twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Ramadhan tahun lalu lewat kebersamaan yang indah di pulau kecil yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, saya menemukan keluarga baru; Tim KKN BBL-11 yang sudah cukup sering saya tuliskan kisahnya di blog. Ramadhan tahun 2016 ini, Allah kembali mengizinkan saya bertemu orang-orang yang sama sekali baru dan dalam waktu dua puluh hari saja, kekeluargaan begitu terasa. Bukan di pulau kecil yang jauh dari rumah, bukan di tempat yang asing, namun di suatu tempat yang sungguh familiar dalam hidup saya-lah, saya bertemu mereka. Sebuah tempat bernama: Krapyak. Ya, bahkan pada ‘kedatangan kedua’, Krapyak masih menyambut saya sedemikian hangat :)

Bersama sebagian Mbak-Mbak PKR Komplek Q, Krapayk 2016

Dua puluh hari Ramadhan di Komplek Q Krapyak, saya kembali merasakan suasana hangat berbuka puasa sederhana, namun penuh kebersamaan. Saya kembali merasakan muqodaman yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil di Mushola Barat setiap ba’da maghrib. Kembali memegang kitab-kitab kuning, jujur setelah sekian lama tak menyentuh. Menyimak ustadz-ustadz yang menyampaikan isi kitab-kitab klasik itu dengan arif, bahkan berkesempatan ngaji dengan ustadz yang selama ini belum pernah mengajar saya, seperti Pak Ihsan dan Pak Yunan. Kembali ziarah ke makam Dongkelan, tempat bersemayamnya sesepuh pondok Krapyak. Merasakan serunya simtudduror pada malam Jumat. Bersholawat setiap malam Jumat selepas sholat tarawih ini adalah suatu kebahagiaan dan hiburan tersendiri bagi para santri. Kembali mengenakan sarung setelah setahun lebih tak memakai lagi. Kembali berbagi cerita dengan kawan-kawan lama. Tak ketinggalan tentu saja, merasakan sorogan sekali lagi :)

Kembali ke Krapyak, berarti pula kembali pada ‘rutinitas’ membeli makanan untuk lauk sebagai pendamping nasi dan sayur yang telah disediakan pondok. Gus Kholid pernah guyon, mengistilahkan perjalanan para santri yang sedang ‘mencari’ santapan dari pondok hingga Panggung Krapyak tersebut dengan “sa’i” hehe. Dan bagi saya, pondok Krapyak ini sungguhlah tempat yang di sekitarnya akan dengan sangat mudah ditemui penjualan makanan, apalagi jika bulan Ramadhan. Hanya berjalan beberapa langkah, kami dapat menemukan penjual sate yang berbaik hati mengizinkan para santri membeli sate dua atau tiga ribu, dapat tiga hingga empat tusuk. Cukuplah untuk seporsi makan. Warung makan yang berada tepat di kanan kiri Gang Cuwiri juga menjadi tempat yang selalu ramai oleh para santri setiap menjelang berbuka puasa. Angkringan samping Komplek L adalah tempat favorit saya membeli es kopi, dan masih banyak lagi. Mulai dari depan pondok ke arah selatan hingga Panggung Krapyak, akan dengan mudah menemukan orang menjajakan makanan dengan para santri yang mengantri jajan di sekelilingnya. Lalu lalang santri khas dengan sarung dan jas pondok sungguh menjadi pemandangan istimewa setiap sore di Krapyak.

Dua puluh hari Ramadhan di Krapyak kali ini sungguh berbeda. Bukan saja karena menemukan keluarga baru bersama empat belas anak lain yang satu kamar dengan saya, para Mbak-Mbak Santri PKR (Program Khusus Ramadhan), tapi saya menemukan diri saya yang sedikit lebih ‘jinak’ daripada sebelumnya yang cenderung ‘bandel’ hehe. Tanya saja Mbak Aam atau Mbak Tatik soal ini. Dua puluh hari itu jelas lebih singkat daripada kehadiran saya di Krapyak sebelumnya, tapi saya seperti lebih menghayati. Serasa lebih bermakna. Namun sama sekali tak mengurangi indahnya hari-hari saya di Krapyak sebelumnya sama sekali bukan berarti demikian. Saya sangat mensyukuri kesempatan beberapa tahun tinggal di Komplek Q, Krapyak yang diberikan Allah SWT kepada saya. Memetik sedikit ilmu dari tempat itu.

Di hari terakhir PKR, kami sowan pada Bu Nyai Khusnul Khotimah Warsun atau yang kerap dipanggi 'Ibuk’ oleh para santri, kami sowan ke kamar beliau untuk mengucapkan terimakasih atas dua puluh hari yang bermanfaat ini, mohon doa, dan sekalian berpamitan. Pada kesempatan itu, Ibuk berpesan pada kami:
“Bedo pendapat oleh, ning ojo podo olok-olokan.”
Sebuah pesan yang terasa begitu bermakna di tengah banyaknya konflik mengatasnamakan agama, seolah agama justru digunakan orang tak bertanggung jawab untuk memecah-belah sesama muslim.

Ada keharuan ketika hari itu PKR berakhir. Saya masih ingat ketika mendaftar PKR ini di kamar Mbak Zeni, ada kolom ‘alasan mengikuti PKR’ di form pendaftaran. Saat itu, saya menuliskan kutipan dari buku kumpulan cerita pendek “Surah Rindu” karya santri-santri Komplek Q, yaitu: “Karena saya rindu pada segala hal yang terserak di jalanan Krapyak!”

Tulisan ini sama sekali belum cukup untuk menggambarkan indahnya masa-masa yang saya lalui di Krapyak bersama mbak-mbak yang sungguh baik hati, para ustadz/ustadzah yang arif, dan segala kebaikan di sekeliling tempat ini. Maka lebih tepat jika tulisan ini saya katakan sebagai catatan kerinduan saya pada Krapyak, yang selalu mendapat tempat istimewa di hati. Yang selalu bikin deg-deg’an setiap mendengar kata itu. Ya, ketika memutuskan boyong, rindu pada Krapyak mungkin akan muncul sejak langkah-langkah awal kepulangan :”

Terakhir, meski terlambat sehari, izinkan saya ucapkan: Selamat Hari Santri! :)



Salam rindu dari Magelang,
23 Oktober 2016
October 23, 2016 No comments

Sebelum bernama CIVILization, grup WA kami bernama CIVILsociety. 
Entah kenapa dinamai demikian.

Meskipun perbedaan pendapat sering terjadi di antara kami,
tapi pada satu sama lain pula-lah kami selalu 'pulang'.
Curhat dari masalah akademik hingga membahas 'kabar' terbaru tentang (si)apa saja :P

Terimakasih untuk empat tahun yang begitu berwarna.
Dari jaman kuliah di Sekip karena gedungnya sedang dibangun,
hingga kuliah di Bulaksumur yang bangunannya sungguh hitz ini :')
Mulai dari jaman makan di bareng di Hollywood atau Mie Ayam Pojok Teknik,
hingga sekarang makan bareng di Fisipoint, kantin idola klaster soshum hihi.

Tetap semangat menaklukkan tantangan-tantangan di masa mendatang, Ladies!


October 21, 2016 No comments
Bukan, tulisan kali ini saya bukan akan membahas tentang judul blog saya. Tulisan ini terinspirasi karena saya baru saja menonton sebuah film yang baru rilis di Indonesia tanggal 13 Oktober 201 lalu yang judulnya serupa dengan blog saya. Ya, Wonderful Life.

Film karya sutradara Agus Makkie ini diangkat dari kisah nyata yang kemudian dituliskan dalam novel oleh Amalia Prabowo. Film ini bercerita tentang perjuangan seorang Ibu membesarkan anak penyandang diseleksia (gangguan membaca dan menulis). Sebelum nonton, alhamdulillah saya berkesempatan mengikuti Talkshow “Di Balik Profesi” film Wonderful Life yang digelar di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM. Dalam kesempatan tersebut hadirlah sutradaranya, Mas Agus Makkie, sang produser Mas Angga Dwimas Sasongko, dan Mbak Amalia Prabowo sendiri. FYI, Mbak Amalia ini merupakan alumni departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahtreaan Masyarakat (PSdk a.k.a Sosiatri) Fisipol UGM angkatan 1989 yang sekarang menjadi Chairwoman dari perusahaan Advertising Agency dari Prancis; Havas Worldwide Indonesia. Nah, dalam talkshow berdurasi dua jam itu, saya mendapat banyak informasi seputar pembuatan film, khususnya dalam kasus Wonderful Life ini. Salah satu yang dibahas adalah film yang dibintangi Atiqah Hasiholan dan Sinyo ini memiliki misi untuk memberikan edukasi tentang diseleksia kepada pemirsanya. Bahwa diseleksia adalah gangguan membaca dan menulis yang dapat terjadi pada siapa saja, baik dengan tingkat intelegensia tinggi maupun rendah. Diseleksia tidak berarti seorang anak bodoh, biasanya ada kelebihan-kelebihan tertentu yang dimiliki oleh penyandang diseleksia ini. Misalnya Albert Einstein dan Leonardo da Vinci merupakan penyandang diseleksia yang diberi kelebihan di bidangnya masing-masing.

Salah satu scene dalam film Wonderful Life.
Sumber: beritagar.id
Ya, menurut saya edukasi ini perlu diberikan mengingat belum banyak masyarakat yang aware tentang diseleksia. Tema film ini menarik dan saya juga memiliki pengalaman tersendiri dengan orang yang kesulitan membaca, sehingga membuat saya menulis di blog. Ketika SD, saya memiliki teman yang sering dianggap ‘kurang berprestasi’ oleh teman-teman dan guru saya. Pasalnya, anak ini tidak bisa menulis dengan baik. Dia sering terbalik menempatkan huruf ‘b’ dan ‘d’, begitu pula kesusahan menempatkan rangkaian huruf ‘ng’. Says beberapa kali diminta oleh guru untuk duduk sebangku dengannya sambil membantunya belajar. Tapi, karena waktu itu saya masih kecil saya pun seringkali sebel kalau dia tak kunjung mengerti apa yang saya tuliskan. Permasalahan kesulitan menulis yang dialaminya ini terjadi hingga kami kelas VI.

Waktu itu, saya belum mengenal apapun tentang diseleksia. Jujur, saya baru tau tentang diseleksia ini ketika SMA karena membaca artikel sebuah majalah. Kala itu beritanya adalah tentang Bella Throne, artis Hollywood penyandang diseleksia yang kesulitan membaca naskah dialog sehingga ibunya-lah yang membacakan untuknya. Dari situ saya mulai sadar bahwa ada gangguan bernama diseleksia ini, lalu saya terpikir apakah mungkin teman saya ketika SD dulu adalah penyandang diseleksia? Jika ya, dan jika diseleksia itu ada tingkatannya, mungkin dia tingkat ringan karena meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama dan terbata dia masih bisa membaca. Saat itu, mungkin guru-guru pun masih kurang memahami adanya kemungkinan diseleksia ini. Saya rasa film adalah salah satu sarana yang baik untuk mengenalkan diseleksia mengingat budaya baca Indonesia juga tergolong rendah. Semoga teman SD saya itupun sekarang sudah hidup bahagia dan meraih sukses di jalannya! Amin.

Ada hal menarik yang disampaikan Mbak Amalia pada Talkshow film Wonderful Life yang digelar di Fisipol UGM beberapa hari lalu, kurang lebih demikian:
“Sebagai orang tua harus berdamai dengan keadaan. Bahwa anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus adalah hak prerogatif dari Tuhan.”
Kalimat itu sejalan dengan tagline film ini “karena setiap anak terlahir sempurna” :)

Jika di sekitar kita mungkin ada anak penyandang diseleksia, maka tidak berarti dia bodoh. Bisa jadi anak tersebut memiliki kelebihan di bidang lain. Sayangnya, lingkungan kita terbiasa menilai prestasi anak hanya dari nilai-nilai akademik saja. Nah, kalau mau tau Aqil (putra dari Mbak Amalia yang diceritakan dalam Wonderful Life) ini memiliki kelebihan apa, tonton saja filmnya ya! Jatuhnya spoiler kalau saya cerita di sini haha. Saya bersyukur mendapat tiket gratis untuk menyaksikan premier film ini di Jogja hehe.

Film-nya cukup bagus kok, tipenya road movie. Tapi tempat-tempatnya nggak alay, cenderung natural. Mas Angga Dwimas Sasongko sendiri memang memnginginkan agar peran aktor dan aktris-nya tetap menonjol dalam film ini, tak semata-mata terpukau dengan setting lokasinya. Film yang menggambarkan perjuangan Ibu demi anaknya yang disampaikan tanpa harus ‘menye-menye’ juga menjadi fokus tersendiri selama penggarapan film ini. Selamat menyaksikan film, semoga semakin banyak orang yang aware tentang diseleksia ini ya :)
October 16, 2016 No comments
Dalam hidup kita, pastinya ada beberapa hal yang mungkin membuat kita menyesal telah melakukannya.

Beberapa hal mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita. Ada hal-hal yang kita rencanakan tapi tak berjalan sebagaimana mestinya. Ada target-target yang kita canangkan tapi tak tercapai. Ada kata-kata terucap yang kemudian kita sesali karena telah mengucapkannya. Ada perbuatan-perbuatan yang setelah terjadi kemudian dirasa bahwa sebenarnya tak perlu dilakukan. Ada beberapa hal yang membuat kita merasa bersalah pada orang lain. Ada pula beberapa keputusan yang kita rasa kurang tepat setelah menjalaninya. Melihat ke belakang, bukankah begitu banyak hal-hal demikian terjadi dalam hidup ini? Atau setidaknya...dalam hidup saya.


Very simple artwork by me :)

Untuk hal-hal yang kita lakukan di masa lalu, yang kemudian membuat kita menyesal. Saya rasa saya kita tak perlu terus-menerus hanyut dalam penyesalan dan perasaan bersalah. Jika hal yang membuat kita menyesal berhubungan dengan orang lain, maka minta maaflah setulusnya. Tapi jangan lupa untuk memaafkan diri sendiri. Seringkali kita terlalu lama menyalahkan diri sendiri, menghukum diri sendiri. Forgive yourself! Don't let the guilty feeling kill you! :D Mari bangkit, belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah lalu.


Gedung BA Fisipol UGM Ruang 210
Yogyakarta, 13 Oktober 2016

October 13, 2016 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
    Bulan Mei lalu, saya jajan tiga barang belanjaan yang bikin hepi. Ada eyeshadow, blush on , sama lipstick. Udah saya pake beberapa minggu, s...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Bulan Istimewa di Tanah Istimewa
    Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semaca...
  • Surga di Negeri Liu-Liu
    Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menu...
  • Dua Puluh Dua
    this lovely handlettering is created by my besties , Icha. Makasih chaak * hug * Bismillahirrahmanirrahiim :) So, here is my very f...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ▼  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ▼  October (4)
      • Catatan Kerinduan
      • CIVILization
      • Wonderful Life
      • Forgive Yourself
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose