Cara Direct Swap & Kartu Pos dari Korea

by - December 01, 2018

Di Sabtu pertama bulan Desember ini saya ingin membahas lagi tentang kartu pos. Well, setelah bergabung dengan Komunitas Postcrossing (klik di sini untuk informasi cara bergabung dengan Postcrossing) selama beberapa lama, saya mencoba sebuah aktivitas yang namanya Direct Swap. Awalnya sih saya nggak terlalu tertarik sama Direct Swap, tapi karena terlalu ngebet pengen dapet postcard dari Negeri Gingseng alias negerinya Kim Jongin, tetangganya Kim Jong Un, maka saya memberanikan diri mencoba proyek Direct Swap.


cara daftar postcrossing

Apa itu direct swap?

Jadi, direct swap adalah suatu kegiatan dimana kita bisa bertukar kartu pos dengan langsung menghubungi orang yang bersangkutan. Ini artinya aktivitas kita nggak terdaftar di proyek Postcrossing dan nggak bakal dapet nomor registrasi postcard dari Postcrossing. Jadi kayak say hi langsung ke orang yang mau kita ajak tukeran, kalo doi setuju maka saling bertukar alamat, dan kirim postcard.


Bagaimana cara mendapatkan partner direct swap?

Mendapatkan partner direct swap sepertinya tak sesulit untuk mendapatkan partner untuk mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Saya sarankan, sebaiknya join Postcrossing dulu biar lebih mudah. Kalau saya, berhubung udah punya akun Postcrossing, maka saya langsung klik tab menu Explore, lalu pilih submenu Countries di web-nya Postcrossing, lalu cari South Korea, abis itu cari member-member Postcrossing teratas, klik profil mereka dan kalau mereka ada keterangan "Interested in direct swap" maka saya kirim pesan pribadi (memanfaatkan fitur DM dari Postcrossing) ke mereka. Kalau nggak ada keterangan interested in direct swap, berarti mereka nggak bersedia...so pastikan ada tanda itu di profil penggunanya. Atau untuk lebih jelasnya, silakan disimak gambar panduan di bawah ini :)

direct swap lewat postcrossing
Perhatikan dua tulisan yang saya beri tanda lingkaran merah. Ada keterangan "Interested in direct swap" dan fitur untuk menghubungi pengguna dengan pesan pribadi pada tab "Send message".

Well, rule yang pertama: use your common sense!! Ketika mau ngontak si calon partner dari negara lain yang tentu saja nggak kita kenal sama sekali, buatlah kalimat sesopan mungkin (in english tentu saja). Pake kalimat sapaan - perkenalkan diri kita - tujuan kita mau direct swap - kenapa pengen direct swap - tuliskan gambaran postcard yang kalian tawarkan - closing - say thanks. Well setidaknya itu yang saya tulis. Maaf, kayak gini harus saya tulis banget...karena bahkan, di urusan profesional sekalipun nggak semua orang paham urusan berkomunikasi secara tertulis hiks.

Oh iya, jangan lupa cantumkan email di pesan kalian. Biasanya, si calon partner akan langsung bales via email daripada DM-an lewat Postcrossing untuk diskusi lebih lanjut.
Kalau sudah deal dan tukeran alamat, selanjutnya kita tinggal siapkan postcard dan mengirimnya ke yang bersangkutan.


Bisakah request kartu pos tertentu?

Bisa iya, bisa tidak. Biasanya kita akan mencantumkan postcard seperti apa yang bakal kita pengen, misal nih kalau saya: saya pengan gambar Gyeongbyokgung Palace, hanok (rumah tradisional Korea), gambar baju tradisional hanbok, atau juga bangunan landmark-nya Korea. Kalau mereka ada stock pasti mereka kirimkan sesuai permintaan kita.

Tapi, jangan lupa. Ketika kita request sesuatu ke orang tesebut, berarti kita juga harus siap dengan yang mereka inginkan. Sebisa mungkin penuhilan keinginan mereka, just be kind and give the best.




Apakah ikut direct swap harus memiliki akun Postcrossing?


Untuk lebih mudahnya sih iya. Karena nyari partner lewat website postcrossing lebih mudah. Cara lain adalah lewat Instagram. Ya, di instagram ada banyak banget akun-akun direct swap. Coba aja dicarai pake #directswap. Tapi, kan bisa kecampur ya sama akun-akun postcrosser lainnya, jadi agak susah juga nemu akun yang bener-bener khusus direct swap. Serunya, pemilik akun IG direct swap biasanya bahkan mengunggah stok kartu pos yang mereka punya, jika tertarik, kita bisa DM langsung dengan menawarkan kartu pos yang kita punya. Jadi masing-masing bisa dapat sesuai keinginan :)

Oke, jadi kemarin saya mencoba direct swap ke empat orang warga negara Korea Selatan. Alhamdulillah keempatnya ramah-ramah banget dan chat saya dibales dalam waktu singkat. Setelah mengutarakan keinginan masing-masing kamipun bertukar alamat dan mengirim kartu pos. Kami sengaja nggak menunjukkan foto kartu posnya, seperti layaknya semboyan Postcrossing: keep it surprise. Tapi, biar mereka percaya kalo saya udah kirim, saya kirimkan foto bagian belakang yang ada nama+alamat mereka yang udah ada cap pos-nya.



Karena waktu itu masih dalam euforia Asian Games 2018, maka saya tempelkan Prangko Edisi Khusus Asian Games 2018 yang sudah saya bahas di tulisan ini untuk masing-masing mereka nggak lupa mengucapkna selamat buat kontingen Korea terutama sepak bolanya hehe. Tanpa kasih tau ke si calon penerima, saya kirimkan dua kartu pos buat masing-masing orang, semoga mereka seneng ya hehehe.


Berapa lama waktu pengiriman kartu pos?

Meskipun sama-sama tujuan South Korea, tapi waktu yang dibutuhkan buat sampai ke masing-masing penerima ternyata beda. Begitu juga ketika mereka ngirim ke kita, tanggal pengiriman dua partner direct swap saya cuma selisih dua hari, tapi sampai ke Indonesia selisihnya seminggu lebih. Ya, memang begitulah dunia berkirim kartu pos ini, seringkali random soal waktu penerimaan. Nggak apa-apa, disyukuri aja masih sampai, karena ada kemungkinan ilang dan gak sampai alamat juga loh. Kartu pos saya ada yang sampai dalam dua minggu tapi ada juga yang sebulan lebih, bahkan ada satu yang belum ada kabarnya hingga kini, so saad.

Dan inilah postcard yang saya dapat dari Korea. Lalala yeyeye. 
Which one is your favorite?

kartu pos dari korea

menulis kartu pos
 
Ini adalah kartu pos yang pertama sampai. Gambar hanbok dan sebuah kantong kecil gitu. Si pengirim sedikit cerita tentang hanbok dan kantongnya. Silakan baca pesan di baliknya (gambar di bawahnya). Btw, tulisan mbak-mbak bernama Yun ini rapi banget ya. Suka :D Dibutuhkan skill trsendiri buat nulis sebanyak itu di postcard, karena kalau tulisan kita gede-gede jatuhnya cuma muat sedikit informasi haha.



Yang ini foto Gyeongbukgung Palace bersama eonni-eonni yang lagi pake hanbok. Nggak dijelaskan juga ini ceritanya lagi ngapain atau emang cuma disitu buat kepentingan foto doang. Ketika pertama kali menerima kartu pos ini saya langsung kepikiran kalau ini adalah tempat yang sama yang dipakai Dian Pelangi dan Barli Asmara foto bareng pas mereka ke Korea beberapa bulan lalu hahaha. Emang cantik banget sih ini spot fotonya, mana ada danaunya juga. Semoga suatu saat bisa kesana yaa hehehe.


kartu pos hanbok korea

Ini ada semacam lukisan raja (era Joseon kayaknya) pakai jubah kebesaran warna biru. Di bawahnya ada tulisan "Iksungwan-po (King's official robe in red)". Si pengirim nggak mencantumkan keterangan apapun tentang gambarnya. Awalnya, saya mikir tulisan di bawah itu berarti: jubah raja tuh kayak gini, tapi yang resmi harusnya warna merah. Well, mungkin aja yang di gambar itu adalah lukisan Putra Mahkota. Kan kalau di drama-drama jubah putra mahkota warnanya biru, sedangkan jubah raja warna merah hahaha (korban drama banget). Tapi teman KKN saya yang pernah riset tentang kebudayaan Korea demi bikin komik (yes, let's adore her effort) menjelaskan bahwa yang membedakan jubah raja dengan jubah putra mahkota adalah jumlah cakar naganya. Kalau empat, berarti putra mahkota. Sedangkan lima kuku cakar berarti jubah raja. Sehingga saya pun berkesimpulan: yang di gambar adalah baju raja (five dragon claws) kalo lagi sante (karena biru), kalo lagi acara resmi nanti pakenya merah. Well, kalo salah mohon dikoreksi yaa :D

Nah, abis itu karena saya dan mereka mencantumkan username sosial media masing-masing, jadilah kita berteman di Instagram hehehe. Ya gitu, bertukar kartu pos memang jadi bikin kita berteman dengan banyak orang dengan hobi yang sama :)


Sabtu, 1 Desember 2018
Hujan deras diiringi alunan suara Jongdae
yang makin kusuka :') 

You May Also Like

1 comments

  1. Terima kasih Kak Nurul atas penjelasan ringkasnya soal direct swap. Belum pernah nyoba, sih. Cuma karena belakangan frekuensi penerimaan kartu pos rendah karena hiatus cukup lama, akhirnya mulai penasaran dan cari tahu gimana caranya direct swap. Terima kasih sekali lagi atas penjelasannya, Kak! Mantul sekali!

    ReplyDelete