Annyeong, yorobun~
Saya sempet kepikiran untuk menghadiahi diri sendiri sepasang sepatu cantik di bulan Januari, tapi manusia bener-bener cuma bisa berencana...instead of a pair of shoes, I got a pair of crutches by January 2019.
Satu tahun cahaya tidak muncul di blog. Alhamdulillah saya masih hidup sehat wal afiat sampai sekarang. Hari ini saya akhirnya bisa menggantikan segenap kemalasan dan hasrat ingin gegoleran sepanjang hari dengan setitik semangat untuk sambat di blog tercinta. So, postingan kali ini isinya cuma curhat dan sambat, tapi semoga berfaedah bagi kalian yang mungkin punya pengalaman serupa. But I really do hope you do not experienced any kind of fracture~
Tahun 2019 was so 'unique' for me, because I got a motorcycle accident by
the early of 2019...just a few days after my birthday. Sebuah kecelakaan yang
menyebabkan patah kaki dan hari-hari selanjutnya adalah hari-hari penuh warna.
Actually, it was a "small" fracture in my ankle, but did you know
that with just a "small" dysfunctional bone sometimes makes you
sick and cannot move properly for the next "few" days. Apalagi patahannya pas di sendi tuh. The doctor put
two metal things on my ankle and I have to walk with a pair of crutches for about
seven months :)
Why I choose to put a metal?
So yeah, I let the doctor put the metal things on me rather than pengobatan alternatif. Saya mikirnya sih, yaa kalo emang harus dipasang pen ya bismillah dipasang aja, takutnya kalau pake pengobatan alternatif gitu malah nanti misal geser nggak seharusnya atau gimana. Ya, semua punya risikonya sendiri-sendiri dan saya pribadi lebih mantep ditangani secara medis. Beberapa orang mungkin takut karena harus dioperasi bla bla bla, kalau saya mikirnya toh operasi kan dibius, saya juga gak kerasa sakit hihihi. Banyakin doa aja sama Allah, banyakin sholawat, dan trust sama dokter dan paramedis yang handle.
Usai pasang pen, saya juga dibantu fisioterapi untuk pemulihan. Fisioterapi itu bagi saya juga bener-bener membantu. Ada hal-hal sepele yang kadang kita nggak tau ternyata berdampak besar pada kesembuhan. Misal cara pake kruk, saya di awal-awal salah pakenya ternyata yorobun, trus di Poli Fisioterapi diajari cara jalan pake kruk yang bener, cara melatih kaki, dll. It really help a lot. Oh iya, di awal-awal pasca-operasi kaki saya yang sakit jadi lebih kecil gitu, penyusutan otot katanya, but I think it's normal karena kan lama gak dipake gerak sewajarnya. Asal tetep dilatih buat digerakin, lama-lama juga bisa kembali seperti semula kok :)
Cedera engkel yang mengharuskan memakai tongkat kruk (bahkan kursi roda) selama beberapa lama beneran bikin saya sadar betapa pentingnya fasilitas penunjang buat kaum difabel. Yaa..selama ini mungkin udah aware tentang pentingnya fasilitas bagi penyandang disabilitas untuk bangunan-bangunan sipil, kan ya pernah dibahas juga di mata kuliah apa ya Manajemen Pelayanan Publik kalo gak salah, tapi beda rasanya kalo diri sendiri yang ngerasain. Biasanya kalau kita bepergian sih ya tinggal pergi aja, turun di parkiran, menuju lokasi kayak toko, tempat nikahan, rumah orang, dsb. Tapi dengan kruk yang setia mendampingi, tiap kali mau bepergian jadi mempertimbangkan hal-hal kayak: disana medannya terjal nggak ya, trus pakenya tangga atau ada ramp-nya ya, dan toiletnya kayak gimana. Ya, hal-hal yang tadinya nggak berpengaruh signifikan ke diri kita jadi pertimbangan utama tiap mau pergi. Sebagai pasien Poli Bedah Orthopedi di RST dr. Seoedjono, rumah sakit emang jadi tempat paling 'aman' buat bepergian. Yhaa iyalah, namanya juga rumah sakit pasti fasilitas dan kondisi bangunannya kan ramah ke pasien-pasien yhaa hihihi. Jadinya, selama tujuh bulan pertama tahun 2019 saya sangat jarang bepergian kecuali ke rumah sakit dan tempat kerja, ngono ae terus.
So grateful...
Ketika saya jatuh, adek saya menghadap Pak Kyai di tempat dia nyantri dan nyuwunke doa untuk kesembuhan saya. Mendengar cerita adek, Pak Kyai atau yang akrab disapa Abah ngendiko, "Ora popo. Alhamdulillah, disyukuri isih ono tambane." Such a relieve words for me. Ya, memang sepatutnya bersyukur bahwa patah kaki masih ada obatnya. Masih ada dokter yang bisa pasang metal buat nyambung tulangnya kembali, masih ada anestesi biar nggak kesakitan pas dioperasi, masih ada obat-obat yang bisa diminum untuk meredakan nyerinya, masih ada fasilitas health insurance yang cover biaya pengobatan, masih ada para fisoterapis yang bantu pemulihan kayak semula. Terima kasih kepada Kapten CKM dr. Mulya Imansyah, Sp.OT., Pak Munawar, Mbak Yulis, Mas Anggit dan segenap paramedis di RST dr. Seoedjono Magelang atas kebaikan, keramahan, dan pelayanannya. Oh iya, meskipun saya nggak ingin ngerasain sakit dan makan makanan rumah sakit lagi, tapi isu yang mengatakan makanan rumah sakit itu nggak enak sungguh tyda berlaku di RST. They really serve a good food. Bahkan dengan gigi patah dan rahang bengkak saya masih sanggup menghabiskan segala jenis makanan yang mereka sajikan.Yha, itu sih dasarnya emang doyan makan wae anaknya hahaha. Tengkyu para koki RST~
Oh iya, di RST ini juga banyak pepohonan dan taman-taman yang bisa bikin pasien sedikit berkurang rasa jenuhnya, yha dikit aja sih. Trus...trus...just in case you bored waiting your turn to be examined, you can jalan-jalan around because ada beberapa tempat yang bisa dijadikan spot foto menarik hahaaha tetep~ Nggak apa-apa foto-foto ki gaes.... Ben gak bosen dan ben gak menderita wae ngerasakke larane.
"Verily after the difficulties there is a relief." Alhamdulillah, sekarang masa-masa itu sudah berlalu. Alhamdulillah saya udah bisa jalan lagi, meski belum kuat kalau dipake lari. Saya juga udah berani naik motor sendiri, meski kadang stress dewe kalo di sekitaran ada orang yang naik motornya ngawur...rasanya pengen menepi bentar buat menenangkan diri hahaha. Patah tulang bener-bener jadi pelajaran buat selalu hati-hati naik motor dan jangan pernah lupa berdoa, sholawat sepanjang jalan lebih bagus lagi. Kadang kita udah hati-hati juga orang lain belum tentu hati-hati. Namanya cobaan hidup juga macem-macem bentuknya, semoga senantiasa diberi kesabaran dan keteguhan iman buat menghadapinya. Amin. Semoga pengalaman patah tulang ini bikin saya makin bersyukur dan makin dekat padaNya, juga makin peka pada kondisi sekitar yaa. Aamin.
Oh iya, gaes...pas operasi pasang logam itu kan aku dibius lokal dan karena takut denger suara-suara bor atau apapun yang berpotensi menciutkan mental, aku minta buat dengerin musik keras-keras pake headset. Alhamdulillah dibolehin sama perawatnya, bahkan diambilin hapenya haha. And guess what's on my playlist? Yes, EXO songs hihihi. Because I need something berisik biar ga denger kegaduhan di ruang operasi. Nah, terus pas operasi lepas logam itu aku dibius total. Aku langsung inget tweet-tweet jahilnya dokter Aan dong hahaha. And yeah...bius total is creepy and funny. Keluar dari ruang operasi aku langsung minta difoto dan telfonan sama orang. Ternyata saat itu aku melakukan semua itu dengan kesadaran yang belom 100%, beberapa jam kemudian..ketika lihat hape aku kaget nemu foto-fotoku dan inget aku telfonan sama orang tapi agak-agak lupa ngomong apa hahaha :D
Saya sempet kepikiran untuk menghadiahi diri sendiri sepasang sepatu cantik di bulan Januari, tapi manusia bener-bener cuma bisa berencana...instead of a pair of shoes, I got a pair of crutches by January 2019.
Satu tahun cahaya tidak muncul di blog. Alhamdulillah saya masih hidup sehat wal afiat sampai sekarang. Hari ini saya akhirnya bisa menggantikan segenap kemalasan dan hasrat ingin gegoleran sepanjang hari dengan setitik semangat untuk sambat di blog tercinta. So, postingan kali ini isinya cuma curhat dan sambat, tapi semoga berfaedah bagi kalian yang mungkin punya pengalaman serupa. But I really do hope you do not experienced any kind of fracture~
OOTD pic ala pasien bedah orthopedi. Sempetin foto sambil nunggu dokter dateng. |
Why I choose to put a metal?
So yeah, I let the doctor put the metal things on me rather than pengobatan alternatif. Saya mikirnya sih, yaa kalo emang harus dipasang pen ya bismillah dipasang aja, takutnya kalau pake pengobatan alternatif gitu malah nanti misal geser nggak seharusnya atau gimana. Ya, semua punya risikonya sendiri-sendiri dan saya pribadi lebih mantep ditangani secara medis. Beberapa orang mungkin takut karena harus dioperasi bla bla bla, kalau saya mikirnya toh operasi kan dibius, saya juga gak kerasa sakit hihihi. Banyakin doa aja sama Allah, banyakin sholawat, dan trust sama dokter dan paramedis yang handle.
Usai pasang pen, saya juga dibantu fisioterapi untuk pemulihan. Fisioterapi itu bagi saya juga bener-bener membantu. Ada hal-hal sepele yang kadang kita nggak tau ternyata berdampak besar pada kesembuhan. Misal cara pake kruk, saya di awal-awal salah pakenya ternyata yorobun, trus di Poli Fisioterapi diajari cara jalan pake kruk yang bener, cara melatih kaki, dll. It really help a lot. Oh iya, di awal-awal pasca-operasi kaki saya yang sakit jadi lebih kecil gitu, penyusutan otot katanya, but I think it's normal karena kan lama gak dipake gerak sewajarnya. Asal tetep dilatih buat digerakin, lama-lama juga bisa kembali seperti semula kok :)
Jadi pasien fraktur bener-bener bikin saya makin sadar kalo manusia gak ada
apa-apanya, dicabut nikmatnya dikiiit wae udah powerless. Yang biasanya bisa kemana-mana sendirian, ngapa-angapain
sendirian, bahkan nglaju Jogja-Magelang in almost everyday...tiba-tiba gak bisa
ngapa-ngapain, butuh orang lain buat bantu kita beraktivitas yang paling basic
sekalipun. Yha gimana, sholat aja saya bisanya sambil duduk di kursi atau duduk selonjoran. Dalam hal ini, keluarga, terutama Ibuk-lah yang paling memiliki
peranan besar dalam merawat dan menemani saya melewati masa-masa sulit itu.
Thanks, Mom. Thanks juga untuk semua keluarga, tetangga, teman, rekan kerja,
dan orang-orang yang sudah baik hati membantu saya selama ini. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kalian dengan kebaikan yang berlimpah. Dan mohon maaf buat temen-temen yang ngundang saya ke acara nikahan kalian di masa pemulihan patah kaki dan belum bisa aku datangi huhu.
RST dr. Soedjono Magelang, terima kasih atas pelayanannya. |
So grateful...
Ketika saya jatuh, adek saya menghadap Pak Kyai di tempat dia nyantri dan nyuwunke doa untuk kesembuhan saya. Mendengar cerita adek, Pak Kyai atau yang akrab disapa Abah ngendiko, "Ora popo. Alhamdulillah, disyukuri isih ono tambane." Such a relieve words for me. Ya, memang sepatutnya bersyukur bahwa patah kaki masih ada obatnya. Masih ada dokter yang bisa pasang metal buat nyambung tulangnya kembali, masih ada anestesi biar nggak kesakitan pas dioperasi, masih ada obat-obat yang bisa diminum untuk meredakan nyerinya, masih ada fasilitas health insurance yang cover biaya pengobatan, masih ada para fisoterapis yang bantu pemulihan kayak semula. Terima kasih kepada Kapten CKM dr. Mulya Imansyah, Sp.OT., Pak Munawar, Mbak Yulis, Mas Anggit dan segenap paramedis di RST dr. Seoedjono Magelang atas kebaikan, keramahan, dan pelayanannya. Oh iya, meskipun saya nggak ingin ngerasain sakit dan makan makanan rumah sakit lagi, tapi isu yang mengatakan makanan rumah sakit itu nggak enak sungguh tyda berlaku di RST. They really serve a good food. Bahkan dengan gigi patah dan rahang bengkak saya masih sanggup menghabiskan segala jenis makanan yang mereka sajikan.
Oh iya, di RST ini juga banyak pepohonan dan taman-taman yang bisa bikin pasien sedikit berkurang rasa jenuhnya, yha dikit aja sih. Trus...trus...just in case you bored waiting your turn to be examined, you can jalan-jalan around because ada beberapa tempat yang bisa dijadikan spot foto menarik hahaaha tetep~ Nggak apa-apa foto-foto ki gaes.... Ben gak bosen dan ben gak menderita wae ngerasakke larane.
Sebagai pasien fraktur tentu saja akan menghadapi banyak pertanyaan yang
kadang bikin kita lelah menjelaskan. Tapi, kita akan selalu maklum dan yaudah
sih yaa. Aku aja juga baru paham pas
ngerasain sakitnya dewe kok hihihi. Salah satu yang paling sering ditanyakan adalah: kenapa nggak pake satu tongkat aja? Hahaha, I've tried...and I cannot! Soalnya kalo pake tongkat sebelah doang, salah satu kaki mau nggak mau harus dipake buat bertumpu, dan pada saat itu kakiku belum terlalu kuat. Lagipula, kalo kata fisioterapisnya, pake dua kruk itu biar badan kita nggak miring sebelah dan tetep balance~ Dan aku sih mikirnya simple: the doctor didn't give me a pair of crutches just for fun, it must be there is a specific reason, right?
Pertanyaan lain yang pastinya menguji kesabaran adalah: belum sembuh dari dulu itu? Hahaha. Suatu hari di ruang tunggu RST, saya tak sengaja mendengar percakapan sesama pasien patah tulang yang ternyata juga sering mendapat pertanyaan serupa hahaha. Tidak apa-apa yorobun, orang tidak tau yang kamu alami...jadi ya sante aja jawab: belum, mohon doanya saja. Di kesempatan lain, ketika ngobrol dengan orang baik kerabat yang udah dikenal atau perfectly stranger yang ditemui di RS atau mana, biasanya mereka bakal merespons ceritamu dengan cerita patah tulang orang lain yang pernah mereka dengar. To be honest, pas awal-awal denger kayak gitu aku bakal reflek nutup telinga pake tangan atau aku permisi meminta mereka menghentikan ceritanya hehehe. Soalnya aku masih ngeri keinget proses jatuh dan ngilu bayangin ada tulangku yang patah, masih tambah denger cerita kayak gitu. Tapi lama-lama, yowislah ga usah dipikirin hahaha. Banyak-banyak belajar aja dari kejadian-kejadian yang dialami, biar makin peka kalo lagi jenguk orang sakit hehe.
Pertanyaan lain yang pastinya menguji kesabaran adalah: belum sembuh dari dulu itu? Hahaha. Suatu hari di ruang tunggu RST, saya tak sengaja mendengar percakapan sesama pasien patah tulang yang ternyata juga sering mendapat pertanyaan serupa hahaha. Tidak apa-apa yorobun, orang tidak tau yang kamu alami...jadi ya sante aja jawab: belum, mohon doanya saja. Di kesempatan lain, ketika ngobrol dengan orang baik kerabat yang udah dikenal atau perfectly stranger yang ditemui di RS atau mana, biasanya mereka bakal merespons ceritamu dengan cerita patah tulang orang lain yang pernah mereka dengar. To be honest, pas awal-awal denger kayak gitu aku bakal reflek nutup telinga pake tangan atau aku permisi meminta mereka menghentikan ceritanya hehehe. Soalnya aku masih ngeri keinget proses jatuh dan ngilu bayangin ada tulangku yang patah, masih tambah denger cerita kayak gitu. Tapi lama-lama, yowislah ga usah dipikirin hahaha. Banyak-banyak belajar aja dari kejadian-kejadian yang dialami, biar makin peka kalo lagi jenguk orang sakit hehe.
Lorong rumah sakit yang sangat familiar. |
"Verily after the difficulties there is a relief." Alhamdulillah, sekarang masa-masa itu sudah berlalu. Alhamdulillah saya udah bisa jalan lagi, meski belum kuat kalau dipake lari. Saya juga udah berani naik motor sendiri, meski kadang stress dewe kalo di sekitaran ada orang yang naik motornya ngawur...rasanya pengen menepi bentar buat menenangkan diri hahaha. Patah tulang bener-bener jadi pelajaran buat selalu hati-hati naik motor dan jangan pernah lupa berdoa, sholawat sepanjang jalan lebih bagus lagi. Kadang kita udah hati-hati juga orang lain belum tentu hati-hati. Namanya cobaan hidup juga macem-macem bentuknya, semoga senantiasa diberi kesabaran dan keteguhan iman buat menghadapinya. Amin. Semoga pengalaman patah tulang ini bikin saya makin bersyukur dan makin dekat padaNya, juga makin peka pada kondisi sekitar yaa. Aamin.
Ini foto diambil ketika kontrol terkahir pasca operasi lepas screw. Ketika dr. Mulya masih sibuk dg tes kesehatan adik-adik calon taruna Akmil, apa yang harus dilakukan? Yak, benar sekali: foto-foto! |
Oh iya, gaes...pas operasi pasang logam itu kan aku dibius lokal dan karena takut denger suara-suara bor atau apapun yang berpotensi menciutkan mental, aku minta buat dengerin musik keras-keras pake headset. Alhamdulillah dibolehin sama perawatnya, bahkan diambilin hapenya haha. And guess what's on my playlist? Yes, EXO songs hihihi. Because I need something berisik biar ga denger kegaduhan di ruang operasi. Nah, terus pas operasi lepas logam itu aku dibius total. Aku langsung inget tweet-tweet jahilnya dokter Aan dong hahaha. And yeah...bius total is creepy and funny. Keluar dari ruang operasi aku langsung minta difoto dan telfonan sama orang. Ternyata saat itu aku melakukan semua itu dengan kesadaran yang belom 100%, beberapa jam kemudian..ketika lihat hape aku kaget nemu foto-fotoku dan inget aku telfonan sama orang tapi agak-agak lupa ngomong apa hahaha :D
Hope you guys always healthy and doing fine,
Magelang, 6 Oktober 2019
and..belated dirgahayu for you :P
semoga bener-bener bisa jadi kebanggaan
semoga bener-bener bisa jadi kebanggaan