Jumat siang biasanya saya masih sibuk dengan kerjaan kantor atau kalau agak siangan dikit ya mulai memikirkan mau maem siang sama apa. Tapi Jumat ini saya #DiRumahAja mengisi waktu dengan membaca novel Harry Potter and The Chamber of Secrets tapi saya jenuh membaca hingga akhirnya menyalakan latop dan mencoba menulis lagi. Sekian lama nggak nulis, rasanya saya mulai kehilangan kemampuan untuk merangkai kalimat menjadi paragraf yang padu huhuhu. Well, sebenernya saya tidak benar-benar berhenti menulis. Beberapa bulan terakhir saya lebih memilih menulis dengan tangan, menggoreskan tinta warna-warni pada selembar (atau seringnya berlembar-lembar) kertas. Menjadikan menulis sebagai sebuah terapi untuk lebih mengenal diri sendiri dan menyembuhkan yang perih-perih hehe.
Tak kasih gambar pantai biar semangat melalui cobaan wabah. Kalo Corona berakhir, biar bisa main ke pantai lagi. Amin. |
Saya kembali ke blog ketika seluruh dunia sedang heboh, sedih, dan beberapa negara bahkan dibuat kewalahan oleh kehadiran makhluk super kecil bernama Corona, virus yang menyebabkan gangguan pernafasan dan berisiko kematian. Awal Maret lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan pasien Corona pertama di Indonesia. Sadly, jumlahnya terus meningkat dari hari ke hari, baik yang terjangkit, sembuh, ataupun yang meninggal. Saya turut berduka, bagi mereka yang ditinggalkan orang terkasih karena wabah Corona ini. Untuk menghindari penyebaran dan penularan virus, pemerintah mengimbau agar kita tetap #DiRumahAja dan sebisa mungkin #KerjaDariRumah, termasuk saya. Kantor saya menerapka jadwal masuk bergiliran dan pembatasan pelayanan. Kalau Maret tahun lalu saya stay at home karena patah kaki, tahun ini saya di rumah aja karena bahaya Corona huhuhu.
Awal-awal Corona masuk ke Indonesia orang-orang pada fokus berbagi info Corona-related yang tentu saja memberi dampak psikologis bagi sebagian besar orang. Ketakutan, kepanikan, bahkan psikosomatis setelah baca-baca ino Corona saya kira masih dalam tahap wajar. Sekarang kayaknya ketakutan-ketakutan mulai bisa dikelola dengan baik, tapi sembari memantau kabar perkoronaan, orang justru dibuat takjub dengan statement atau kebijakan pejabat negara yang makin kesini rasanya makin ajaib. Entahlah, aku nggak paham. People really show their true color in this crisis. Yaudahlah saya mau curhat tentang hari-hari dirumah aja daripada pusing memikirkan keajaiban yang terjadi di nJakarta sana.
Warga +62 mendapati statement pemerintah selama pandemi. (pic source) |
Kalau di rumah gini ya biasa sih, saya mengerjakan pekerjaan anak rumah tangga mencuci, menyapu, dll. Bedanya, jadi lebih sering eksperimen masak. Suatu hal yang sepertinya juga dilakukan manusia-manusia lain di masa perkoronaan ini. Terbukti dengan semakin maraknya konten hasil masakan di sosial media. Saya sendiri tipe yang nggak berani upload hasil masakan because I'm not so good at taking food pic. Tapi masakan saya rasanya enak kok, hahaha...maaf memuji diri sendiri hahaha. Selain masak tentu saja rebahan, scrolling hape, mengecek kondisi teman-teman dekat, membaca buku, nonton film. So basic.
Buku yang sedang saya baca adalah Harry Potter and The Chamber of Secrets yang dari jaman kapan saya belinya dan nggak kelar-kelar dibaca hahaha. Jujur, dari ketujuh serial Harry Potter saya baru baca buku yang kelima, keenam, dan ketujuh pas SMP sama kemarin beli buku pertama di Periplus. Sekarang pengen baca buku lainnya tapi yang versi English heheh. Selain Harry Potter sesekali saya selingi dengan membaca Qira'ah Mubaadalah yang dari tahun kemarin juga belum kelar hahaha. Trus, film yang sempat saya tonton lewat aplikasi Viu selama #DiRumahAja adalah Parasite, Swing Kids, dan Money. Film korea semua hehehe.
Saking selonya hidup saya, sekaligus untuk menyibukkan biar nggak mikirin kamu terus saya melakukan aktivitas menjahit. Minggu lalu tiba-tiba saya kepikiran bikin masker kain, inspired by IG story-nya Kak Diana Rikasari. Thanks to Kak Diana yang juga menyertakan referensi bacaan tentang material yang bagus dipakai untuk membuat masker. So, here some masks that I sew by myself. Yay. What do you think of it?
Masker kain hasil jahitan saya. Terbuat dari kain katun jepang. |
Saya punya banyak kain sisa-sisa di rumah. Dan untuk keperluan membuat masker ini saya memilik kain katun dengan pertimbangan nggak panas kalo dipake dan breathable. Dia juga mayan rapat gitu jadi mungkin aja lebih bisa nyaring kotoran. Masker kain ini saya bikin dua lapis, jadi lumayan tebel. Kalau dikaitkan sama Corona, emang sih masker kain ini nggak bakal seefektif surgical mask buat menangkal virus. But at least, I try. Persediaan masker saya udah abis, di kantor juga menipis, sementara mau beli sangat langka dan mahal sekali. Padahal kalau lagi kerja seringkali harus ketemu orang dengan jarak dekat maka saya pikir tindakan preventif dengan masker kain ini semoga cukup membantu. Sebenernya saya nggak terlalu suka pake masker motif-motif gini, tapi karena ini adalah DIY Project saya sendiri maka saya akan dengan bangga memakainya hahahaha.
Ketika saya mengunggah foto masker ini di sosial media, saya mendapat komentar-komentar positif dari teman-teman. Thanks gaes apresiasinya, your positive comments matter. Ya, gitu sih kalimat-kalimat positif yang dilontarkan ke orang lain seringkali tanpa disadari bikin orang tersebut bahagia, well..dalam hal ini yang merasa bahagia itu saya hahaha. Sekali lagi, terima kasih ya teman-teman.
Btw, perkoronaan ini menuntut kita buat #DiRumahAja, tapi sesungguhnya nggak semua orang bisa merasa nyaman dan aman dengan berada di rumah saja. Sebagian orang mungkin akan merasa aman secara ekonomi kalau dia di rumah aja, toh dia bekerja juga tetep dibayar atau...dia bisa menjalankan usahanya dari rumah. Tapi, sebagian lain mungkin tidak aman secara ekonomi karena mungkin baginya kalau hari itu nggak kerja ya berarti tidak ada pendapatan sama sekali. Belum lagi soal kenyamanan secara psikologis, mungkin nggak semua orang merasa nyaman berada di rumah seharian karena beberapa alasan. Memiliki rumah dengan suasana nyaman adalah sebuah privilege. So, let's check-up our friends, sekadar memastikan mereka baik-baik saja selama perkoronaan ini. Mungkin pembicaraan-pembicaraan sederhana bisa bantu mereka melalui hari-harinya hehe. Trus, mari sisihkan rejeki untuk membantu semampunya melawan Covid-19. Ada banyak pilihan donasi yang bisa kita berikan, bisa milih dari segi lembaga maupun output bantuannya. Mari kita manfaatkan dengan tentu saja cek baik-baik sebelum berdonasi, pastikan benar-benar terpercaya dan tidak disalahgunakan. Tidak ada salahnya berhati-hati.
Saya pikir sebagian orang pasti udah bosan banget di rumah dan pengen jalan-jalan. Tapi, mari nikmati saja. Mungkin suatu saat aktivitas menyelamatkan dunia dengan rebahan ini bakal kita rindukan. Mungkin ini cara Allah kasih waktu istirahat buat manusia dan buat bumi kita.
Jaga kesehatan selalu, gaes. Jaga kebersihan juga. Jangan lupa berdoa pada-Nya. Semoga wabah ini segera berakhir. Semoga banyak hal yang bisa kita pelajari dari pandemi yang mengerikan ini. Stay sane! Terima kasih kepada semua tenaga medis, petugas-petugas kebersihan, ilmuwan, dan semua yang orag yang berjuang melawan Covid-19. Semoga senantias dilindungi Allah SWT. Sampai jumpa lagi lain waktu.
Teruntuk kamu, kita makan bareng lagi kalau Corona udah berakhir!
Magelang selepas hujan
Jumat, 3 April 2020
Annyeongigaseyo Kapten Yo Si Jin,
Auf wiedersehen!