Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menulis gratitude list pastilah KKN adalah kado terindah di usia saya yang keduapuluh satu.
Program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat telah kami lakukan di Desa Pulau Seliu, Belitung selama dua bulan. Selain program-program itu, kami juga meluncurkan website resmi untuk pulau tersebut. Tujuannya adalah agar Seliu lebih dikenal masyarakat sebagai suatu destinasi wisata di kawasan Belitung bagian selatan, ya mengingat selama ini pariwisata Belitung yang lebih banyak diekspos adalah yang berada di bagian utara seperti Pantai Tanjung Tinggi dan Pulau Lengkuas. Website tersebut telah dirintis selama kami KKN di pulau kecil itu, dengan alamat www.seliuindonesia.com. Silakan dikunjungi untuk informasi lebih lengkap :) Kami juga melakukan pelatihan pengelolaan website tersebut kepada pemuda Seliu, agar isi website senantiasa update setelah kami pulang. Meskipun pelatihan tersebut kini belum membuahkan hasil maksimal.
Sebagai Tim KKN yang mengusung program utama Sistem Penyedian Air Minum (SPAM), kami memang lebih banyak menjalin kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung. Bahkan perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum sempat meninjau lokasi KKN kami. Ya, kami jarang (dan mungkin juga awalnya agak sulit) berinteraksi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung meskipun kami juga memiliki subprogram yang bergerak di bidang pariwisata. Kami hanya berusaha sebaik mungkin menyiapkan Seliu sebagai destinasi wisata. Melalui promosi via website, perancangan masterplan untuk desa, pembuatan plang penunjuk jalan, dan persiapan kuliner khas. Pengetahuan tentang pariwisata yang kami berikan masih sangat terbatas, apalagi rentang waktu dua bulan terlalu singkat untuk mengadakan pemberdayaan masyarakat secara utuh. Kami sadar bahwa jika ingin mengeskpos pariwisata Seliu, keindahan alam dan infrastruktur fisik saja tidaklah cukup, sangat diperlukan peran masyarakat untuk mengembangkan pariwisata sebagai penggerak ekonomi dan sebagai pengontrol agar alam Seliu sebagai 'daya jual' wisatanya tidak rusak oleh tangan-tangan jahil. Oleh karena itu, kami mengusulkan pada pihak kampus agar tahun depan dan beberapa tahun ke depannya KKN di Seliu diselenggarakan lagi untuk meneruskan program-program kami.
Usaha kami untuk mengembangkan Seliu sebagai destinasi wisata agar berdampak positif pada perekonomian masyarakatnya perlahan membuahkan hasil. Website yang kami susun mendapatkan sambutan yang cukup baik dari pembaca. Selama kami KKN saja ada beberapa orang yang tertarik berwisata di Seliu karena membaca website dan menghubungi contact person (CP) yang kami cantumkan. Salah seorang dari pembaca tesebut langsung mengunjungi Seliu tak lama setelah saling kontak dengan CP. Namun, yang paling membahagiakan khususnya bagi saya adalah komentar dari Saudari Angela Angestiana di website beberapa bulan setelah kami pulang KKN. Komentar tersebut membawa angin segar dan harapan akan pengembangan pariwisata Seliu. Terima kasih, Mbak Angela.
Tak lama setelah itu, kami mendapat kabar dari warga setempat bahwa Stasiun TVRI baru saja mengambil rekaman di desa mereka untuk suatu acara pengenalan wilayah-wilayah NKRI (saya lupa nama acaranya). Ketika hari penayangan, kami dari Jogja pun turut berbahagia menyaksikan tempat yang selamanya menjadi bagian dari hidup kami melalui televisi. Saya juga mendengar kabar dari warga bernama Pak Bachtiar dan Pak Fadla bahwa ada semacam sosialisasi mengenai pariwisata yang diadakan dari Seliu. Saya sendiri kurang tau dari lembaga apa yang mengadakan. Namun, dari media sosial Facebook, saya mengetahui bahwa ada seorang bernama Budi Setiawan yang rupanya adalah alumni UNPAD dan juga aktivis lingkungan yang memberikan sosialisasi kepariwisataan di Seliu. Terima kasih, Mas Budi. Alhamdulillah, Pulau Seliu perlahan mulai mendapat perhatian dari masyarakat luas.
Saya juga sempat menulis artikel tentang perjalanan saya di Seliu pada sebuah majalah travel online yaitu Travelnatic. Saya harap, artikel yang menjadi headline majalan online tersebut dapat turut membantu promosi wisata Seliu.
Cover Majalah Travelnatic Edisi Oktober 2015. Silakan Download versi lengkapnya disini. |
Selain website dan juga Instagram Pulau Seliu, kami juga menerbitkan buku dan video. Buku itu berisi catatan perjalanan kami selama dua bulan di Seliu dan juga foto-foto lokasinya. Buku yang kami beri judul Surga di Negeri Liu-Liu ini beberapa waktu lalu kami ikutkan lomba di LPPM UGM bersama buku-buku lain yang juga merupakan hasil kerja KKN tahun 2015. Alhamdulillah, kami memenangkan hibah buku dan video dari LPPM. Bersyukur sekali rasanya. Buku Surga di Negeri Liu-Liu belum secara resmi terbit, kami masih terus melakukan revisi untuk memberikan yang terbaik kepada pembaca sekaligus persembahan terindah untuk warga Seliu. Doakan saja, bulan depan buku tersebut dapat terbit sehingga teman-teman yang tertarik juga bisa memesan :) Mmmm...ngomong-ngomong saya akan berikan sedikit cuplikan dari buku Surga di Negeri Liu-Liu tersebut. Sebuah paragraf yang sangat menyentuh bagi saya:
Thanks for writing about this great team. |
Cover buku Surga di Negeri Liu-Liu karya Tim KKN-PPM UGM Unit BBL-11 |
Link: Pengumuman Pemenang Hibah LPPM |
Sementara tentang video, kami baru merilis video singkat berdurasi lima menit. Ya, lima menit untuk selamanya. Video yang full-version untuk sementara belum jadi. Apabila teman-teman berminat melihat silakan putar saja di YouTube berikut ini. Sebuah video singkat dan tanpa dialog yang selalu sukses mengukir rindu pada Negeri Liu-Liu.
Itulah sedikit cerita mengenai perjuangan Tim BBL-11 untuk mengangkat Pulau Seliu sebagai suatu destinasi pariwisata. Sebagai seorang yang pernah mempelajari Manajemen dan Kebijakan Pariwisata saya tentu sangat memahami bahwa apa yang lakukan itu sangat minim, sangat penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pihak-pihak seperti pemerintah maupun aktivis yang berkenan membantu pengembangan pariwisata Seliu tentunya dengan konsep suistainable tourism yang tetap mengedepankan kelestarian lingkungan dan menjadikan masyarakat lokalnya sebagai pemeran utama dalam kepariwisataan tersebut :)
Itulah sedikit cerita mengenai perjuangan Tim BBL-11 untuk mengangkat Pulau Seliu sebagai suatu destinasi pariwisata. Sebagai seorang yang pernah mempelajari Manajemen dan Kebijakan Pariwisata saya tentu sangat memahami bahwa apa yang lakukan itu sangat minim, sangat penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pihak-pihak seperti pemerintah maupun aktivis yang berkenan membantu pengembangan pariwisata Seliu tentunya dengan konsep suistainable tourism yang tetap mengedepankan kelestarian lingkungan dan menjadikan masyarakat lokalnya sebagai pemeran utama dalam kepariwisataan tersebut :)
Maaf yaa, bahkan setelah empat bulan sepulang KKN saya masih saja menulis tentang KKN. KKN dua bulan memang bikin susah move on dari pengalaman-pengalaman indahnya. Apalagi kalau menjalaninya bersama Tim BBL-11 hahahah.
Ruang Tamu Rumah, Magelang | 28 Desember 2015
Rindu semilir angin di Dermaga Seliu berikut es cincau Mak El :')