twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Selain menyulam yang telah saya bahas sebelumnya, di tahun 2018 ini saya juga mulai bikin kristik lagi. Sejauh ini, sudah ada dua kristik yang saya buat, satunya adalah bentuk hati kecil-kecil yang banyak dan bergabung jadi bentuk hati besar haha. Ini saya dapat polanya dari Pinterest lalu stitch sendiri. Sekali lagi kristik selalu bisa lebih rapi karena nggak butuh keterampilan menggambar dan hanya ngitungin pola aja. Satu kristik lagi adalah bentuk flamingo, burung berwarna cantik. Kalau dari info yang saya baca, konon warna yang dimiliki flamingo ini didapat dari beta karoten yang mereka dapatkan dari makanannya. Semakin sehat burung flamingo, warnanya akan semakin jelas. Sementara flamingo yang kurang gizi warnanya bakal pucat. Lah, kok malah jadi kayak majalah hewan-hewan ini. Nah, berarti flamingo yang saya buat ini adalah flamingo super sehat karena warnanya super terang hehehe.

My flamingo.
사랑
Berbeda dengan sulam yang butuh hoop untuk menjaga kainnya tetep kaku ketika kita menyulam, kristik tidak membutuhkan hoop. Hoop bisa dipakai bisa juga tidak. Jadi, hoop di sini sifatnya hanya alat bantu saja  buat gaya-gayaan, bukan alat utama. 

Benang
Kalau sulaman pakainya benang sulam Rose Brand, benang yang saya pakai untuk membuat kristik adalah benang wol (acrylic yarn) yang bisa ditemui di segala tempat toko jahit dengan ukuran dan warna yang bervariasi. Saya punya beraneka ragam ukuran benang wol yang saya beli dengan harga bervariasi, tapi saya cuma ingat yang ukuran agak gede kayak yang warna pink dan biru di gambar itu harganya Rp2.000,-. Saya kurang paham itu ukuran berapa meter, tapi yang jelas itu cukup bisa bikin kristik gede, bisa laah cover ukuran 10x10 cm full kristik, atau bahkan mungkin lebih. Saya beli benang yang ukuran kuning itu jelas kegedean, kecuali kalau mau dipakai buat bikin yang super gede.

Benang-benang yang saya pakai.


Kain
Untuk kain kristik, saya beli kain strimin yang dijual Rp20.000,- per meter. Ada aneka warna kain yang bisa dipilih. Alasan saya pilih strimin yang bentuknya kayak gini adalah karena lebih kuat untuk menopang segala sulaman kristik di atasnya. 

Detail tekstur kain strimin yang saya gunakan.

Ini pola kristik yang saya beli sepaket.
(Maaf kalau nggak keliatan jelas).
Ada kertas pola, foto pola, benang, dan jarum.
Sebenarnya ada striminnya tapi sudah saya buang :(

Pola
Pola yang saya dapat untuk kristik ini yaa lagi-lagi mengandalkan google lalu saya cetak sendiri (agar lebih mudah ngitungin polanya) atau cukup disimpan di telepon seluler. Sebenarnya bisa juga beli pola, nanti kalau beli temen-temen bakal mendapat pola, foto kalau polanya udah jadi, jarum, strimin, sekaligus benang-benang yang diperlukan. Ukuran polanya bisa beragam, saya pernah beli yang ukuran 20x20 cm seharga Rp15.000,- (tahun 2013) udah mencakup segalanya. Waktu itu saya belinya di Krapyak, di toko alat jahit sebelah Indomaret Krapyak, Jogja. Ada beraneka ragam pola juga yang bisa dipilih, ada bunga, ada kartun, hewan, dll. Hanya saja, saya pasti mengganti strimin bawaan dari paket pola tadi dengan strimin kain seperti yang saya pakai ini, biar lebih kuat. Intinya saya tidak menyukai kerapuhan sih sebenarnya hahaha.

Yap, itu tadi sedikit yang dapat saya bagikan terkait kristik. Semoga lain kali bisa cerita lagi :)
February 16, 2018 3 comments
Sekitar bulan April 2017, saya mencoba untuk membuat prakarya yang selama ini belum pernah saya coba, berupa hand-embroidery alias sulaman pake tangan. Hasil sulaman dan cerita di baliknya telah saya unggah di blog "silakan baca di sini". Hehehe. Setelah itu, sekian purnama berlalu tanpa menghasilkan satu sulaman lagi. Memasuki 2018 saya mencoba untuk lebih banyak (should i define how many 'banyak' actually?) bikin 'prakarya' lagi dan inilah sulaman pertama di tahun 2018. Taraaaa....

Yes, tulisannya "enjoy the little things" saatnya
kita menikmati dan mensyukuri segala hal-hal kecil
yang singgah di hidup kita.

Hoop
Jika sebelumnya saya menggunakan hoop dengan diameter 10 cm kali ini saya menggunakan yang diameternya 20 cm. Hoop-nya ini dari semacam kayu gitu. Ketika saya mengunggah foto hasil sulaman saya, ada teman yang bertanya dimana bisa mendapatkan hoop yang terbuat dari kayu, kata dia selama ini dia selalu menemukan yang terbuat dari plastik yang menurut dia kurang artsy hahaha. Jadi hoop-nya ini saya beli di Toko Alat Jahit Hosana yang terletak di Jalan Ikhlas, Magelang. Ya, dari kecil saya emang udah akrab sama toko ini, karena ibuk hobi  menjahit dan saya sering diajak membeli alat-alat jahit. Harganya, mmm...jujur saya lupa, tapi saya baru membeli hoop berdiameter 15 cm seharga Rp6.500,-. Berarti kalau 20 cm mungkin sedikit lebih mahal yaa.

Benang Rose Brand.

Benang
Nah, kalau teman-teman mungkin ingin membuat sulaman juga, ini saya pakai benang sulam  Rose Brand, udah kayak merek tepung aja ini benang. Saya pakai yang kecil yang konon panjang benang-nya delapan meter. Lagi-lagi benang ini juga beli di Hosana seharga Rp1.000,- murah meriah sekali kaan. Tapi, pada suatu hari saya pernah mencoba beli di tempat lain (karena di Hosana nggak ada warna yang saya inginkan) dan di tempat lain itu (ada dua tempat yang saya kunjungi) harga benang serupa dibanderol Rp1.500,-. Kalau di Instagram sih, para penyulam pakai merek benang DMC. Benang DMC konon adalah benang paling bagus di seluruh jagad raya ini, tapi yaa itu harganya berkali-kali lipat lebih mahal daripada benang Rose Brand. Keunggulan benang DMC kalo saya baca di internet sih, benangnya tidak mudah terurai dan varian warnanya lebih banyak. Bagi saya, Rose Brand masih mencukupi kebutuhan saya, selain karena terjangkau oleh budget saya, dia juga nggak mudah banget terurai atau putus di tengah sulaman kok (pokoknya nggak kayak hubungan kita mas). Hanya saja, benang Rose Brand sepertinya tidak seberkilau benang DMC. (Ini juga saya nilai cuma berdasar foto, jadi kalau di Instagram, DMC kelihatan shine bright like a diamond gitu).

Teknik Sulam
Kalau soal jenis-jenis tusuk yang saya gunakan, ini nggak jauh-jauh beda sama yang sebelumnya. Saya pakai fern-stitch untuk dedaunan, pakai daisy stitch, bullion knot stitch, back stitch, chain stitch, dan sulaman yang buat nge-block itulah apa namanya. Ketika membuat sulaman ini pun, saya masih nyontek petunjuknya dari gambar panduan yang saya dapat dari google kok. Waktu yang saya butuhkan untuk membuat sulaman ini yaa kurang lebih dua hari.

Hoop, jarum, benang, dan kanvas.

Kain
Oh iya, untuk kain yang dipakai menyulam ini saya pakai kanvas polos. Dulu saya beli (di Hosana juga) seharga Rp12.000,- per meter. Menggambar pola di kanvas cukup mudah, biasanya saya pakai pensil. Minus-nya adalah, jika ada salah gambar dan dihapus pakai penghapus karet, maka akan berdampak pada kain, seperti ada benang-benang kain yang lepas, apa yaa, 'brudul' (hahah)  mungkin istilahnya haha atau apapun kalian menamainya. Ketika saya beli kain, penjaga tokonya menawari kain mori untuk menyulam dengan harga sama dengan kanvas, tapi saya menolak. Alasannya, kain mori agak lebih tipis dari kanvas jadi takutnya kurang steady hehe.

Maaf ya, saya fokusnya ke Hosana, soalnya saya tinggal di Magelang sih yaa hihihi. Tapi menurut saya di toko alat-alat jahit di setiap kota pastinya ada. Kayak kalau di Jogja mungkin di Liman Malioboro, Jolie, Narwastu, dll. Kalau saya sih dulu sering belanjanya di toko alat jahit di Krapyak (lupa nama tokonya apa). Kalau dari panggung krapyak/kandang menjangan, lurus ke utara, nanti ketemu Indomaret di kanan jalan, nah sebelah Indomaret persis, ada toko alat jahit yang cukup lengkap :)

Sebenarnya saya masih kurang puas dengan hasil ini, karena menurut saya masih ada beberapa sulaman yang tidak sesuai ekspektasi dan terlihat wagu. Selain itu, masalah utamanya ya masih sama, saya tidak terlalu pandai menggambar apalagi bikin handwriting ala-ala, padahal sulaman seperti ini harus didahului bikin pola. Menurut saya terlalu banyak warna juga bikin kurang bagus. Kalau soal teknik sulam, ada sulaman buat nge-block yang saya masih kurang rapi. Contohnya adalah sulaman bunga warna pink di sisi atas dan sulaman love-love di samping kanan hehehe. Tapi nggak apa-apa, ini jadi catatan buat saya. Besok belajar lagi :)

Sampai jumpa dengan cerita sulaman selanjutnya :)

February 16, 2018 4 comments

Sabtu, 03 Februari 2018
Sabtu sore yang dingin ini, buku, matcha latte,
dan hari-hari tanpamu.
February 07, 2018 No comments
Laskar Pelangi, sebuah novel fenomenal peraih best-seller di Indonesia dan diterbitkan pula dalam berbagai bahasa di berbagai negara adalah karya seorang pemuda Belitung bernama Andrea Hirata. Masih ingat dalam benak saya ketika semangat dalam diri saya yang kala itu masih duduk di bangku SMP begitu membara, termotivasi usai membaca Laskar Pelangi. Setelah novelnya begitu digemari dan diangkat menjadi sebuah film, Belitung yang menjadi latar cerita Laskar Pelangi turut 'naik daun' menjadi salah satu tujuan wisata favorit.  Sang penulis pernah berjanji bahwa ia akan menyisihkan sebagian royalti penjualan bukunya untuk pendidikan. Maka, lima tahun setelah Laskar Pelangi diterbitkan pertama kali, ia mendirikan Museum Kata Andrea Hirata di Gantong, Belitung Timur. Museum yang didaulat menjadi museum sastra pertama di Indonesia ini didirikan dengan tujuan agar para pengunjungnya berani bermimpi dan mewujudkan impian, seperti Laskar Pelangi. Museum Kata Andrea Hirata kemudian menjadi penambah daya tarik pariwisata Belitung, sebuah alternatif wisata selain pantai-pantai dengan batu granit raksasanya.

Museum Kata Andrea Hirata Belitung
Bagian depan Museum Kata Andrea Hirata.
Pintu ini bukan pintu utamanya,
pintu utama berada di samping tempat saya berfoto hehe.

Dua puluh enam Agustus 2015 (lima hari sebelum penarikan Tim KKN, pulang ke kampus), saya berkesempatan mengunjungi museum ini bersama sebagian keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11. Kami berangkat dari lokasi KKN kami di Pulau Seliu pagi hari, naik kapal angkutan kecil untuk menyeberang menuju Dermaga Teluk Gembira di Desa Padang Kandis. Sebuah bus pariwisata ukuran sedang (kapasitas sekitar 35 kursi) yang menanti di Teluk Gembira akan mengangkut kami mengunjungi sejumlah tempat iconic di Belitung. Seingat saya, guru-guru di sekolah yang ada di Pulau Seliu-lah yang membantu kami mencarikan bus pariwisata ini. Terima kasih :)
Oh iya, ini kalau ada yang tanya "Situ KKN apa maen?", hmmm yha KKN, tapi gimana yak, KKN kami emang se-seru ini sih dari awal sampai akhir. Suka duka kami nikmati bersama. Kalau kata lagunya Mas Ipank sih "kesempatan seperti ini tak akan bisa dibeli" atau kalau Sherina bilang "rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan" (hmm....baper lagi saya haha). Lanjuttt....

Jika Anda ke Belitung, sempatkanlah berkunjung ke museum yang satu ini. Seingat saya, Museum Kata Andrea Hirata terletak tak jauh dari replika SD Muhammadiyah Gantong (atau lebih dikenal dengan replika Sekolah Laskar Pelangi) dan tak jauh dari tempat wisata Kampung Ahok. Saya mencoba memanfaatkan Google Map untuk melihat seberapa jauh museum ini dari Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, dan ternyata jarak museum dari bandara adalah kurang lebih satu jam perjalanan darat. Museum ini terletak di pinggir jalan, tanpa pagar pembatas atau semacamnya. Cat warna-warni mencolok yang menghiasi museum pasti akan menarik perhatian Anda. Sebuah artikel di situs berita CNN online menuliskan bahwa atas nama idealisme, Andrea memilih tidak membangun museum ini di kota besar, melainkan di kampung halamannya. Selain terasa lebih berarti,  Andrea juga berniat memberdayakan orang lokal di daerahnya. Misalnya, ia mempekerjakan enam orang lokal untuk operasional museum sehari-hari.

Letak Museum Kata Andrea Hirata Belitung
Ini plang utamanya, akan terlihat mencolok dari jalan hehe.
Mengamati es krim yang kian  mencair, Belitung panas rek!

Quote Museum Kata Andrea hirata
Keterangan tentang Museum Kata Andrea Hirata.

Jujur, ketika berada di museum ini, saya pribadi kurang menikmati feel sastra-nya, karena saya takjub dengan fisik bangunannya. Habis gimana, segala sesuatu di tempat seluas sekitar 100x60 meter persegi ini sungguh eye-catching!! Interiornya yang dipenuhi barang-barang antik seperti radio lawas, televisi jaman dahulu, mesin jahit, kursi-kursi antik, dll juga telah memanjakan mata saya. Ditambah terbatasnya waktu berada di sini (karena kami manut Pak Sopir dan kru bus heheh) membuat saya tidak sempat membaca koleksi yang ada di museum yang dibangun dengan dana satu miliar ini. Hanya membaca sekilas-sekilas saja. Jadi, saya hanya akan berbagi sejumlah foto ketika saya dan teman-teman KKN berada di sana (biar nggak mubazir hehehe)  dan hal-hal yang saya ingat saja. Itupun maaf jika tak banyak yang dapat saya ingat, karena hamper tiga tahun berlalu sejak kunjungan itu. Maafkan. Suatu saat saya ingin mengunjungi Belitung lagi, mengunjungi Museum Kata Andrea Hirata lagi untuk melihat lebih detail tentang museum ini.

Meski didirikan tahun 2010, namun berdasarkan plakat yang saya baca, museum ini baru diresmikan oleh Menteri Pariwisata (Pak Arif Yahya) pada tanggal 1 Maret 2015. Hal yang paling menarik perhatian dari museum adalah warna-warni cat yang menghiasi dinding-dindingnya. Bangunannya sederhana, tapi penuh warna. Ada beberapa ruang dalam museum yang diberi nama berdasarkan karakter di novel Laskar Pelangi (Ruang Lintang, Ruang Ikal, Ruang Mahar). Masing-masing ruang memiliki desain yang unik dan kreatif. Di dalam museum begitu banyak kutipan kata-kata dari sastrawan dunia yang tertulis di dinding bahkan di lantai. Terdapat koleksi 200 literatur berbagai genre dari seluruh dunia dalam museum. Sejumlah lukisan dalam berbagai ukuran juga hadir. Novel sang empunya museum pun tentu saja terpasang di dalamnya. Novel dalam berbagai bahasa berjajar rapi di salah satu dinding ruangan. Begitu pula foto-foto adegan dari film Laskar Pelangi.


Backpacker Belitung
Duo sahabat Geodesi, Sapta dan Ria berpose di hadapan
edisi internasional dari novel Laskar Pelangi.
This is my favorite photo, the way they look at each other is sooo daebak!!

Wisata Belitung yang wajib dikunjungi
Ada kutipan kata-kata yang tertulis di lantai museum.

Wisata Murah Belitung
Sebuah kalimat fenomenal dari Andrea Hirata.

Di museum privat ini disediakan pula ruang-ruang membaca yang cukup luas dengan kursi-kursi kayu yang nyaman. Mau membaca sambil ngopi? Bisa banget, sebab di bagian belakang museum juga terdapat dapur Kopi Kuli yang menyajikan kopi khas Belitung. Kopi yang dimasak dalam ketle dengan tungku kayu tradisional untuk memanaskannya. Maklum, Belitung  terkenal dengan kebiasan ngopi dan warung-warung kopi. Suatu ciri khas yang sering digambarkan Andrea Hirata dalam novel-novelnya, mungkin ia ingin menghadirkan kearifan lokal itu di museum ini. Sayangnya, saya pun tak sempat mencicipi kopi di tempat ini, satu-satunya kopi Belitung yang saya minum selama disana adalah kopi bikinan warga Pulau Seliu (yang menurut saya itu kopi enak banget, apalagi diminum sambal menyaksikan purnama aiiih). Di samping itu saya sesungguhnya adalah orang yang sudah cukup bahagia dengan sekedar kopi sachet.


Wisata Belitung Laskar Pelangi
Salah satu ruang membaca atau lebih tepatnya reading and writing space.

Jam buka Museum Kata Andrea Hirata adalah dari jam 10.00 pagi hingga jam 17.00 sore. Berada di dalamnya kita tidak akan bisa menahan diri untuk tidak berfoto-foto ria hehehe. Begitu banyak spot menarik yang sayang dilewatkan. Harga tiket masuk ke Museum Kata Andrea Hirata berdasarkan informasi yang saya baca adalah Rp50.000,00/orang. Harga itu termasuk CD OST Laskar Pelangi dan buku saku (yang saya gak tau apa isinya). Ada juga beberapa artikel yang bilang kalau masuk sana gratis. Ketika saya kesana, saya bahkan mengira kalau itu gratis (atau waktu itu gratis tapi sekarang udah bayar ya?). Waktu kami kesana tahun 2015, kami juga tidak mendapat CD OST Laskar Pelangi maupun buku saku. Ketika saya bertanya kepada teman KKN yang menjadi bendahara kala itu, ia mengatakan kalau ia sudah lupa perihal harga-harga. Hmmm....jadi soal harga masih misteri hehehe.

Itulah cerita saya tentang Museum Kata Andrea Hirata, sempatkanlah berkunjung kesini suatu hari nanti. Enjoy the tranquility in Belitung too! And...here some photograph about this lovely place! I put caption under the photos, make sure you read it! Semoga foto-foto ini bikin Anda terpanggil buat main ke Belitung heheheheh. 


Wisata Belitung Timur wajib dikunjungi
Hani, di salah satu furniture lawas dalam museum.


Wisata unik di belitung
Mbak Fitra, sang fotografer kebanggaan kami
dan Athia, biduan tersayang haha.
Bisa dilihat, ada sejumlah lukisan-lukisan pula dalam museum ini.


Backpacker Murah ke Belitung
Jendela pun dilukisi dan ditulisi.
Di ruang ini ada sepeda kuno yang keranjangnya dihiasi bunga-bunga, so cute.
Sayangnya, foto dari sepeda itu nggak ada yang bagus
jadi nggak saya unggah huhu.

Tips Wisata Laskar Pelangi
Sejumlah poster dari film Laskar Pelangi dan cerita di balik novelnya.


The others vintage furniture di sekitar Princess Mojokerto, Choiri.


Kak Ria, Geodesi Hitz mantan Paskib Bengkulu
dan Paskib kebanggaan Pulau Seliu.

Ini ruang favorit saya!
Ruang baca yang sangat berwarna. LOVE!!!
I took soo much photos in this room hahaha.

August 26, 2015. Did you know how much I miss you?
I really wish you to be here by my side.
#HALAHCURHAT

I'm coming home, Love.

Maaf ada saya lagi hahaha. 

Kira-kira, ini ruang Lintang, Mahar, apa Ikal??
Jujur, saya juga lupa hahah





My favorite quote!!!



Dan jangan lupa untuk terus semangat mewujudkan impian-impian!!
Semoga impian-impian kecilmu atau juga impian terbesarmu terwujud di tahun ini! :)

Minggu, 04 Februari 2018

Seluruh foto dari Tim KKN-PPM UGM 2015 Unit BBL-11
Sejumlah informasi didapat dari CNN Indonesia
February 06, 2018 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
    Bulan Mei lalu, saya jajan tiga barang belanjaan yang bikin hepi. Ada eyeshadow, blush on , sama lipstick. Udah saya pake beberapa minggu, s...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Bulan Istimewa di Tanah Istimewa
    Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semaca...
  • Surga di Negeri Liu-Liu
    Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menu...
  • Dua Puluh Dua
    this lovely handlettering is created by my besties , Icha. Makasih chaak * hug * Bismillahirrahmanirrahiim :) So, here is my very f...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ▼  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ▼  February (4)
      • Tentang Kerajinan Kristik
      • Sulam Tangan dan Beragam Peralatannya
      • Sabtu sore
      • Pesona Warna dan Kata di Museum Kata Andrea Hirata
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose