya Sekaten. Di tengah perjalanan, kami bertiga yang begitu lapar memetuskan makan dulu. Mbak-mbak yang mengantar kami pun memberikan arahan kemana kami harus berjalan nantinya. Berhentilah kami di salah satu warung tenda di Sekaten untuk makan, Lontong Opor sama Es Teh :)

Dari tempat makan, kami melihat menara yang kami duga adalah menara Masjid Agung Solo. Mengunjungi Masjid Agung Solo aalah kegiatan yang selanjutnya kami lakukan setelah selesai makan :p

di depan Gerbang Masjid Agung Solo,
mungkin karena ada Sekaten jadi banyak penjual di halaman masjid.

Bareng Puput di depan Masjid Agung



Di kanan-kiri halaman Masjid Agung ada pemandangan yang menarik bagi kami. Yaitu ada semacam tempat untuk bermain gamelan ada beberapa niyaga (penabuh gamelan) juga, tapi nggak maen. Menurut informasi dari seorang pemuda yang kami tanya, selama Sekaten berlangsung ada pertunjukan gamelan di depan Masjid Agung, pertunjukan berlangsung dari pagi sampai sebelum Maghrib. Ketika kami kesana, pertunjukkan sedang terhenti. Menurut pemuda tersebut, itu karena menghormati waktu Dhuhur dan ara niyaga juga lagi pada sholat. Kami menunggu sejenak untuk menyaksikan pertunjukan. Sayangnya, waktu kami terbatas sehingga tidak bisa lama-lama hanya sampai intro saja kami melanjutkan perjalanan. Lagipula tempat pertunjukkan yang dipagari jeruji besi itu juga dikelilingi buanyak manusia, sampai-sampau mau take photo penabuh gamelan yang cakep aja syusyah :o


Jalan menuju Keraton dari Masjid Agung. Sempit dan macet.

Kami mengurungkan keinginan untuk ke Pasar Klewer, selain karena acara jalan-jalan ini tidak disponsori apapun sehingga dana kami limit juga karena kelihatannya sumpek. Kami lebih memilih jalan-jalan ke Keraton Surakarta Hadiningrat. Berjalan kaki beberapa lama di tengah terik matahari, kamipun melihat ikon Keraton Solo dan tentu saja nggak lupa buat jepret-jepret di depan Keraton. Aku bilang sama kakakku, Nisa kalau aku pengen foto sama penjaga pintu Keraton. 


Ternyata boleh foto sama beliau. Aaaakkk...aku seneng banget. Bungah banget pokoknyaaa :D Suatu saat semoga juga bisa foto sama para penjaga di Istana Buckingham yaaa, Amiiin :)

Hiperbahagia bisa foto bareng beliau-beliau. Solo, men! Solo!

Membeli tiket untuk masuk ke Museum Keraton Surakarta.


Halaman depan Museum Keraton Surakarta.

Bahagia foto bareng penjaga Keraton Surakarta, kami lanjut membeli tiket untuk dapat masuk ke Museum Keraton. Sepuluh ribu adalah retribusi yang harus kami bayar untuk dapat menikmati pesona Keraton Surakarta. Kami harus berjalan beberapa ratus meter dari tempat pembelian tiket untuk mencapai lokasi Museum, dimana di tepian jalan yang kami lewati tersebut terdapat beberapa penjual souvenir dari kayu berbentuk replika kecil kendaraan, dll.


Sissy Nisa di depan singgasana Raja dan foto Raja-raja Kasunanan Surakarta.


Kesenian Tayub.

Al Qur'an dengan terjemahan Bahasa dan huruf Jawa


Museum Keraton Surakarta menyimpan benda-benda bersejarah seperti singgasana Raja terdahulu, mahkota Raja, kereta kencana, keris, tombak, bahkan alat-alat masak porsi besar, lesung, dayung perahu. Adapula miniatur manusia dengan busana-busana khas kerajaan baik dari busana rakyat jelata hingga raja. 



Puas jalan-jalan dan foto di Keraton, kami melanjutkan perjalanan. Mampir sebentar ke Pasar Grosir Solo (PGS) buat beli minum. Kami sengaja nggak masuk ke PGS karena tujuan kami adalah jalan-jalan ke Solo, jadi gak ada dana buat belanja. Apalagi namanya cewek, kalo udah liat something menarik, pasti kalap heheh. Jadi mending beli mimik ajah trus lanjut ke Taman Sriwedari.

Kami memilih transportasi becak dari PGS ke Taman Sriwedari. Saru becak bertiga hihihi. Ini menarik, aku samasekali lupa kapan terakhir kali naik becak. Saat masih TK mungkin? Entahlah yang jelas ini pengalaman naik becak setelah lama nggak naik becak daaan ini di Solo :D

Sampai di Taman Sriwedari, kami nggak ngapa-ngapain sengaja cuma foto. Niatnya juga mau mampir ke Museum Radya Pustaka yang letaknya nggak jauh dari situ. Sayangnya, museum tutup karena sedang dalam revitalisasi. Hmmm...kami pun memutuskan pulang. Berjalan kaki di sepanjang city walk dari Taman Sriwedari sampai Stasiun Purwosari sambil menikmati suasana sore di Solo yang cantiiik banget :)

Itulah ceritaku,
dalam tiga jam di Solo yang unforgettable. Solo dengan pesona dan kharismanya. Solo dengan keramahan orangnya. Solo dengan lalu lintasnya yang bagus dan kotanya yang bersih. Solo dengan akasara jawa yang selalu ada bersanding dengan nama bangunan yang berdiri dengan eloknya. Solo, aku jatuh cinta padamu sejak pandangan pertama :*

Kereta Api Ekonomi Non-AC Sriwedari mengantar kami pulang ke Jogja.
11 Januari 2014

You May Also Like

0 comments