Hapus Air Mata Ibu Pertiwi

by - March 22, 2011

Empat bulan sudah saya dan teman-teman seperjuangan di organisasi jurnalistik disibukkan dengan mempersiapkan sebuah event akbar : Sibema Cup 2011. Sebuah acara kompetisi yang dikhususkan untuk siswa-siswi SMP se-Ekskaresidenan Kedu. Sibema Cup punya empat cabang Lomba, yaitu Lomba Pidato Elokensia, Lomba Membuat Majalah Dinding, Lomba Membaca Berita, dan Lomba Membaca Puisi. Di tengah-tengah semua persoalan yang semakin rumit di negeri ini, mulai dari bencana-bencana alam yang tengah Tuhan ujikan pada kita, pejabat-pejabat yang terpikat korupsi, bahkan kemelut di tubuh PSSI (???) kami memutuskan untuk mengusung tema “Hapus Air Mata Pertiwi”.


Setelah melalui perjuangan yang panjang (cie…) akhirnya 20 Februari 2011 kemaren acara terlaksana dengan diikuti 20 sekolah (140 undangan). Saya sebagai seksi acara awalnya rada khawatir, soalnya acara molor. Biasa, petinggi ngaret. Ada juga sekolah yang ‘bandel’, udah disepakati kalau satu sekolah ngirim 6 siswa plus satu guru pendamping, masih juga ada yang bawa lebih. Untung panitia udah menyediakan tempat duduk agak lebih dikit, jadi dapet tempat duduk semua. Masalah ada yang nggak mau duduk, itu lain lagi. Tapi, Alhamdulillah acara selesai justru lebih awal dari yang diperkirakan, acara juga berjalan sukses! Nggak ada hal yang begitu menghalangi. Alhamdulillah, hari itu semua panitia kompak and koordinasi lancar.
Lewat Sibema Cup inilah, untuk pertama kalinya saya terlibat dalam penyelenggarakan program kerja besar. Benar-benar melelahkan! Ngurus izin ke Dinas Pendidikan, nyebar pamflet, mengurus percetakan, ngurus pendaftran, nyari sponsor, nyari donatur, nyari juri, desain perlengkapan, ngurus piala ke Pemkot, dll. kami lakukan bareng-bareng.
Sibema Cup bener-bener jadi pengalaman istimewa buat saya. Saya belajar sangat banyak hal dari acara yang diketuai oleh kawan saya, Saudari Arum Risalah. Belajar sebuah realita, bahwa seringkali apa yang sudah kita rencanakan nggak sesuai sama kenyataannya. Belajar sabar, belajar untuk bijak di tengah tekanan. Belajar buat menghadapi banyak orang dengan beragam karakter. Belajar buat nggak menyerah meski udah capek banget. Tahun lalu, saya masih kelas sepuluh. Saya masih jadi panitia bayangan. Belum tau banyak. Paling-paling Cuma nyari sponsor dan garis besar acara doang. Tapi sekarang banyaaaaak, baaaaannyaaak yang bisa saya pelajari dari Sibema Cup 2011.
Nantinya, program kerja ini bakal jadi sesuatu yang berguna bagi hidup saya. Sekarang, saya dan teman-teman panitia sangat berharap Sibema Cup tahun depan bisa terlaksana dengan sukses! Lebih sukses dari tahun ini malah. Saat itu kami udah nggak jadi panitia, kami udah nggak jabat jadi Pengurus Organisasi Jurnalistik lagi. Tapi Insyaallah, kami siap dimintai bantuan adik-adik kami. J


You May Also Like

0 comments