twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Postcrossing adalah sebuah proyek online yang memfasilitasi para anggotanya untuk mengirim dan menerima kartu pos dari dan ke seluruh penjuru dunia secara acak. Jadi para anggotanya akan mendapat alamat secara online kemudian harus mengirim kartu pos ke alamat tersebut. Sebaliknya, ia juga akan menerima kartu pos dari pengirim lain. Acak dan...penuh kejutan, karena sebelum kartu pos sampai ke penerima, dia nggak tau bakal menerima kartu pos dari mana. Keep it surprise! Para anggota situs postcrossing.com ini disebut postcrosser, saya adalah seorang postcrosser yang baru bergabung beberapa bulan yang lalu :)

bertukar kartu pos
Kartu pos yang saya beli online dan perangko.
Saya baru tahu kalau ada komunitas online yang seru ini berdasarkan informasi dari Mbak Martha Octavia, salah seorang narasumber dalam workshop yang saya dapat ketika saya magang di Tim Media Fisipol tahun 2016 lalu. Mbak Martha yang telah lebih dahulu bergabung dengan Postcrossing menceritakan serunya menjadi postcrosser. Terima kasih, Mbak Martha. Saat itu saya sudah tertarik untuk bergabung, namun ketika browsing-browsing artikel saya temukan cerita kalau kirim kartu pos ke luar negeri itu mahal, maka urunglah saya bergabung. Namun suatu hari, ketika saya begitu bahagia mendapat kartu pos dari Jerman, maka saya memberanikan diri untuk bergabung ke proyek online yang didirikan oleh seorang warga negara Portugal bernama Pak Paulo Magalhaes ini. Setelah saya bergabung, mengirim kartu pos, dan tanya-tanya ke kantor pos, ternyata menjadi postcrosser itu tidak mahal. Apakah kalian tertarik bergabung dengan Postcrossing juga? Di sini, saya akan menuliskan tentang Postcrossing dalam bentuk sub-judul dan keterangannya, silakan disimak :)

 
Bergabung dengan Postcrossing
Hahaha...mungkin jawaban untuk pertanyaan ini teman-teman pun sudah tahu yaa, yaitu dengan mendaftar lewat website-nya postcrossing.com. Yaa, ikuti saja petunjuknya di situ. Setelah sign up, kita bisa mengisi profil singkat, biasanya diisi dengan nama, hobi, dan cantumkan sekiranya kita ingin kartu pos yang seperti apa, misal ingin kartu pos gambar makanan tradisional, bangunan iconic, pemandangan, dll (semuanya harus dalam Bahasa Inggris yaa). Informasi ini akan memudahkan pengirim nantinya dalam memilih kartu pos untuk kita. Nah, di tahap awal ini kita juga bakal diminta menyetorkan alamat, tapi jangan khawatir, Postcrossing tidak akan menampilkan alamat kita di profil, hanya si pengirim-lah yang dapat melihat alamat kita setelah "diberi" oleh Postcrossing. Kita bisa juga membaca FAQ di website tersebut untuk mengetahui lebih dalam tentang Postcrossing hehe. Pokoknya, di tahap awal ini kepoin aja websitenya hehe.

 
Mendapatkan Alamat Pengiriman
Langkah selanjutnya adalah mengirim kartu pos. Jadi, kita baru akan mendapat kartu pos setelah mengirim kartu pos. Cari dan klik "Send Post Card" yang ada di laman situsnya, setelah itu kalian akan mendapatkan alamat dan profil kepada siapa kartu pos dikirim. Silakan klik profilnya dan cari tau apa kegemaran atau kartu pos kesukaannya. Biasanya sih, para anggota mencantumkan kalau mereka menerima segala jenis kartu pos, tapi akan lebih membahagiakan lagi kalau kita bisa bikin dia seneng dengan memberi kartu pos tertentu yang sekiranya kesukaannya bukan?

Selain mendapat alamat via website, Postcrossing juga akan mengirim alamat via email, bahkan alamat ini bisa dicetak jika dikhawatirkan tulisan tangan kita tidak terbaca. Alamat yang kita dapat ini benar-benar random bisa kita diminta kirim kartu pos ke Jerman, Amerika Serikat, China, dll. Seru kan? Being kind to random person thath have the same hobby with us :)

 
Logo resmi Postcrossing yang bersumber dari situs resminya: postcrossing.com
 
Identitas (ID) Kartu Pos
Selain mendapat alamat ketika klik "Send Post Crad", kita juga akan mendapat nomor identitas yang harus kita cantumkan di kartu pos yang hendak dikirim. Nomor ID nantinya juga akan dikirimkan via email bersamaan dengan alamat penerima. Nomor ID diawali dengan dua huruf kode negara (ID, DE, JP, KR, dsb.) dan dilanjutkan dengan angka serinya. Pastikan tulisannya jelas dan jangan cuma nulis sekali, tulislah dua kali di dua tempat berbeda, sehingga jika salah satu tulisan ID tidak terbaca atau rusak, masih ada tulisan yang lain. ID ini penting banget untuk registrasi kartu pos kita. 

 
Membeli Kartu Pos
Nah, dimana membeli kartu pos? Saya membelinya online dari toko online di Instagram dengan harga bervariasi antara Rp3.500,00-Rp5.000,00, tapi harus nambah ongkos kirim tentunya. Kalau mau beli di toko, Toko Buku Togamas dan Periplus (Malioboro Mall) Jogja juga ada. Di dua tempat tersebut, satu lembar kartu pos dijual seharga Rp5.000,00. Apakah kalian pernah melihat kartu pos di toko lain? Mungkin bisa berbagi di kolom komentar :) Maaf ya saya hanya cerita soal Jogja karena yaa saya hidup di Jogja dan sekitarnya heheh.

kartu pos togamas
Kartu pos yang saya beli di Togamas, tema-nya foto jadul gitu.

Menulis di Kartu Pos
Sebenarnya ini juga sudah ada di FAQ-nya Postcrossing, tapi biar lebih mudah saya tulis di sini saja nggak apa-apa. Dari awal, pastikan pulpen yang kita gunakan tidak mudah luntur tintanya dan tidak smudge kalau bergesekan dengan tangan atau benda lain. Kalau saya sih pakai pulpen Pilot biasa, ini aman kok hehehe. Nah, yang harus kita tulis di kartu pos adalah pesan bagi si penerima. Bisa ceritakan hobi atau aktivitas harian kita, bisa ceritakan hal-hal unik tentang Indonesia, kutipan kata mutiara, dan sejenisnya. Pastikan tidak terlalu privat dan tidak mengandung SARA yaa! Sebisa mungkin, tulislah dengan huruf Roman dan dalam Bahasa Inggris. Menurut saya, pesan ini penting, karena yang dinanti para penerima selain kartu pos-nya pastilah kejutan pesan yang tertulis bersamanya. Maybe, a small message from us can make the recipient's day :) Curhat aja nih, saya pernah dapat kartu pos dari Thailand yang tidak ditulisi apa-apa selain ID kartu pos, alamat, dan sebuah cap bertuliskan huruf Thailand yang tentu saja tidak bisa saya baca. So sad :(

contoh menulis di kartu pos
Bagian belakang kartu pos.

Mengunggah kartu pos ke situs.
Selain pesan tentu saja wajib hukumnya menuliskan ID kartu pos dan menuliskan alamat dengan jelas. Beri ruang juga untuk menempel perangko ya :) Oh iya, kita juga bisa mengunggah bagian depan kartu pos yang kita kirim sehingga fotonya terdokumentasikan di situs Postcrossing. Nantinya, si penerima atau bahkan anggota lainnya dapat melihat gambar ini dan dapat memberi "favorite" pada kartu pos kita jika mereka tertarik, seru kan?

 
Membeli Perangko dan Mengirim Kartu Pos
Setelah kita mengantongi alamat, menuliskan pesan, ID, dan alamat di kartu pos, maka tinggal kirim kartu pos-nya dong. Kirim kartu pos ke luar negeri itu ternyata murah lho, cukup dengan perangko dengan harga bervariasi tergantung negaranya. Kalau mengirim ke Eropa itu Rp7.000,00, ke Amerika Rp8.000,00 sedangkan ke Asia itu terbagi atas tiga zona negara, Zona I Rp.
6.000,00, zona dua Rp7.000,00, dan zona tiga Rp8.000,00. Murah kaaan? Bayangkan dengan perangko segitu, kartu pos kita udah bisa sampai ke Belanda, Taiwan, Rusia, Amerika, dll.

biaya kartu pos
Ini tarif kirim yang dikirim admin Instagram PT. Pos Indonesia pas saya DM mereka. Maaf kalau agak pecah, mungkin karena dikirimnya via Instagram jadi resolusinya nggak bagus.

Beli perangkonya dimana? Datang saja ke kantor pos, nanti akan ditunjukkan perangkonya. Selama ini saya kirim lewat kantor pos di Jogja atau di Magelang yang deket rumah. Kalau di Jogja, misal kalian ingin memilih perangko dengan seri yang variatif katanya bisa datang ke Kantor Pos di Nol Kilometer, kata petugas di Kantor Pos Bulaksumur, koleksi perangko di Kantor Pos Nol Kilometer adalah yang paling lengkap. Tapi, saya sendiri juga belum pernah kesana hehehe.

Saya baru dua periode mengirim kartu pos (sebelas kartu pos), sejauh ini aman-aman saja dikirim hanya mengunakan perangko. Hanya saja, sampai ke lokasinya bervariasi. Dua kali mengirim ke Jerman, ada yang sampai sana dua puluh hari lebih, satunya lagi sampai sana sekitar dua minggu saja. Kartu pos yang dikirim ke negara yang sama saja bisa sampai dalam waktu berbeda, apalagi kartu pos yang dikirim ke negara berbeda dengan sistem pos yang berbeda-beda, bahkan risiko hilang tetap ada. Namun menurut situs Postcrossing, biasanya kartu pos sampai dalam kurun waktu tidak lebih dari enam puluh hari.

Bagian belakang kartu pos yang saya dapat dari luar negeri.
Oh iya, saya pernah baca kalau ada yang mengirim via EMS, salah satu layanan PT. Pos Indonesia yang memungkinkan kita mengirim surat dalam waktu singkat, bisa dilacak keberadaannya, dan jaminan ganti rugi kalau kiriman terlambat/rusak. Ya, jadi kartu pos-nya dikirim dalam bentuk surat, bukan lembaran kartu pos biasa. Tentu saja, dana yang dikeluarkan untuk fasilitas keren tersebut juga mahal sekali hehehe. Eh, tapi kalau teman-teman mungkin bergelimang harta, layanan pos ini bisa dicoba. Kalau saya sih, sayang di ongkos hahaha.

 
Menerima dan Mendaftarkan Kartu Pos
Kalau kartu pos sudah dipercayakan pada Pak Pos, saatnya kita menunggu kartu pos datang. Bersiaplah menerima kejutan kartu pos dan pesan yang dibawanya. Itu menyenangkan sekali rasanya hahahaha. Jika, kartu pos sudah di tangan, jangan terlarut dalam kebahagiaan hingga lupa mendaftarkan kartu pos kita ya! Kita harus mendaftarkan ID kartu pos yang kita dapat ke website Postcrossing. Lewat ID inilah, kartu pos kita dilacak. Setelah mendaftarkan kartu pos pada laman "Register a post card", kita juga bisa menyisipkan pesan ucapan terima kasih kepada pengirim. Nantinya, si pengirim akan mendapatkan pemberitahuan via email kalau kartu pos dengan ID tertentu yang dikirimnya telah sampai ke penerima plus menerima pesan ucapan dari penerimanya juga.  Sebaliknya, penerima kartu pos kita juga harus mendaftarkan ID kartu pos kita agar kita tahu apakah  kartu pos kita sudah sampai atau belum. Inilah mengapa pentingnya ID ditulis jelas, karena ID adalah pelacak Postcrossing.

Atas: kartu pos dari Thailand. Bawah: kartu pos dari Jepang.
Jika saat mengirim kartu pos kita dapat mengunggah foto kartu pos yang kita kirim, hal itu berlaku juga saat kita menerima kartu pos. Kita juga dapat mengunggah foto kartu pos yang kita terima ke situs Postcrossing, tapi sepertinya hal ini hanya berlaku jika si pengirim belum mengunggah kartu pos yang dikirimnya. Saya pernah mendaftarkan ID kartu pos yang sudah menampilkan foto kartu pos-nya sebelum saya mengunggah. Mungkin hal itu dikarenakan si pengirim telah mengunggah foto kartu pos sebelum mengirimkan.

 
Yap, itulah cerita saya tentang Postcrossing, sementara menulis artikel ini, masih ada empat kartu pos saya yang masih dalam perjalanan menuju Kanada, Amerika Serikat, Rusia, dan Belarus. Ini adalah periode kedua saya mengirim kartu pos. Periode pertama, saya mengirim lima kartu pos dan enam kartu pos di periode kedua. Jumlah maksimum pengiriman di setiap periode telah ditentukan oleh Postcrossing. Saat ini, saya sedang menunggu kartu pos dari luar negeri datang, hmm...can't wait yaa. Oh iya, karena 2018 adalah tahunnya pesta sepak bola dunia, harapan saya sih, di tahun ini saya mendapat kartu pos edisi Piala Dunia 2018 di Rusia. Semoga saja yaa, amiin :)
Bagaimana? Apakah kalian tertarik bergabung dengan Postcrossing?



Happy Postcrossing!
Nurul | 08 Januri 2018
January 21, 2018 11 comments
Jika di tahun 2015-2016 adalah masa saya mendatangi sidang skripsi atau wisudaan teman-teman saya, hingga akhirnya saya sendiri yang sidang dan wisuda di penghujung 2016, maka tahun 2017-2018 ini tampaknya akan menjadi tahun dimana saya mendatangi pernikahan teman-teman saya.
Ya, semua ada masanya sendiri-sendiri, bukan?
Setelah minggu lalu saya datang ke nikahan Ela, minggu ini giliran saya datang ke nikahan Yudo, seorang teman SMA yang sempet dua tahun sekelas bareng saya di kelas Ilmu Sosial (IS) 2 Smansa Magelang lulusan 2012.

(Klik di sini kalau mau lihat kenangan-kenangan indah saya di Smansa)

Btw, jaman SMA dulu, setiap kelas punya nama unik, dan kelas kami namanya Sensor (Sensasi Sosial Loro). Sebenernya udah banyak alumni Smansa 2012 yang menikah, tapi Yudo menjadi orang pertama yang menikah diantara para penghuni Sensor lainnya. Seperti Hani dan Imad yang menikah setelah cinlok KKN, kalau tidak salah Yudo ini dipertemukan dengan jodohnya lewat momen KKN juga. Hmmm, KKN dua bulan memang yhaa.... :D

Selamat menempuh hidup baru,
Yudo dan Bianda
Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah warohmah.


Grha Sabha Pramana, UGM. Sabtu, 06 Januari 2018.
Dalam pernikahan Yudo, lumayan banyak teman-teman alumni SMA N 1 Magelang lulusan 2012 yang diundang. Ya, bisa dilihat dari foto bareng di atas. Senengnya bisa ketemu lagi temen seperjuangan jaman SMA di acara nikahan yang diselenggarakan di Lantai 2 Gedung Grha Sabha Pramana, UGM ini. Saya berkesempatan untuk melakukan obrolan-obrolan singkat dengan banyak teman tentang aktivitas mereka sekarang.

Selain ngobrol, berfoto-foto ria adalah suatu keharusan. Habis, kapan lagi kan bisa ketemu temen-temen kayak gini. Saya banyak mengabadikan momen bersama teman-teman wanita kelas Sensor tentunya hehehe.

Groufie is a must!


Oh iya, sedikit selingan. Berhubung malam itu hujan, maka saya berangkat dari kosan temen bersama seorang teman lain naik Go-Car. Guess what? Saya dapet driver mas-mas kece. HAHAHA!! Trus dalam perjalanan yang lamanya sekitar setengah jam itu si mas driver ini memutar salah satu lagu favorit saya. Duh! HAHAHA. Nggak penting banget yaa, tapi ini pengalaman menyenangkan LOL.

Don't forget to take an OOTD-pic! HAHAHA.

Ini spot foto favorit para tamu, ada lampu-lampu cantiknya.
Antri banget nih kalau mau foto di sini hehehe.

Sebagian gadis-gadis Sensor Smansa12.
Kiriman blog kali ini memang diniatkan untuk mengunggah foto-foto kondangan plus reunian temen-temen Smansa 2012. Jadi, saya tidak banyak bercerita yaa hehehehe.
Terakhir nih, dulu datang ke sidangan teman-teman hingga akhirnya saya sendiri yang sidang dan didatengin. Sekarang, kondangan ke temen-temen yang nikah, nanti juga ada masanya saya nikah dan dikondangin ehehehe.




Yogyakarta, 08 Januari 2018

January 11, 2018 No comments
Hari pertama di tahun 2018 ini saya mulai dengan berkondangan ke Kebumen, mendatangi pernikahan salah seorang teman kuliah bernama Ela. Sang mempelai wanita pernah ngekos sekamar selama tiga bulan bareng saya. Sekarang sih, dia udah resmi jadi temen sekamar suaminya hahaha. Turut berbahagia buat Ela, semoga jadi keluarga sakinah mawaddah warohmah dan dikaruniai keturunan yang sholeh/sholihah. Amin.




Kondangan sebenarnya adalah ajang reunian dan saya bahagia sekali bisa bertemu dengan teman-teman kuliah Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) Fisipol UGM angkatan 2012 ini hahahaha. Terakhir kami ketemu berbanyak gini pada tahun 2015 ketika kami menyelenggarakan makrab angkatan di somewhere deket Pantai Glagah, Kulonprogo. Waktu itu tagline makrab kami adalah: Lupakan MPAN, Lupakan KKN, I will always love you! #Again. Ya, makrab itu diadakan di semester enam ketika kami disibukkan oleh mata kuliah Metode Penelitian Administrasi Negara (MPAN) yang isinya adalah riset-riset, yaa bisa dibilang ini pra-skripsi laah. Setiap mahasiswa wajib mengumpulkan judul riset dan menyusun proposalnya, bahkan sudah mulai dikasih dosen pembimbing. Selain itu, kami juga disibukkan dengan persiapan KKN, rapat-rapat KKN, jualan something alias danus-an buat nambah uang saku KKN, dan mungkin juga berurusan dengan LPPM. Jadi, makrab ini bener-bener sebuah short escape bagi kami kala itu. Kalau tentang I will always love you, sebenernya itu adalah nama makrab jaman kami maba dulu. Makanya di tahun 2015, makrab angkatannya dikasih tagline I will always love you #Again hahaha.

Sebagian kecil gadis-gadis MKP 2012 bersama manten.
Me? That one who wear royal blue dress.
Balik ke momen 1 Januari 2018. Hari itu ada tiga rombongan yang berangkat ke nikahan Ela. Sebenarnya kami harus berangkat jam 06.00 pagi, tapi tentu saja molor. Bahkan rombongan saya baru berangkat dari Jogja jam 09.00 pagi. Why? Tentu saja karena menunggu Lord Adam Calon Bupati Sleman bangun dari tidurnya, maklum doi tuh makhluk nocturnal yang akan lebih aktif saat malam gitu hahaha. Meski begitu, karena rombongan lain berhenti untuk sarapan dan mungkin juga dandan, jadilah tiga rombongan sampe lokasi dengan jeda waktu nggak jauh-jauh amat. Rombongan saya sih sampe sana ketika acara udah kelar hahaha.



Sampai disana, ngobrol-ngobrol-lah kami dan tentu saja foto-foto. Sama makan-makan juga, tapi saya udah nggak nafsu makan. Pada dasarnya saya udah nggak enak badan sejak dua hari sebelum berangkat, bahkan malam sebelum berangkat itu saya pusing banget dan mengandalkan pertolongan pertama dengan Tolak Angin. Ditambah rute Jalan Daendels yang penuh lubang membuat sang supir harus nyetir zig-zag demi menghidari lubang. Sungguh kombinasi yang kurang menyenangkan bagi kesehatan saya hehehe. Untungnya, saya bertahan hingga akhir meskipun dengan lemas hahaha.


Sempetin foto dulu di tengah keramaian Pantai Suwuk.

Pulang dari kondangan, seluruh rombongan memutuskan untuk mampir ke Pantai Suwuk yang hanya tiga puluh menit ditempuh dengan mobil dari lokasi nikahannya Ela. Mengingat ini adalah libur tahun baru, maka...pantai ini sungguh ramai. SANGAT RAMAI! Jadilah, kami hanya duduk-duduk sambil memesan makanan, ngobrol-ngobrol, dan nyanyi-nyanyi. Tapi meskipun "cuma" kayak gitu ternyata saya seneng hehe. Saya sendiri juga tadinya gak nyangka bakal bahagia gini hahaha. Cerita-cerita sama teman tentang aktivitas mereka sekarang, tentang perjuangan job-seeker (tentu saja) dan guyon-guyon receh ala jaman kuliah. Benar-benar bisa dibilang refreshing di tengah segala kesuntukan ini haha.

Alhamdulillah, thanks God for that amazing day!!

05 Januari 2018

January 08, 2018 No comments
Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan bertemu penghujung tahun lagi. Diberi kesempatan untuk kembali melihat aktivitas saya setahun terakhir. Wah, bisa dibilang tahun ini adalah tahun perjuangan. Ya, satu tahun berjuang sebagai job seeker, bukan waktu yang singkat sungguh. Saya sampai lupa udah melamar ke berapa perusahan, beberapa di antaranya gugur di tahap-tahap akhir. Pedih :') Menghadapi pertanyaan dari adik-adik tingkat, "Mbak, kok masih di kampus aja?" atau menghadapi mendengar pernyataan yang sungguh nyelekit dan menyakitkan (yang mungkin bagi yang mengucapkan biasa saja ahahaha), thanks for that by the way. Tapi alhamdulillah sampai saat ini masih diberi kekuatan untuk tidak menyerah hehehe. Saya juga bersyukur atas rezeki yang Allah SWT berikan untuk saya selama ini, mungkin saat ini jalan saya memang untuk disini. Untuk teman-teman yang masih berjuang, tetap semangat yaa! Jangan pernah patah! Semoga 2018 menjadi tahun kita menemukan jalan rezeki kita, amin.

My favorite photo in my 23, taken by Mas Iwang Cahyadi (ini IG-nya).

Saya tidak akan membahas itu lebih dalam. Disini, saya ingin mengucapkankan terima kasih pada salah satu supporting system di dua puluh tiga ini yang telah membuat saya semakin semangat menulis blog. Terimakasih telah mengingatkan saya dan telah membaca tulisan-tulisan saya. Sempat ragu di awal, apakah saya bisa mengikuti proyek menulis INKspiration ini dengan keseharian saya yang biasa saja jadi mungkin nggak bisa banyak hal menarik buat ditulis hehehe, tapi ternyata saya cukup bisa mengikutinya. Semoga dua puluh empat saya nanti, saya bisa makin semangat nulis, makin banyak ide-ide segar muncul, dan makin produktif hehe. Terima kasih, Dida, Ria, Vempi, dan Voila :)

Di dua puluh tiga ini, ada beberapa keinginan yang belum dapat terwujudkan, salah satunya adalah jalan-jalan. Nggak bisa jalan-jalan sebenarnya karena saya terlalu takut buat jalan sendiri, buat solo travel hehehe. Sementara kalau menunggu teman itu, yaa ampun...susah banget di usia segini. Mana yang udah sibuk kerja, mana yang belum kerja tapi harap-harap cemas harus selalu standby kalau-kalau ada panggilan tes kerja, atau ada yang sebenernya selo dan bisa diajak tapi sayanya nggak sreg sama doi hahaha. Sebenernya saya sudah jauh-jauh hari merencanakan tamasya ke suatu tempat bersama seorang kawan KKN saya yang lucu dan menggemaskan, Princess Mojokertensis. Tapi apa daya, pada hari yang seharusnya kami berangkat tamasya, terjadi bencana alam yang membuat kami menunda perjalanan yang sudah disusun lengkap itinerary-nya itu. Entah, tertunda sampai kapan karena kami juga sudah susah buat menjadwalkan ulang hahaha. Maka dari itu, semoga pada dua puluh empat ini, saya keturutan buat jalan-jalan yaa. Aamin. Soalnya udah lama banget saya nggak jalan-jalan jauh ke suatu tempat, Afrika misalnya hehehe.

Hal menarik bagi saya adalah di dua puluh tiga ini, saya sempat merenungi kejadian demi kejadian di usia sembilan belas, dua puluh, dan dua puluh satu. Di dua puluh tiga ini saya mulai lebih memahami kejadian-kejadian di tahun-tahun itu. Pada momen itulah saya kadang merasa saya sudah agak dewasa (sedikit wkwkwkwk). Momen-momen ketika saya seolah bicara dengan Nurul muda. Kadang ada kejadian-kejadian yang membuat saya berpikir, "how childish I was, how silly I was" atau "how can I make that kind of decision? I can't believe it". Tapi ada juga kejadian-kejadian yang bikin saya memuji diri sendiri, "Oh I've done something good, I was brave enough to do that." Atau adakalanya keputusan-keputusan yang dulu saya jalani dengan berat hati, di dua puluh tiga ini saya menyadari kalau keputusan itu benar, tak ada yang salah dengan itu. Begitupun sebaliknya, yang dulu saya yakini adalah yang terbaik, sekarang saya malah bilang: Oh, seharusnya tidak melakukan itu. Tapi, semuanya sudah berlalu, saya tidak menyesali, saya hanya merasa lebih paham saja. Ya, seiring berjalannya waktu, saya mulai memahami hal-hal yang dulu masih sulit saya pahami. Life must go on dan itu jadi pelajaran-pelajaran untuk saya.



Learn to Say No, adalah sebuah tulisan yang saya unggah tahun 2016 ini banyak saya praktikkan di tahun 2017. Mengatakan tidak untuk hal-hal yang tidak sreg dengan hati nurani atau sekiranya akan membuat hati saya tidak nyaman ternyata menenangkan. Saya bahkan melakukannya di awal-awal tahun. Meskipun saya akui, kadang saya luluh juga oleh rasa segan atau apalah yang membuat saya menerima sesuatu yang tidak saya sukai, lalu dengan terpaksa menjalankannya. Di dua puluh empat nanti semoga saya makin bisa mengendalikan perasaan saya sendiri. Karena, kalau bukan saya, siapa lagi? The one who can avoid you from broken heart (nggak cuma soal cinta lho ya, apapun yang berpotensi menyakiti hatimu atau bikin mentalmu sakit) is only yourself.

Pertengahan dua puluh tiga juga menjadi awal saya jatuh hati...pada drama Korea. Akibatnya, saya nontonin beberapa judul drama, film, dan jadi kenal sama nama aktor/aktris Korea. Bahkan jadi belajar Hangul dan so far, udah bisa membaca teks Hangul dengan terbata tapi nggak tau artinya blas -__- Bisa nulis juga pelan-pelan ehehehe. Ya, setelah belajar Deutsch dengan tidak teratur, sekarang tambah belajar Hangul yang juga dilakukan jarang-jarang. Gak apa-apa, pelan-pelan kan yaa (menghibur diri). Oh iya saya juga beberapa kali nonton film di bioskop dan yang paling membekas itu sebuah film indie asli dari Indonesia berjudul Ziarah, cerita di film itu sungguh sangat sederhana tapi sangat mengena. Pantas saja film in meraih pengharaan internasional. Sebuah web series (iklan gula Tropicana Slim) berjudul Sore juga menarik perhatian saya, oh...begitu indahnya chemistry antara Dion Wiyoko dan Tika Bravani. Soundtrack-nya web series ini juga bagus. In case kalian belum nonton, sempatkanlah nonton di Youtube hahah.

Satu tahun di dua puluh tiga banyak diisi oleh kabar-kabar pernikahan sahabat dekat seperti Hani-Imad, atau pernikahan para tetangga yaitu Song Joong Ki dan Song Hye Kyo, juga teman bermain saya Raisa yang akhirnya menikah dengan Hamish, hingga foto-foto couple yang bagus punyanya Dion Wiyoko dan Fiona Anthony. Turut berbahagia dengan atas pernikahan kawan-kawan saya. Apakah di dua puluh empat saya akan menyusul? Hmm...tunggu saja catatannya di blog ini HAHAHA.

Terakhir, saya ingin mengucapkan selamat atas pencapaian teman-teman, baik dalam hal karir atau pendidikan selama satu tahun kemarin. Tetap semangat menghidupi hidup yaa! Kalau kalian menargetkan beberapa hal di tahun ini, semoga apa yang kalian targetkan berhasil. Begitu juga semoga di dua puluh empat saya, saya bisa melaksanakan beberapa target-target saya :)

Willkommen vierundzwanzig!! Viel Erfolg!!


Mulai ditulis tanggal 30 Desember 2017
tapi baru diselesaikan 2 Januari 2018
January 02, 2018 2 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
    Bulan Mei lalu, saya jajan tiga barang belanjaan yang bikin hepi. Ada eyeshadow, blush on , sama lipstick. Udah saya pake beberapa minggu, s...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Bulan Istimewa di Tanah Istimewa
    Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semaca...
  • Surga di Negeri Liu-Liu
    Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menu...
  • Dua Puluh Dua
    this lovely handlettering is created by my besties , Icha. Makasih chaak * hug * Bismillahirrahmanirrahiim :) So, here is my very f...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ▼  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ▼  January (4)
      • Serunya "Berbagi" Kartu Pos Lewat Proyek Postcrossing
      • Kondangan (Lagi)
      • Reunian Teman Kuliah (MKP 2012)
      • Dreiundzwanzig
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose