twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Suatu hari ketika saya sedang dalam keadaan sangat down, saya tiduran sambil buka Instagram, liatin story orang-orang. Niatnya sih "refreshing" but...damn, everyone seems so good that day. Kalo kata Rihanna mah mereka keliatan shine bright like a diamond di story masing-masing. Alih-alih refreshing, saya justru berakhir dengan membandingkan apa yang ada di story-story itu dengan kondisi yang sedang saya alami dan ngerasa sangat miserable HAHAHA. Apakah kalian pernah mengalami hal yang sama?

Yorobun, membuka Instagram saat kamu down dan membandingkan insta-life dengan kondisimu adalah kesalahan hahaha, yang ada malah bikin tambah ngerasa sedih dan stress sendiri. Kerena menurut saya yang umumnya diupload orang di IG tuh yaa cuma bahagianya, sedih-sedihnya enggak...padahal everyone fights with their own battles. Saya pun gitu hahaha, yang saya upload ya yang pas bahagia, jarang banget upload penderitaan di IG, because...yha ngapain? Kan penderitaanku udah aku upload ke chat room sahabatku ehehehe. Foto-foto insta juga umumnya adalah momen terbaik yang udah dipoles filter jadi makin waow. Saya aja, kalau mau upload IG adalah kalo lagi dapet momen dan foto bagus, fotonya pun  diedit dulu pake VSCO sebelum diupload.  Orang lain juga mungkin melakukan hal yang sama. We only show our best, and so they do. Well, mungkin nggak semua tapi saya rasa mayoritas juga gitu. Dan yang kayak gitu dibandingin sama momen tersedih kita, yhaa gak mashokkk hehehe. Dulu mungkin saya sering lupa perkara itu, tapi alhamdulillah sekarang udah enggak lagi.

Nah, setelah kejadian itu saya jadi teringat pernah baca artikel yang menyebutkan bahwa ada penelitian yang mengungkapkan kalau Instagram itu adalah social media yang rawan bikin insecure, bahkan cenderung unhealthy. Kenapa? Ya salah satunya mungkin kaya saya tadi, tanpa sadar kita membandingkan kesedihan kita dengan kebahagiaan orang lain dan akhirnya sedih dewe. Pernah juga baca artikel tentang orang-orang yang rela mengeluarkan effort dan budget luar biasa (bahkan saya bilang sih gak wajar) demi sebuah konten Instagram. Ada juga artikel tentang selebgram yang mengubah kepsyen-kepsyen foto "flawless" yang pernah dia unggah dengan cerita di balik setiap foto yang sayangnya kebanyakan adalah kisah yang ironis. 

anxiety instagram
(pic source)
Tapi yang menarik, saya juga jadi inget beberapa statement teman terkait per-instagram-an yang sempet bikin saya kepikiran. Is instagram really unhealthy for your mental well-being? Ada beberapa pengalaman dan perbincangan yang bikin saya mikir setelah percakapan itu terjadi dan belajar dari kejadian itu. Beberapa hal yang mungkin ada kaitannya sama mental well-being. Itulah yang mau saya share disini. Sebenernya udah lama banget pengen share tentang Instagram tapi selalu bingung mau mulai darimana bahasnya. Maka inilah pembahasan hari ini. Maaf yaa kalau alurnya agak random hehehe.

Suatu hari, seorang teman berkata kepada saya yang intinya: "aku upload story dan upload foto (di feed), yang liat story-ku udah banyak tapi yang like fotoku cuma dikit dan aku lihat (di tab like following -red) mereka malah nge-like foto-foto lain yang biasa aja." Saat itu, saya yang bahkan belum update Instagram yang adanya story-nya (iya, saya tergolong telat banget update IG yang mendukung feature story hahaha) agak kaget dengan pernyataan itu. I thought...oh this is not good, why she thought something like that? She should know, that she still amazing and the number of likes didn't define her.

Iya, interaksi yang diharapkan (dan disediakan) di Instagram kalo kita upload foto, ya emang like atau komen, tapi...seriously don't let it stress us. Khawatir nggak di-like atau khawatir dapet komen nggak enak misalnya. Well, bukankah ada banyak alasan bagi seseorang buat nge-like foto? Foto bagus bukan satu-satunya alasan. Bisa jadi seseorang nge-like karena foto itu punya kekuatan emosional buat dia, karena kepsyen yang menyertai foto itu menarik, or simply karena yang upload temen satu circle, bahkan bisa jadi juga karena algoritma Instagram atau apalah itu, bikin foto kita jadi tenggelam dari pantauan timeline kawan kita. 

Saya juga jadi inget pembicaraan dengan Bapak Kormanit (yang kemarin baru saja menikah, selamat!), saat itu kami membahas tentang beberapa akun yang menurut kami punya konten bagus dan dimiliki oleh seorang yang menurut kami "berkualitas", tapi konten-konten dia nggak dapet like banyak dan dia juga gak punya follower sebanyak Park Chanyeol (oke, ini lebay) dan saat itu obrolan kami memutuskan kalau jumlah like yha memang bisa jadi mempengaruhi kualitas foto, tapi tidak selalu demikian. Lesson learned: the number of likes is not everything, well except your 'gram is for business or something that need that much likes to reach the target. No need much worry about likes and comments things. 


(pic source)
Di hari lain seorang kawan cerita kalau dia memutuskan buat delete akun Instagramnya karena dia ngerasa Instagram banyak "mudharatnya". He didn't tell me what the negativity on Instagram that he faced. Beberapa bulan kemudian, orang ini udah bikin akun lagi dan aktif aja sampe sekarang. Mmm..okay hehe. Ada juga yang bilang resolusi 2018 adalah buat gak main IG lagi. But...this person comes back in daily Instagram lyfe a few days later and are active on IG until now. Well, basically I wanna laugh SO HARD sama yg model begitu, Ya Allah maaf jahat banget...habis gimana lha udah koar-koar gitu eh taunya.... Eh tapi saya nggak sejahat itu kok, saya ketawa dulu tapi tetep bersimpati hahaha.

Kalau dipikir-pikir lagi hal-hal kayak keinginan buat deactivate Instagram itu saya temui nggak cuma satu dua kali, nggak cuma di real life teman sekitar tapi juga wira-wiri di TL twitter. Pernyataan yang mereka buat sebelumnya menurut saya pasti sempat didasari rasa insecure atau apapun namanya, yang dipicu sosial media bernama Instagram,  yang bikin mereka emosi sesaat dan bilang gitu......yet they can't stay away from Instagram. So sad actually. Lesson learned: emotional control takes strong part in social media lyfe. I hope you're all okay dan kalau ada yang kayak gitu jangan diketawain laah yaa, kan problematika hidup orang beda-beda yhaa, prosesnya juga beda-beda hmm. Biarin aja kalau misal ada kawan atau bahkan kita sendiri yang mau sejenak rehat dari kehidupan sosial media ini, mungkin cara itu bakal baik untuk kebahagiaan dia.

Saya juga pernah merasa dibikin sakit hati sama konten Instagram dari seorang ehem...my crush wlllekekek. Jadi dia unggah sesuatu yang bikin saya patah hati AHAHAHA padahal yaa sopo aku. And I decide to logout my Instagram for a few days, biar gak tau kisah hidupnya di story LoL. Tapi jangan lupa, ada feature mute di Instagram. You can mute everyone story and the posts if it doesn't match your style. Seperti misalnya kalau ada teman yang sering unggah perpolitikan, apalagi yang mengarah ke SARA, mute aja haha. I think it's okay, you do not unfriend them, you do  not hate them in real life, you just didn't match with their content. Eh tapi btw, si "crush" tadi nggak saya mute kok, karena alhamdulillah udah bisa noto ati jadi nggak "terganggu" sama unggahan semacam itu. Lesson learned: noto ati is so important, nggak cuma dalam hal main Instagram kalo ini mah, tapi dalam kehidupan sehari-hari. Ngetik gampang, praktinya susah! Tentang mute-mute-an ini, juga perlu diingat: you can mute everyone, and so does everyone. They can mute you too. Nah, jangan sakit hati kalau pas tau begini. Coba introspeksi, bisa jadi kita di-mute kerena emang ada masa masalah personal, bisa juga konten kita yang annoying hayo...semoga jangan sampai yaa.


membandingkan gaya hidup di instagram
Source: Pinterest
Selanjutnya tentang unfriend, ada temen yang pernah curhat kalau dia pengen unfriend orang karena keberadaan akun tersebut wira-wiri di timeline dia bikin hatinya nggak nyaman. Wait...ini kenapa saya banyak menerima curhatan tentang hal-hal kayak gini di Instagram ya? Sementara saya malah mayan bahagia dengan memantau kehidupan para chingu EXO di platform social media yang satu itu. Meskipun saya nggak pernah sejauh unfriend orang karena emang gak seterganggu itu sama konten orang lain, tapi seandainya ada yang unfriend pun yaudah sih, mungkin dia mau membatasi circle dia di sosial media.  Misalnya aja nih, saya pernah nemu akun blogger yang memutuskan buat cuma follow akun-akun oppa dan noona karena dia emang lebih bahagia sama konten-konten para oppa dan noona ini. Kalo dibilang apa yang dia lakuin itu tergolong: ngapain bikin sosial media kalau nggak mau bersosialisai, kok saya kurang setuju ya. I mean...ya nggak apa-apa gitu kamu membatasi followingmu, asalkan tetep bergaul dengan baik di kehidupan nyata demi mewujudkan masyarakat madani (apasih ini bahasanya). Setting boundaries is pretty okay, isn't it? Ribet kadang memang dunia maya ini yhaa wkwkwk. 

Pernah juga baca sebuah artikel tentang orang yang mengalami anxiety tiap kali mau posting di Instagram, kalo nggak salah dia tuh model gitu. Btw, iya, saya memang sempet baca beberapa artikel tentang Instagram dan mental health karena udah dari jaman kapan kepikiran nulis, makanya baca-baca artikel yang terkait. Sayangnya saya nggak simpen link sumbernya dari dimana aja huhu maafkan. Oke, lanjut... Si orang ini tiap kali dia posting foto di Insta, dia bakal delete foto itu beberapa saat kemudian karena ngerasa kurang wow. Terus diedit lagi fotonya, abis itu di-posting lagi. Ngerasa ada yang kurang lagi - disunting lagi - diunggah lagi. Gitu aja terus, Ferguso hehe. Nah dia ini ngerasa takut kalau foto sekaligus kepsyen yang dia posting nggak "perform well" di hadapan masyarakat jagad maya. Padahal kalau dipikir lagi, yaa who care sih, siapa yang bener-bener memperhatikan postingan kita sampai sangat-sangat detail, kok selo banget hidupnya hehe. Orang kan rata-rata ngeliat foto yaa cuma beberapa detik nggak sih. Yuk, nggak usah terlalu khawatir sama perfotoan ini. Maksud saya, idol macam Kim Jongin aja posting foto blur di Instagramnya nggak apa-apa lho. Oh Sehun yang followernya di atas empat belas juta aja posting selfie kayak pake kamera Nokia 6600 (padahal doi pake aifon) aja nggak apa-apa lho. Yhaa tapi mereka Kim Jongin dan Oh Sehun from EXO siih yhaa HAHAHA. Tapi imperfect pictures itu malah menunjukkan kalo akunnya manusiawi kan hahaha.



88lovelife happiness quotes

Belum lagi nanti yang membandingkan kondisi fisik diri sendiri dengan kondisi fisiknya Kendall Jenner, atau membandingkan love life-nya sama cuople-couple fotogenik di Instagram. Yha, Instagram ini tanpa disadari memang memunculkan semacam standar yang disebut #bodygoals #relationshipgoals #weddinggoals dan goals lainnya. Kadang itu bisa memotivasi bikin kita jadi lebih baik, tapi ketika berlebihan bisa membawa pada satu titik anxiety tersendiri. Padahal siapa tahu kan di balik semua itu, apa yang orang-orang itu perjuangkan buat mencapai titik "goal" itu yang mungkin nggak dipublikasikan. Accept yourself, love yourself!

Itu baru beberapa dari mungkin sekian banyak yang kaitan antara Instagram sama mental well-being. Baru contoh kecil yang saya dapat dari pengalaman pribadi dan percakapan dengan beberapa kawan. Pengalaman dan  percakapan kayak gitulah yang justru bikin saya mikir kalau emang ada yang insekyur dalam bersosial media...dan saya bingung juga harus gimana. Share sini di kolom komentar boleh lho. Karena kondisi orang kan beda-beda ya, nggak bisa saya begitu saja minta dia buat selow aja maen IG mah, IG buat liatin oppa-oppa eqso aja dan niscaya kamu akan bahagia, tapi yha kan gak semua orang suka eqso LoL. Soalnya kayak gitu yaa jatuhnya kembali ke diri masing-masing, gimana kita mengontrol dan menata hati dan pikiran buat bijak bersosial media dan bijak menyikapi sosial media. Dan jangan lupa use our common sense tiap kali mau unggah di sosial media, jangan melulu insekyur dan nyalahin konten orang lain tapi diri sendiri nggak tahu diri hehe.

I don't say Instagram or other social media is all bad. Yha semua pasti ada plus minusnya, meski didapuk jadi sosial media paling toxic, tapi di sisi lain banyak juga lho orang yang sukses dari Instagram, entah karena mengelola bisnis yang dipromosikan lewat Instagram atau juga karena skill dia manage Instagram yang jadi nilai plus dan bisa jadi social media strategist. Nggak semua yang pakai Instagram juga pasti ngerasa insekyur juga, saya rasa banyak juga yang pake IG dan doi bahagia aja karena itu nggak ngaruh besar ke kehidupan dia. Orang-orang yang posting cuma buat mengekpresikan diri dan yhaa kadang sedkit pamer nggak apa apa, tanpa terobsesi dengan hal-hal yang sebenernya bikin diri ini stress. Karena dia lebih fokus ke real life daripada dunia maya. Sekali lagi semua balik lagi ke kita bagaimana manage diri kita.

Mari berbahagia di sosial media!!!


31 Desember 2018 | 21.24 KST
Sambil menyimak MBC Gayo di TL twitter
seneng melihat Yoona - Minho satu panggung
tapi nggak paham sama tempat duduk buat idolnya
WAEE?? (pake nada Jongdae)

December 31, 2018 2 comments
Variety show (VS) yang saya ikuti dari awal perjalanannya adalah Jibsabu Ilche, alias All The Butlers, alias Master in The House. Bermula dari membaca artikel di Soompi tentang VS baru yang konsepnya menurut saya menyenangkan, saya jadi pensaran sama Jibsabu. Alhamdulillah acara ini ada di Viu jadi sangat memudahkan saya buat nonton hahaha. Sejak itu saya mengikuti Jibsabu dari awal tayang hingga kini, meskipun ada beberapa episode yang gak saya tonton full karena bosan hehe. Nggak terasa, November lalu Jibsabu udah merayakan setahun mereka tayang dan menghibur saya. So, they deserve to be written here hahaha. Btw, Jibsabu ini sangat recommended karena setiap minggunya kita bakalan dapet insight baru dari beragam bintang tamunya.



Tentang apa?

Jadi, Jibsabu ini tuh ceritanya variety show yang dibintangi empat orang anggota tetap: Lee Sang Yoon, Yang Se Hyeong, Lee Seung Gi  dan Yook Sung Jae. Nah, empat orang ini setiap minggunya bakal dipertemukan dengan seorang "majikan" dan nginep dua hari satu malam di rumah sang majikan. Selama nginep, Seung Gi cs diwajibkan mengikuti gaya hidup sang majikan dan belajar sesuatu dari majikan alias sabu-nim. Yang menarik adalah: setiap minggunya sabu-nim mereka selalu breganti-ganti dan identitas sang majikan selalu dirahasiakan. Sesekali bakal ada sesi dimana member Jibsabu diberi kesempatan menebak siapa majikan mereka berdasar petunjuk yang diberikan seseorang via telepon, ini juga bakal jadi sesi paling seru dalam VS. Dalam 42 episode yang sudah tayang, tim Jibsabu menyajikan sabunim yang sangat bervariasi, ada rocker senior, atlet speed skating, biksu, aktris senior, penyanyi muda berbakat, aktor yang lebih sering tampil di panggung musikal, pelatih sepak bola, dll.


Para Member Jibsabu

Pertama adalah Lee Seung Gi (aktor, penyanyi, entertainer laah pokoknya, 32 tahun), doi baru sebulan keluar dari wamil kala memutuskan join Jibsabu, makanya dia nggak bisa berhenti ngomongin militer di awal-awal episode dan sering ditegur sama Se Hyeong hahaha. Btw, Seung Gi ini emang keren sih, wamilnya dia ditempatkan di unit tempur Kopassus-nya Korea, makanya dia sombong banget hahaha. Diantara empat member, Seung Gi ini yang semangat gitu orangnya sekaligus paling kompetitif misal lagi ada game, meskipun endingnya cuma gede omongan tapi kalah. Dia juga sering didapuk sebagai leader-nya tim Jibsabu, bahkan para hyung mengagumi dan mengakui leadershipnya Seung Gi di depan maupun di belakang kamera.

Lee Seung Gi leadernim (pic source)
Meskipun debut sebagai penyanyi, tapi akhir-akhir ini kita bakal lebih sering disuguhkan Seung Gi sebagai aktor di layar kaca. Namun, pada episode-episode Jibsabu pemirsa bakal sering menjumpai Seung Gi nyanyi dengan suara emasnya. Fans lama mungkin bakal jadi kangen lihat dia di panggung.


View this post on Instagram



A post shared by 양세형 (@ysh6834) on Oct 15, 2018 at 4:51am PDT

Kedua, Yang Se Hyeong  (komedian, 34 tahun)...saya beneran baru kenal orang ini disini. Dia adalah komedian yang bener-bener menceriakan tim Jibsabu, siap-siap aja dibikin ngakak dengan ucapan-ucapan doi yang out off the box. Sebagai orang yang agak banyak tingkah, Se Hyeong sering menarik perhatian dan jadi favorit sabunim, tapi ada juga saat ketika sabunimnya nggak suka sama orang banyak tingkah macam Se Hyeong hahaha.

Sung Jae, the Jibsabu maknae (pic source)
Ketiga, Yook Sung Jae (idol, aktor, 24 tahun)...personil boyband BtoB yang juga dikenal lewat drama Goblin sekaligus maknae di Jibsabu. Sung Jae ternyata adalah fans beratnya Seung Gi, bahkan lagu yang dia nyanyikan pas semacam audisi dulu adalah lagunya Seung Gi. Betapa Sung Jae adalah fans yang sukses menyetarakan diri dengan idolanya, bahkan kerja bareng di satu program TV.

Kalo lagi ada sesi game atau dikasih tantangan sama sabunim, Sung Jae ini tipe yang gak banyak komentar dan nyimak dengan baik, nggak jumawa macam Seung Gi atau Se Hyeong, tapi eksekusi doi seringkali boleh juga daripada para hyung. Sebagai maknae yang jarak usia dengan hyung-nya lumayan jauh, menurutku Sung Jae bisa menyesuaikan dengan baik.

Lee Sang Yoon ahjussi (pic source)
Member terakhir adalah Lee Sang Yoon  (aktor, 36 tahun), aktor smart lulusan Teknik Fisika SNU yang baru pertama kali ikut variety show. Awalnya Sang Yoon ini kaku banget asli, awkward gitu keliatannya. Tapi kelempengan doi ini malah jadi hiburan tersendiri. Seringkali kepolosan Sang Yoon sungguh menggemaskan dan bikin ngakak meskipun saya merasa jahat telah menertawakan doi haha. Btw, saya sebelumnya udah kenal Sang Yoon dari drama On The Way to The Airport, he’s soo good in this drama. Kalo kata lagunya taylor Swift sih "he's so tall, handsome as hell~" huhuhu. Apalagi suaranya kalo ngomong, hmm...enak banget didengerin, macam suara Hong Jong Hyun di King in Love. Eh tapi jangan tanya kalau dia lagi disuruh nyanyi sama sabunim, suaranya entah kenapa jadi aneh gitu haha, mungkin karena doi nggak terbiasa nyanyi kali ya.

Jibsabu Edisi Penyanyi

Majikan di episode perdana Jibsabu adalah rocker senior Korea, Joen In Kwon.Beliau ini nggak asing bagi saya. Saat itu saya cuma pernah lihat Pak Joen In Kwon nyanyi lagu Don’t Worry bareng almarhum Jonghyun SHINee. So sweet banget video itu rasanya. Ternyata Pak Jo In Kwon yang bergaya hidup nyentrik inilah pencipta lagu Don’t Worry yang juga jadi soundtrack K-Drama Reply 1988.
 
(pic source)
Pak Joen In Kwon nggak tinggal di pusat kota seperti umumnya artis, tapi beliau memilih tinggal di sebuah rumah sederhana pinggiran kota. Member Jibsabu harus menempuh perjalanan jauh dan mendaki banyak tangga buat sampai rumah beliau. Meski rumah beliau kecil dan sederhana, tapi beliau punya studio musik yang lumayan bagus. Yaa gimana yaa, namanya juga penyanyi. Pak Jo In Kwon bahkan sempet nyanyiin lagu Don't Worry di studionya, suara dan penghayatan beliau sukses bikin member tertua, Sang Yoon, nangis bombai. Selain itu, sabunim pertama ini juga punya kebiasaan makan makanan yang mungkin agak nggak umum yaitu bubuk madu, yaudah itu seharian anak Jibsabu kenyang makan bubuk madu yang konon rasanya aneh hahaha. Di episode ini para member beneran harus mengikuti gaya hidup majikan yang sangat-sangat nggak biasa menurut saya.
 
Jika kamu menggemari korea, khususnya KPop, nama SM Entertainment pasti nggak asing lagi. Suatu hari, Jibsabu pernah syuting di kantor salah satu agensi besar di Korea Selatan ini. Kala itu, yang jadi sabunimnya adalah BoA, penyanyi SM yang udah debut sejak usia 15 tahun. BoA yang usianya sepantaran dengan para member Jibsabu saat itu lagi mau launching single barunya, jadi diliatin ketika BoA latihan dance dan meminta para member buat ikut nyobain dance juga. Siap-siap aja dibikin ketawa ngakak sama dance-nya Lee Sang Yoon. Oh iya, di bagian ini juga ada saat dimana BoA ngenalin boyband NCT ke Seung Gi cs. Di episode ini pula netizen baper karena berharap Lee Seung Gi ketemu mantannya yang anak SM, Im Yoona hahaha.

Member Jibsabu ketemu NCT di studio tarinya SM Entertainment (pic source).
Nggak cuma itu, sebagai sunbaenim yang udah banyak makan asam garam dunia hiburan dan berprestasi lewat banyak awards, BoA ternyata juga menduduki jabatan penting di manajemen SM Entertainment. Saya lupa nama jabatannya apa, tapi yang jelas salah satu tugas BoA adalah ngedengerin curhatan idol-idol hubae (junior) terkait karir. Ketika para member pura-pura jadi idol muda dan curhat ke sabunim, wow...BoA ini berubah jadi ngeri gitu wkwkwk. Yha gimana, berkarir sejak remaja dan masih eksis sampe kini, pastinya berarti BoA sanggup menghadapi segala rintangan dan nggak nyerah, so that's also the thing that SM idols have to learn. Inikah yang dihadapi idol-idol SM saat ketemu BoA?? hihihi.

Jibsabu nge-dance bareng BoA sabunim.

Tapi kengerian itu berubah jadi keramahan pas mereka nginep di rumah BoA. Kayak BoA bahagia gitu diinepin temen-temen seumuran, mereka ngobrol semaleman cerita ngalor ngidul layaknya kalau kita ketemu teman. Lalu ada saat ketika para member mengagumi BoA yang udah kerja kelas sejak muda banget di industri hiburan yang keras, mana solo karir, pasti nggak mudah...dan dengan jadwal super padat, mungkin agak susah buat sosialisasi. Makanya para member bahagia saat mereka bisa jadi "teman" buat BoA sabunim.

Jibsabu Edisi Olahraga

Jibsabu di arena speed skating Taereung Sport Center bareng Lee Seung Hoon sabunim (pic source).
Episode favorit saya sejauh ini ya tetep episode 10-11 ketika majikannya adalah Lee Seung Hoon, peraih medali emasi cabang speed skating di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018. Mereka syuting episode ini nggak di rumah sang majikan tapi di pusat pelatihan Korea yang kalo nggak salah paling gede di negara itu, Taereung Sport Center. Jadi diliatin tuh gimana supernya fasilitas latihan buat para atlet Korea dan saya sungguh takjub pemirsa. Tempat gym-nya luassss sekali, ada "lapangan" speed skating juga yang  juga gede bingit, terus kantin makanan yang tentunya menjaga banget gizi-gizi para atletnya, dan yang paling bikin takjub adalah cerita sabunim-nya soal 'menu' latihan yang harus dilakukan atlet-atlet Daehan Minguk demi mengharumkan nama negara. Hasil latihan mereka, bisa dilihat dari hasil Asian Games 2018 kemaren yang menempati posisi tiga dengan 177 medali dan di Pyeongchang dapat peringkat tujuh. Si member kayak seneng banget bisa masuk Taereung Sport Center dan ketemu atlet langsung, apalagi si atlet ini umurnya nggak jauh beda dari mereka jadi nyambung banget ngobrol dan guyonnya. 

Member Jibsabu dapet telepon petunjuk dari MC Nasional Korea Yoo Jae Suk tentang sang majikan berikutnya, yaitu pesepakbola Park Ji Sung. (pic source)
Jibsabu bareng Park Ji Sung sabunim.

Sabunim di bidang olahraga nggak cuma Lee Seung Hoon saja. Pesepak bola legendaris Manchester United, Park Ji Sung juga pernah jadi sabunim pas musim-musim piala dunia. Ini episodenya juga semangat banget gitu, para member diliatin museum pribadinya Park Ji Sung dan jadi host siaran piala dunia kemaren. So lovely.

Ada juga atlet baseball. Yha, di Korea kan baseball tuh kayaknya sangat dihargai ya. Episode bareng si atlet baseball ini agak berasa Superman Return karena beliau punya anak masih kecil dan para member dilibatkan merawat balita-balita lucu itu. Nggak nyangka aja, si atlet yang badannya gede ternyata adalah sosok sangat penyayang sama keluarga.

Jibsabu juga pernah syuting di Vietnam ketika sabunimnya adalah pelatih timnas sepakbola Vietnam yang merupakan warga negara Korea. Beliau ini tergolong berhasil mengharumkan sepak bol Vietnam dan sangat dielu-elukan warga Vietnam. Ketika mereka syuting di jalan umum, orang kayang nggak peduli Sang Yoon, Se Hyeong, Seung Gi, atau Sung Jae...yang mereka panggil cuma nama park Hang Seo sabunim hahaha. Dan saya lihat di Twitter, tahun ini tuh Vietnam menang Piala AFF dan mereka selebrasi warga Vietnam atas kemenangan ini sungguh luar biasa. Nama Park Hang Seo tentu makin dipuja di Vietnam.

Park Hang Seo sabunim, pegang piala kemenangan Vietnam di AFF 2018 (pic sourse)


Jibsabu Ter-Emosional

Kalau mengikuti Jibsabu, atau mungkin nonton satu episodenya saja, cukup keliatan kalo Sang Yoon, Se Hyeong, Seung Gi, dan Sung Jae ini punya kepribadian yang berbeda-beda, bahkan bisa dibilang kontras. Sang Yoon, member tertua dan paling nggak pengalaman di VS adalah yang paling sering keliatan "struggling" di acara ini. Nah, suatu hari mereka dapet sabunim Nyonya Shin Ae Ra yang sedang ambil S3 Psikologi di LA dan mereka tentu saja syuting di LA. Episode bersama Nyonya Shin Ae Ra adalah episode paling emosional karena disitu, para member diminta sang calon doktor untuk melakukan tes psikologi dan dianalisis bareng-bareng. Hasil tes itu menunjukkan bahwa keempat orang emang punya kepribadian berbeda dan analisis Nyoya Shin Ae Ra sangat membantu para member untuk lebih memahami diri sendiri ataupun temannya. Para member juga mengungkapkan tentang apa yang dirasakan mereka tentang dirinya, tentang temannya, dan tentang acara Jibsabu. Tentu saja, air mata nggak tertahankan. Tapi sejak saat itu, kayaknya member jadi ngerasa lebih dekat satu sama lain, episode ini tuh kayak apa yaa...refresh-nya Jibsabu gitu. Kayak para member siap menyambut hari baru setelah mereka saling memahami. Thanks a lot to Shin Ae Ra sabunim.


Jibsabu emotional moment with Shin Ae Ra sabunim (pic source).
Perbedaan karakter para member menurut saya adalah salah satu kekuatan Jibsabu. Ada yang citra yang khas dari tiap member yang bikin mereka unik dan saling melengkapi di acara ini. Empat orang itu bener-bener pas buat memberi warna di acara ini. Thank you.

Jibsabu Rasa Law of The Jungle
 

Setiap episode Jibsabu selalu berbeda "warna"-nya, entah itu dari faktor karakter majikan, lokasi syuting, atau challange-challange yang dikasih, tapi ada satu yang menurut saya paling enggak biasa, yaitu ketika sabunimnya adalah Kim Byung Man. Karena sabunimnya merupakan host variety show Law of The Jungle, maka episode kali itu saya sebut: Jibsabu rasa Law of The Jungle hahaha.

Ada bagian yang Law of The Jungle banget  (meski saya baru nonton satu episode Law of The Jungle , itupun nggak kelar) ketika mereka kerja keras buat membangun sesuatu dari alat-alat ala kadarnya dan masak di tempat terbuka di tengah guyuran hujan, meskipun malamnya mereka tetep bobok di semacam homestay dan nggak di tenda ala-ala Law of The Jungle hahaha.


Lewat episode ini pula kita bisa belajar tentang arti kerja keras. "If you want something that you never have before, you've to work harder like you never did before." Kim Byung Man sabunim orangnya pensaran banget sama banyak hal random dan dia belajar dan berlatih keras buat menguasai hal itu. Beliau punya banyak banget lisensi resmi misal buat skydiving, yang untuk mendapatkannya seseorang harus terjun payung 500 kali. Atau sertifikat selam yang juga harus diperoleh dengan syarat tertentu. Lisensi-lisensi semacam itu nggak cuma dia punya satu dua tapi banyaaaakkk banget di berbagai bidang! Takjub aku sama perjuangannya.

Nah, yang diliatin di episode ini sekaligus yang bikin beda adalah karena saat itu Kim Byung Man sedang ngejar sertifikat pilot, iya...pilot! Dan buat dapetinnya, beliau harus belajar teori penerbangan setahun full dan praktik terbang hingga jam terbang tertentu. Terus tim Jibsabu diajak juga buat terbang pake pesawat kecil, bahkan Lee Sang Yoon dapat penghargaan buat jadi co-pilot. Seru banget itu Sang Yoon untuk pertama kalinya terbang, pake baju pilot....aaaa soo cool, as expected from Lee Sang  Yoon hahaha. Langsung keinget drama On The Way to The Airport saya, dimana saat itu doi selingkuh sama istri pilot hahaha. Trus sekarang jadi pilot 'beneran' wkwkwk.
 

Jibsabu Edisi Ulang Tahun
 

Bocah-bocah yang kaget ketemu Son Ye Jin.
Episode Jibsabu yang terakhir saya tonton adalah edisi anniversary-nya mereka, dimana mereka dapet hadiah ulang tahun seorang tamu (karena doi nggak mau disebut sabunim) yaitu aktris senior Son Ye Jin yang kemarin habis maen drama fenomenal Pretty Noona Who Buys Me Food bareng Jung Hae In (tapi saya nggak nonton drama ini sama sekali). Di episode inilah, pertama kalinya saya ngelihat semua member Jibsabu berada dalam suasana sangat awkward yang begitu lama. Kayak mereka udah terpesona duluan sama Son Ye Jin noona hingga tak mampu berkata-kata HAHAHA. Tapi serius deh, lama banget kayaknya sampe mereka bener-bener bisa get along sama Son Ye Jin, katanya sih hal ini dikarenakan mereka terbiasa ketemu sabunim sepuh terus tiba-tiba ketemu yang muda kinyis-kinyis macam Ye Jin noona hahaha.
 

Sabunim Idaman Saya

Sebagai seorang fans, saya tentu memiliki harapan dan angan-angan yang semoga bisa jadi kenyataan. Kalau bisa milih sabunim yang saya pengen lihat buat 'membimbing' bocah-bocah Jibsabu ada beberapa nih HAHAHA.

  • Aktor kawakan Song Kang Hoo, well menurut saya Song Kang Hoo adalah jaminan mutu. Hampir semua film favorit saya ada beliaunya. Penasaran aja saya sama kehidupan beliau dan penasaran sama nasihat-nasihat apa yang bakal dikasih ke Seung Gi cs, atau at least pengalaman-pengalaman menarik beliau. Apalagi beliau kan sangat jarang tampil di variety show yaa.
  • Lee Byung Hun, yaa jelas kalau ini mah. Anak-anak Jibsabu juga pasti pengen banget dapet sabunim beliau. Tapi Pakde Byung Hun pasti kan jadwalnya padet banget yaak syuting film hollywood dan film dalam negeri, belum lagi datengin award-award huhuhu.
  • Son Heung Min, punggawa Tottenham Hotspurs hahaha tentu saja saya pengen anak muda berprestasi yang dapet izin gak join wamil ini jadi sabunim. Seru lagi kalo syutingnya di UK, sekalian meet up sama mantan sabunim Park Ji Sung. Well, Heung Min mungkin masih muda tapi tentu saja banyak pengalaman berharga yang bisa dia bagi kan. Sayangnya jarak memisahkan dan Heung Min pasti sibuk banget dengan jadwal bareng Spurs dan timnas Korea.
Eits...tapi nggak ada yang nggak mungkin kan? Kru-nya Jibsabu kan super banget. Kalo Park Ji Sung, aktor hollywood Lee Ki Hong, biksu Pomyun, dan syuting di LA aja mungkin buat mereka kenapa enggak dengan kemungkinan-kemungkinan di atas. Hahaha. Semoga saja yaa. Saya juga pengen Yoo Jae Suk, Ha Joong woo, jadi sabunim hahaha.

Itu tadi cerita saya tentang satu-satunya variety show yang saya ikuti tiap episodenya. Nggak semua sabunim bisa saya sebutkan di cerita ini, makanya saya cuma menuliskan yang menarik perhatian aja. Sebenernya semua sabunim itu seru dan menyenangkan, selalu beda atmosfernya. Saya merekomendasikan variety show satu ini buat ditonton menemani weekend Anda. Nggak cuma bikin ngakak tapi juga inspiratif.

Well, selamat ulang tahun buat Jibsabu, semoga makin semangat menghibur pemirsa dengan sabunim yang keren-keren. Luv you!
 

22 Desember 2018
Selamat Hari Ibu
Ditulis sambil menanti EXO tampil di Knowing Brothers
December 22, 2018 1 comments
Tahun 2018 tiba-tiba aja udah sampai di bulan terakhirnya, nggak kerasa ya. Sedih banget aku tu, tau-tau udah mau ganti tahun aja. Lewat tulisan ini, saya ingin sejenak melihat perjalanan blogging selama satu tahun terakhir. Iya, perjalanan blogging aja yang ditulis. perjalanan hidup mah biar jadi cerita pribadi aja.

Selama tahun 2018 (atau setidaknya sampai saat saya menulis ini) ada 26 tulisan yang berhasil saya unggah. Jumlah yang kalah jauh kalau dibandingkan dengan tulisan yang berhasil diunggah tahun lalu sebanyak 32 tulisan. Masuk akal sih, karena Januari tahun lalu, saya memaksa diri saya sok-sokan bikin proyek #10HariMenulis jadi di bulan awalnya aja udah ada sepuluh tulisan nangkring di blog. Dari segi kuantitas, proyek semacam itu sangat membantu buat nambah entry di blog. Namun dari segi isi materi tulisan, menurut saya tulisan tahun 2018 lebih tertata dan lebih pake effort daripada tahun-tahun sebelumnya hahaha.



Beberapa postingan emang saya bikin cukup niat hahaha, mulai dari take foto-foto buat pelengkap, edit foto atau cari foto di internet kalau butuh sumber eksternal). Ngurusin foto aja udah makan waktu. Trus, setiap tulisan pasti saya bikin draft kasarnya dulu di WordPad (biar irit kuota dong yaa) lalu baca...edit. Dipindah ke laman entry blogspot, setting, edit, insert foto-foto baru posting hehehe, makanya jarang banget tulisan bisa jadi sehari. Paling-paling dua sampai tiga hari-an laah bisa fix sampai diupload.

Tantangan berat nulis blog bagi saya, selain menemukan materi buat ditulis adalah untuk konsisten dan melawan segala mood kalau misal lagi nggak ada hasrat nulis sama sekali. Saya sudah pernah bahas kan kalau saya ikut proyek bareng temen yang namanya INKspiration, sebuah proyek yang membuat para membernya setor minimal satu tulisan dalam periode dua minggu. Alhamdulillah, saya berhasil memenuhinya selama setahun ini. Well, kadang ada bolongnya juga sih, tapi saya berusaha “bayar” pakai tulisan tambahan di lain waktu biar kalau dirata-rata yaa tetep setahun bisa skitar 24 tulisan hehe. Alhamdulillah, setiap bulannya bisa paling enggak satu tulisan, kecuali bulan Juni yang nggak nulis sama sekali huhu. Paling produktif yaa di bulan April karena saya hype banget abis nonton The Great Queen Seondeok dan harus saya lampiaskan di blog hahaha. Proyek INKspiration sangat membantu buat semangat nulis, meski saya juga tidak lantas menulis semata-mata untuk proyek ini. Saya menulis karena saya ingin dan saya butuh melampiaskan apa yang ada di kepala.


Dari 26 tulisan yang saya unggah tahun 2018, tulisan favorit saya adalah Friendship in Twenty Something (klik di sini untuk membaca), karena tulisan ini saya tulis sepenuh hati. Bukan berarti tulisan lain nggak saya tulis sepenuh hati ya, tapi materi tulisan ini tuh rasanya lebih personal. Jujur. Curhatan. Manusiawi. Hehehe apa sih. Tapi yaa memang gitu. Itulah yang saya rasakan dua-tiga tahun belakangan. Yang mungkin juga dirasakan temen-temen seumuran saya. Ketika teman-teman yang dulu biasa bareng-bareng kita sudah sibuk dengan jalan hidup masing-masing, pun diri kita. Nggak bisa dihindari lagi, yaudah emang suatu saat bakal sampai ke saat ini. Saat kita mulai menghargai betapa berharganya kenangan-kenangan indah bareng temen-temen dahulu. Saat yang pada akhirnya jadi teman perjalanan, yaa teman hidup kita nantinya. Eciyeeehhh....


Friendship. Sometimes, what I love about boy group is their friendship.
They became friend since trainee, work together, receive award together,
and maybe sad together. They growing old, together :') (pic source)

Saya seneng dan puas bisa nulis Friendship in Twenty Something itu. Saya bahkan rindu bisa nulis jujur kayak gitu. Buat saya, nggak mudah mengungkapkan isi hati dan pikiran di tempat umum, seperti di blog. Saya lebih pede mengungkapkan perasaan tentang oppa-oppa koriya daripada tentang hal-hal kayak gitu hehehe.

Sementara itu, tulisan yang paling banyak dikunjungi tahun ini adalah ketika saya bercerita tentang itinerary perjalanan saya ke Banyuwangi pada Februari lalu (klik di sini untuk membaca). Saat itu, saya membagi pengalaman jalan-jalan saya dalam tiga tulisan: gambaran umum (itinerary, dll), pendakian Gunung Ijen, dan Taman Nasional Baluran. Nggak nyangka, ternyata yang paling banyak dikunjungi adalah yang tentang gambaran umumnya, bahkan banyak yang minta itinerary yang sudah saya bikin vie email, dan mereka juga berlanjut tanya-tanya via email. Well, senang bisa membantu meski cuma tahu lewat blog. Semoga apa yang saya tulis itu cukup membantu.


[NEW BLOG POST]
Jalan-jalan ke #Banyuwangi (1): Itinerary, Transportasi, dan Biaya

Setelah sekian lama, akhirnya keturutan juga main kesini. Truly amazing place! ♥️

✏️ Link: https://t.co/W9uzeKVEXo @sobatblogger#BloggerPerempuan @BPerempuan pic.twitter.com/IvF86kZiFM
— Nurul Latifah (@nurullatif21) March 17, 2018

Hmm...ngomongin tentang jalan-jalan jadi inget kalau tahun ini tuh saya pengen banget jalan-jalan ke Taman Kyai Langgeng dan Gembira Loka Zoo hahaha random banget kan saya? Tapi emang, itu cita-cita yang bahkan saya ungkapkan ke temen-temen saya, tapi kayaknya temen saya yang sudah pada dewasa itu nggak mau maen ke tempat-tempat random kayak gitu haha. Sebenernya udah rencana mau ke Gembira Loka Zoo bareng Nana sih, tapi kami cuma bisa ketemu weekend...dan weekend udah sama-sama capek pengennya gegoleran aja wkwkwwk. Pengen sih, aku kesana sama kamu tapi ya gitu hmm.


Di tahun 2018 ini, saya banyak bikin konten tentang per-korea-an. Saya yang semakin ter-hallyu ini bahkan bikin "menu" yang saya dedikasikan khusus untuk K-Drama di bagian menu bar blog saya. Iya, saya semakin suka Koreyaan dan saya butuh wadah untuk menyalurkan itu. Temen saya bahkan bilang, sekalinya masuk ke koreyaan: there's no way back! Hahahahaha. Belakangan, saya bikin blog khusus buat koreyaan dan postingan pertama saya (klik di sini untuk membaca) isinya curhatan tentang saya dan koreya.


Saya adalah fans Kate Middleton garis keras, tapi ternyata suka koreyaan tentu saja tidak bisa dipahami semua orang. Kate Middleton is Kate Middleton, sementara Koreya terlanjur dipandang gimana gitu haha. Suatu hari, saya pernah mengunggah review film Korea di Instagram dan seseorang berkomentar: "seleramu lho" *emoticon bola mata lihat ke atas yang item2 matanya ke atas semua* Film yang dikatain "seleramu lho" itu adalah The Throne, flag bearer-nya Korea di Oscar padahal :') Tapi yaa tentu beda banget genre-nya sama film selera dia (film-film Marvel). Sempet kzl sih saya hahaha, kenapa ini bocah nggak memahami kalo selera orang beda-beda? Tapi yowis sih, saya males debat. This person is the one who also commented about "plastic"-thing when I posted about Song Heung Min in World Cup 2018, jadi yowis.... Nggak cuma itu sih, pernah juga dikomentarin "kamu sekarang beda" pas saya posting review film lain di IG. Yaudah, di-read wae haha. Bahkan temen-temen deket pun be like rolling their eyeball knowing about me and this korean thingy hahah, jadi yowis...blog (dan twitter) memang terbaik buat koreyaan hahahaha.

(pic soruce)
Konten-konten Koreya di blog ini juga merupakan konten favorit saya karena saya juga bikinnya dengan perasaan yang bahagia hehehe. Artikel tentang Queen Seondeok bahkan saya bikin pake acara baca jurnal segala saking penasarannya sama sejarah salah satu ratu terkuat di era Silla itu, chingu. Micin emang aku tu kalo udah suka sama sesuatu, apalagi suka sama kamu. Dan saya juga nggak nyangka aja, tulisan tentang Queen Seondeok, yang merupakan drama lawas banget itu ternyata masuk dalam daftar tulisan yang paling banyak dikunjungi tahun ini. Heran tapi juga seneng berarti paling nggak di luar sana masih ada yang pensaran sama Seondeok hahaha. Padahal menurut saya tulisan pertama tentang Queen Seondeok (total saya bikin empat tulisan bahas satu drama doang hiks) tuh kurang tertata, karena saya terlalu hebih dan pengen menjejalkan enam puluh episode drama dalam satu materi tulisan hahaha.

Selain Korea-an, "menu" yang saya tambahkan di menu bar blog adalah Postcrossing, sebuah proyek bertukar kartu pos yang saya mulai awal tahun 2018 ini. Sebuah proyek yang agak kuno dan tampak unfaedah tapi menyenangkan. Seru juga loh ternyata, ketika pulang kerja lalu tiba-tiba dapet kartu pos lucu dan pesan menyenangkan dari si pengirim. Atau ketika dapat ucapan terima kasih via email ketika kartu pos yang kita kirim sudah sampai ke tujuan. Iya sih, memang bisa aja kita cari gambar suatu negara di internet di era digital ini, tapi mendapatkan dari negaranya langsung dengan gambar-gambar yang nggak terduga is really something. Bahkan saya dapat beberapa DM dari temen yang tertarik juga dengan proyek ini dan memutuskan bergabung. Seorang blogger yang suka nulis per-postcrossing-an dari Kanada bahkan DM saya via Instagram karena lihat hasil foto-foto saya terkait postcrossing yang menurut dia menarik dan doi minta izin untuk me-repost-nya di blog dia, pakai nama saya tentu saja. Yay, so glad!!

Dalam setahun, belum banyak kartu pos yang saya kirim maupun saya dapatkan, karena saya cuma ngirim kalo lagi selo dan lagi ada duit hahaha. Stock postcard di rumah masih banyak sih sebenernya, perangko juga tapi lagi kurang mood aja ngurusin per-postcrossing-an. Semoga tahun depan bisa lebih banyak kirim kartu pos dan dapet beragam kisah seru dari kartu pos berbagai negara. Aamiin. Oh iya, silakan klik di sini kalau tertarik untuk join Postcrossing, saya sudah bahas caranya di artikel itu.

Just bought some stamps for my next Postcrossing project. This is the Indonesian Postcrossing Stamp Series, issued on July 2017. Indonesia is the first Asian country which realease Postcrossing stamp 🇲🇨😊#Postcrossing #stamp pic.twitter.com/mdUbOcnzjX
— Nurul Latifah (@nurullatif21) April 26, 2018

Eh iya, di akhir saya mau cerita terkait style nge-blog. Saya memutuskan untuk konsisten menggunakan kata "saya" di blog sejak 2015 kayaknya, alasannya waktu itu yaa karena lebih nyaman nulis pake "saya" aja. Tapi, di beberapa postingan terkahir, saya selalu otomatis nulis kata "aku" setiap kali bikin postingan dan baru nyadar setelah ngetik beberapa kalimat, lalu barulah saya ganti kata "aku" dengan "saya". Kadang, ngerasa beda aja gitu feel-nya ketika yang otomatis saya tulis dengan "aku" saya ganti dengan "saya" atas nama konsistensi. Tapi rasanya kayak jadi nggak alami. Tapi yaudah sih, bukan masalah besar juga kan ya? Atau mungkin suatu saat harus dicoba posting tulisan pake "aku" kali yaa, biar bisa dibedakan feel-nya. Yaa, sepertinya hanya "aku" dan "saya" yang bakal saya pakai, karena kalau saya pakai "gue" jatuhnya geli membayangkan logat saya dipake ngomong "gue" hahaha.


Itu tadi sedikit catatan tentang garis besar perjalanan saya nge-blog selama tahun 2018, semoga tahun depan bisa lebih banyak menghasilkan konten yang lebih bermanfaat dan lebih menyenangkan untuk dibaca hehehe. Jangan lupa mampir ke blog saya lho ya! Hihihi.

Jumat, 07 Desember 2018 | 22:03
Alhamdulillah teaser-nya Chan-Baek lebih menutup aurat
daripada Se-Kai kemaren malem hahaha 
December 07, 2018 No comments
(pic source)

It's funny.
How can someone feels happy and sad at the same time?
It's happened for so many times.
Step back, stop, if it hurts that much.
But, for every time you want to stop,
that's little thing called hope whispers,
"try again, it will work, maybe this time".
And once again, you believe. You give it try.
 But the same reaction happens again and again.
Once again, you're in pain.


Sunday | November 20, 2018
December 03, 2018 1 comments
Di Sabtu pertama bulan Desember ini saya ingin membahas lagi tentang kartu pos. Well, setelah bergabung dengan Komunitas Postcrossing (klik di sini untuk informasi cara bergabung dengan Postcrossing) selama beberapa lama, saya mencoba sebuah aktivitas yang namanya Direct Swap. Awalnya sih saya nggak terlalu tertarik sama Direct Swap, tapi karena terlalu ngebet pengen dapet postcard dari Negeri Gingseng alias negerinya Kim Jongin, tetangganya Kim Jong Un, maka saya memberanikan diri mencoba proyek Direct Swap.


cara daftar postcrossing

Apa itu direct swap?

Jadi, direct swap adalah suatu kegiatan dimana kita bisa bertukar kartu pos dengan langsung menghubungi orang yang bersangkutan. Ini artinya aktivitas kita nggak terdaftar di proyek Postcrossing dan nggak bakal dapet nomor registrasi postcard dari Postcrossing. Jadi kayak say hi langsung ke orang yang mau kita ajak tukeran, kalo doi setuju maka saling bertukar alamat, dan kirim postcard.


View this post on Instagram



Fascinating sunrise in Borobudur Temple, Magelang and the illustration postcard of people celebrating our Independence Day 🇲🇨 - #borobudurtemple #borobudursunrise #sunrise #worldheritagesite #illustration #directswap #snailmail #postcard #postcardswap #postcrossingswap #Postcrossing #postcardexchange #postcrosser #mail #stamps #stampcollecting #indonesianstamp #forswap #airmail #swap #indonesia #temple #indonesianpostcard
A post shared by A Wonderful Life Blog (@nurullatif_) on Oct 12, 2018 at 6:12pm PDT

Bagaimana cara mendapatkan partner direct swap?

Mendapatkan partner direct swap sepertinya tak sesulit untuk mendapatkan partner untuk mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Saya sarankan, sebaiknya join Postcrossing dulu biar lebih mudah. Kalau saya, berhubung udah punya akun Postcrossing, maka saya langsung klik tab menu Explore, lalu pilih submenu Countries di web-nya Postcrossing, lalu cari South Korea, abis itu cari member-member Postcrossing teratas, klik profil mereka dan kalau mereka ada keterangan "Interested in direct swap" maka saya kirim pesan pribadi (memanfaatkan fitur DM dari Postcrossing) ke mereka. Kalau nggak ada keterangan interested in direct swap, berarti mereka nggak bersedia...so pastikan ada tanda itu di profil penggunanya. Atau untuk lebih jelasnya, silakan disimak gambar panduan di bawah ini :)

direct swap lewat postcrossing
Perhatikan dua tulisan yang saya beri tanda lingkaran merah. Ada keterangan "Interested in direct swap" dan fitur untuk menghubungi pengguna dengan pesan pribadi pada tab "Send message".

Well, rule yang pertama: use your common sense!! Ketika mau ngontak si calon partner dari negara lain yang tentu saja nggak kita kenal sama sekali, buatlah kalimat sesopan mungkin (in english tentu saja). Pake kalimat sapaan - perkenalkan diri kita - tujuan kita mau direct swap - kenapa pengen direct swap - tuliskan gambaran postcard yang kalian tawarkan - closing - say thanks. Well setidaknya itu yang saya tulis. Maaf, kayak gini harus saya tulis banget...karena bahkan, di urusan profesional sekalipun nggak semua orang paham urusan berkomunikasi secara tertulis hiks.

Oh iya, jangan lupa cantumkan email di pesan kalian. Biasanya, si calon partner akan langsung bales via email daripada DM-an lewat Postcrossing untuk diskusi lebih lanjut.
Kalau sudah deal dan tukeran alamat, selanjutnya kita tinggal siapkan postcard dan mengirimnya ke yang bersangkutan.


Bisakah request kartu pos tertentu?

Bisa iya, bisa tidak. Biasanya kita akan mencantumkan postcard seperti apa yang bakal kita pengen, misal nih kalau saya: saya pengan gambar Gyeongbyokgung Palace, hanok (rumah tradisional Korea), gambar baju tradisional hanbok, atau juga bangunan landmark-nya Korea. Kalau mereka ada stock pasti mereka kirimkan sesuai permintaan kita.

Tapi, jangan lupa. Ketika kita request sesuatu ke orang tesebut, berarti kita juga harus siap dengan yang mereka inginkan. Sebisa mungkin penuhilan keinginan mereka, just be kind and give the best.




Apakah ikut direct swap harus memiliki akun Postcrossing?


Untuk lebih mudahnya sih iya. Karena nyari partner lewat website postcrossing lebih mudah. Cara lain adalah lewat Instagram. Ya, di instagram ada banyak banget akun-akun direct swap. Coba aja dicarai pake #directswap. Tapi, kan bisa kecampur ya sama akun-akun postcrosser lainnya, jadi agak susah juga nemu akun yang bener-bener khusus direct swap. Serunya, pemilik akun IG direct swap biasanya bahkan mengunggah stok kartu pos yang mereka punya, jika tertarik, kita bisa DM langsung dengan menawarkan kartu pos yang kita punya. Jadi masing-masing bisa dapat sesuai keinginan :)

Oke, jadi kemarin saya mencoba direct swap ke empat orang warga negara Korea Selatan. Alhamdulillah keempatnya ramah-ramah banget dan chat saya dibales dalam waktu singkat. Setelah mengutarakan keinginan masing-masing kamipun bertukar alamat dan mengirim kartu pos. Kami sengaja nggak menunjukkan foto kartu posnya, seperti layaknya semboyan Postcrossing: keep it surprise. Tapi, biar mereka percaya kalo saya udah kirim, saya kirimkan foto bagian belakang yang ada nama+alamat mereka yang udah ada cap pos-nya.



View this post on Instagram


Not for the Postcrossing project. Trying to do the "Direct Swap" for the first time, means you can contact someone in @postcrossing community personally and ask for exchanging the postcard. So grateful, the postcrossers who I contact for the direct swap were so kind and friendly. Hope they'll like the postcard I've sent to them ♥ - #directswap #snailmail #postcard #postcardswap #postcrossingswap #Postcrossing #postcardexchange #postcrosser #mail #stamps #stampcollecting #indonesianstamp #forswap #airmail
A post shared by A Wonderful Life Blog (@nurullatif_) on Sep 16, 2018 at 2:12am PDT

Karena waktu itu masih dalam euforia Asian Games 2018, maka saya tempelkan Prangko Edisi Khusus Asian Games 2018 yang sudah saya bahas di tulisan ini untuk masing-masing mereka nggak lupa mengucapkna selamat buat kontingen Korea terutama sepak bolanya hehe. Tanpa kasih tau ke si calon penerima, saya kirimkan dua kartu pos buat masing-masing orang, semoga mereka seneng ya hehehe.


Berapa lama waktu pengiriman kartu pos?

Meskipun sama-sama tujuan South Korea, tapi waktu yang dibutuhkan buat sampai ke masing-masing penerima ternyata beda. Begitu juga ketika mereka ngirim ke kita, tanggal pengiriman dua partner direct swap saya cuma selisih dua hari, tapi sampai ke Indonesia selisihnya seminggu lebih. Ya, memang begitulah dunia berkirim kartu pos ini, seringkali random soal waktu penerimaan. Nggak apa-apa, disyukuri aja masih sampai, karena ada kemungkinan ilang dan gak sampai alamat juga loh. Kartu pos saya ada yang sampai dalam dua minggu tapi ada juga yang sebulan lebih, bahkan ada satu yang belum ada kabarnya hingga kini, so saad.

Dan inilah postcard yang saya dapat dari Korea. Lalala yeyeye. 
Which one is your favorite?

kartu pos dari korea

menulis kartu pos
 
Ini adalah kartu pos yang pertama sampai. Gambar hanbok dan sebuah kantong kecil gitu. Si pengirim sedikit cerita tentang hanbok dan kantongnya. Silakan baca pesan di baliknya (gambar di bawahnya). Btw, tulisan mbak-mbak bernama Yun ini rapi banget ya. Suka :D Dibutuhkan skill trsendiri buat nulis sebanyak itu di postcard, karena kalau tulisan kita gede-gede jatuhnya cuma muat sedikit informasi haha.



Yang ini foto Gyeongbukgung Palace bersama eonni-eonni yang lagi pake hanbok. Nggak dijelaskan juga ini ceritanya lagi ngapain atau emang cuma disitu buat kepentingan foto doang. Ketika pertama kali menerima kartu pos ini saya langsung kepikiran kalau ini adalah tempat yang sama yang dipakai Dian Pelangi dan Barli Asmara foto bareng pas mereka ke Korea beberapa bulan lalu hahaha. Emang cantik banget sih ini spot fotonya, mana ada danaunya juga. Semoga suatu saat bisa kesana yaa hehehe.


kartu pos hanbok korea

Ini ada semacam lukisan raja (era Joseon kayaknya) pakai jubah kebesaran warna biru. Di bawahnya ada tulisan "Iksungwan-po (King's official robe in red)". Si pengirim nggak mencantumkan keterangan apapun tentang gambarnya. Awalnya, saya mikir tulisan di bawah itu berarti: jubah raja tuh kayak gini, tapi yang resmi harusnya warna merah. Well, mungkin aja yang di gambar itu adalah lukisan Putra Mahkota. Kan kalau di drama-drama jubah putra mahkota warnanya biru, sedangkan jubah raja warna merah hahaha (korban drama banget). Tapi teman KKN saya yang pernah riset tentang kebudayaan Korea demi bikin komik (yes, let's adore her effort) menjelaskan bahwa yang membedakan jubah raja dengan jubah putra mahkota adalah jumlah cakar naganya. Kalau empat, berarti putra mahkota. Sedangkan lima kuku cakar berarti jubah raja. Sehingga saya pun berkesimpulan: yang di gambar adalah baju raja (five dragon claws) kalo lagi sante (karena biru), kalo lagi acara resmi nanti pakenya merah. Well, kalo salah mohon dikoreksi yaa :D

Nah, abis itu karena saya dan mereka mencantumkan username sosial media masing-masing, jadilah kita berteman di Instagram hehehe. Ya gitu, bertukar kartu pos memang jadi bikin kita berteman dengan banyak orang dengan hobi yang sama :)


Sabtu, 1 Desember 2018
Hujan deras diiringi alunan suara Jongdae
yang makin kusuka :') 
December 01, 2018 1 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
    Bulan Mei lalu, saya jajan tiga barang belanjaan yang bikin hepi. Ada eyeshadow, blush on , sama lipstick. Udah saya pake beberapa minggu, s...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Bulan Istimewa di Tanah Istimewa
    Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semaca...
  • Surga di Negeri Liu-Liu
    Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menu...
  • Dua Puluh Dua
    this lovely handlettering is created by my besties , Icha. Makasih chaak * hug * Bismillahirrahmanirrahiim :) So, here is my very f...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ▼  2018 (29)
    • ▼  December (5)
      • Instagram and Insecurity
      • Variety Show All The Butlers: Seru, Lawak, dan Ins...
      • How's 2018?
      • Once Again
      • Cara Direct Swap & Kartu Pos dari Korea
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose