twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Sore itu, saya bangun tidur dengan makeup yang belum dibersihkan dengan sempurna, kelelahan selepas upacara pelepasan siswa kelas XII di Gedung Wiworo Wiji Pinilih. Saya mendapati pesan singkat dari sepupu saya yang menanyakan apakah saya diterima SNMPTN Undangan atau tidak. Saya sedikit bingung, karena seharusnya pengumuman SNMPTN dua hari lagi, namun sepupu saya mengatakan bahwa SNMPTN sudah pengumuman. “Adek kelasku SMA wis do posting ning Fb,” demikian kata sepupu yang setahun lebih tua dari daya. Ternyata benar, pengumuman SNMPTN Undangan maju dua hari. Bahkan saya menerima banyak pesan singkat dari teman sekolah yang menanyakan apakah saya lolos atau tidak. Saya justru deg-degan dengan kabar itu. Ibuk-lah yang menenangkan saya, untuk menyiapkan mental apapun hasil pengumuman itu.

Selepas mandi, saya pun membuka pengumuman berbekal laptop ibuk dan modem dengan koneksi yang agak lambat (waktu itu hp saya belum secanggih sekarang, dan paket internet masih barang langka....). Saya hanya bisa menangis sejadi-jadinya kemudian bersujud syukur pada-Nya melihat nama saya dinyatakan diterima di pilihan pertama. Bersyukur, terharu, sekaligus bahagia. Untuk beberapa saat, saya sungguh tak bisa berkata-kata.

Itulah kejadian empat tahun lalu, tahun 2012, ketika saya diterima di kampus ini.

Alhamdulillah, empat tahun satu bulan kemudian, saya menghadapi sidang skripsi. Mungkin karena nervous, saya sungguh mual dan keringat dingin sejak sejam sebelumnya, tapi syukurlah saya merasa lebih tenang dan lebih tenang ketika berada di ruang sidang. Semuanya berjalan lancar, saya mempresentasikan slide demi slide yang telah saya desain sedemikian rupa dengan baik dan tepat waktu. Saya menjawab dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dosen penguji. Tentu semua itu tak lepas dari peran kedua orangtua yang tak henti mendoakan saya dari rumah. Nilai memuaskan pun saya dapatkan. Begitu keluar ruang sidang meski lega, namun mual dan keringat dingin kembali menyerang, ditambah pusing yang cukup mengganggu. Saya menerima ucapan selamat dari teman-teman dengan badan yang sudah sangat tidak fit. Malamnya, saya pulang Magelang bersama sahabat saya dan langsung mendapat perawatan dari Ibuk.

Dua bulan setelah sidang.

Saya berada di barisan orang-orang bertoga hitam itu, memakai samir kuning khas Gadjah Mada dengan perpaduan emas khas Fisipol, berjalan memasuki Gedung Grha Sabha Pramana. Tentunya setelah melalui segala tetek bengek persyaratan wisuda. Rasanya masih sama sperti ketika empat tahun lalu pertama kalinya saya menginjakkan kaki di gedung ini. GSP selalu berhasil membuat merinding dengan aura gagahnya hehe.

Izinkanlah saya flashback ke masa-masa empat tahun terakhir. Tahun pertama, saya masih menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus dan kehidupan pondok yang pada awalnya sulit. Saya bergabung ke Himpunan Mahasiswa Jurusan dan berpartisipasi di beberapa kepanitiaan di luar jurusan. Tahun kedua, ketika teman-teman sedang semangatnya menyemarakkan HMJ, saya justru memutuskan resign karena suatu pertimbangan khusus. Namun, saya masih tetap terlibat dalam beberapa kepanitiaan yang bersifat sementara. Di semester empat dan lima inilah, saya mulai ter-distract oleh suatu hal. Saya merasa kehilangan diri saya sendiri. Ini tidak lebay atau apa. Itulah yang benar-benar saya rasakan saat itu. Malam-malam di selasar Kantor Pusat Fakultas Teknik (KPFT) dan sahabat saya yang super galak itu-lah yang menjadi saksi masa-masa sulit itu hehe. Masuk semester enam, saya mulai bisa mengontrol diri saya kembali. Bukankah setiap kejadian pasti ada hikmahnya?



Taken by Mas Fadel Basrianto.

Tahun ketiga, saya disibukkan dengan aktivitas persiapan KKN. Lewat proses persiapan KKN ini lah, saya menemukan ide untuk skripsi saya. Ya, tema skripsi saya sejalan dengan tema KKN, yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), yang mengambil lokasi di Gunungkidul, tempat kami (sekitar lima belas unit tim KKN-PPM UGM untuk berbagai daerah) belajar pengelolaan SPAM sebelum berangkat ke daerah tujuan masing-masing. Pertengahan 2015, enam puluh dua hari melaksanakan KKN di pulau kecil bernama Seliu, Belitung. Dua bulan berproses bersama dua puluh sembilan teman lainnya benar-benar telah mengajarkan saya begitu banyak hal. Saya rasa semua keluarga BBL-11 sepakat, bahwa dua bulan di Seliu telah benar-benar menjadi pelajaran berharga dalam hidup kami. Jika ketua tim saya mengatakan, "Kamu bersama orang-orang yang tepat, Rul." Kalimat itu tidak berlebihan, dan memang benar adanya. Dua bulan bersama orang-orang hebat ini telah membawa saya menemukan diri saya kembali. Mungkin saya memang harus mengalami peristiwa-peristiwa di semester empat dan lima terlebih dahulu agar tahu betapa indahnya yang saya alami di Seliu kala itu. Sepulang KKN, saya bangkit kembali, saya bersemangat kembali. Tahun 2015 menjadi awal titik balik kehidupan saya.

Tahun keempat, saya mulai memproses skripsi saya, yang semula mengerjakan skripsi tentang kebijakan relokasi Pedagang Kaki Lima banting setir ke SPAM, menyusun dari bab awal. Alhamdulillah saya tidak menemui kendala berarti dalam pengerjaan skripsi ini. Dosen pembimbing saya, Pak Hadriyanus Suharyanto sangat membantu selama penyusunan. Bahkan, dosen penguji saya, Ibu Bevaola Kusumasari pun memberikan banyak masukan positif bagi skripsi saya. Penyusunan teori untuk skripsi sangat terbantu dengan buku-buku yang diberikan Pak Hary dan Bu Ola. Pengambilan data pun tak menemui banyak kendala, berkali-kali bolak-balik Magelang-Gunungkidul-Magelang saya lakoni dengan semangat karena saya memang tertarik dengan tema yang saya kerjakan ditambah para narasumber sangat kooperatif. Kalau alasan kenapa jadinya agak lama itu adalah karena saya sempat stuck beberapa waktu karena bingung menuliskan pembahasan hehe.

Graduation attire :'P


Rabu, 16 November 2016. Mengajak Ibuk dan Bapak saya ke GSP adalah hal yang telah begitu lama saya impikan. Seorang teman sempat dua kali bertanaya kepada saya, "Mana pendamping wisuda? Masa wisuda cuma didampingi orangtua, kayak ambil rapot aja." Saya hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Dia tidak tau, betapa berartinya kehadiran kedua orang tua bagi saya :') Meskipun saya tahu ini bukanlah hal sangat besar, meskipun saya tahu saya tidak akan pernah dapat membalas segala yang telah dilakukan Ibuk, Ibuk, Ibuk, dan Bapak untuk saya, tapi semoga kelulusan saya ini bisa menjadi kado kecil untuk beliau berdua. Terimakasih, Buk, Pak. Yaa, meskipun tanpa selempang cumlaude itu, yang berarti saya harus berjuang lebih keras di dunia kerja nanti. Meskipun tantangan ke depan akan lebih berat, saya sangat bersyukur bisa sampai ke tahap ini. Alhamdulillah.

Terakhir, terimakasih untuk teman-teman seperjuangan yang telah saling mendukung dan mendoakan. Terimakasih juga untuk teman-teman yang menyempatkan hadir memberi ucapan selamat (tambah bunga, tanaman, jajan, dan sebagainya) pada salah satu hari spesial saya meskipun di tengah panasnya Jogja. You're sweet, guys! *peluk satu-satu siniiih*

-----
Kepada seribu enam ratusan kawan yang wisuda periode November ini; Selamat atas kelulusan kalian! :)
Semoga segala ilmu dan pengalaman yang kita dapat selama berproses di Kampus Biru ini berkah dan bermanfaat. Semoga apa yang disampaikan Wakil Rektor tentang tantangan yang sedang dan akan dihadapi Indonesia kelak (yang mungkin membuat kita menarik nafas panjang) menjadi pemicu semangat untuk berkontribusi bagi Ibu Pertiwi. Semoga kita diberi keteguhan untuk senantiasa berpegang pada nilai-nilai agama dalam menjalani hidup ini. Selamat berjuang!

Jogjakarta, 28 November 2016 | 11:27 PM
November 30, 2016 No comments
Sejak kecil saya memang senang sok-sokan bikin DIY Project. Katakanlah bikin baju Barbie pakai kain perca, bikin gelang, atau hal-hal semacam scrapbook. Sok crafty sekali lah yaa hehe. Waktu SMP saya juga ada pelajaran kesenian yang membekali murid-murid dengan skill seperti bikin bros, bikin dompet rajutan, dll. Saya juga belajar membuat dompet hp, tempat mukena, dan tas kecil menggunakan mesin jahit ibu saya. Belakangan ada keinginan untuk les menjahit, karena saya memang senang dengan kegiatan jahit-menjahit ini (mungkin keturunan dari Ibuk yang juga senang menjahit) sayangnya belum ada waktu dan biaya juga sih jadinya yaa belum terlaksana hingga kini hehe.

Tiga tahun terakhir saya sedang senang membuat kerajinan yang satu ini. Kalau di luar negeri namanya cross-stitch tapi kalau di Indonesia  lebih dikenal dengan ‘kristik’. Itu lho, sulaman yang tersusun dari berjuta (halah) jahitan silang, dikerjakan menurut suatu pola, terus jadilah suatu ‘gambar’ tertentu. Tahu kan? Tahu dong yaa, Yeah, i do what your mommy did when she was young :)


Second cross-stitch project.
Hasil beli benang dan pola paketan.

Pertama saya belajar bikin kristik pas SD, tapi itu nggak membentuk suatu gambar, melainkan hanya sulaman silang kotak membentuk garis-garis saja, kan membosankan. Jadi waktu itu saya belum tertarik hehe. Lalu entah bagaimana, terbersit ide dalam benak saya untuk membuat kristik tiga tahun lalu. Triba-tiba saja, dan saya ingin ide random itu terlaksana atas nama sebuah misi khusus (halah). Maka saya pun browsing pola kristik sesuai gambar yang saya inginkan, saya cetak, beli benang dan kain strimin (bahasa bakunya apa ya? Nggak ngerti saya, taunya cuma kain strimin, kotak-kotak gitu lah, kalo mau beli, ke toko kain bilang kain strimin insyaallah mudeng kok penjualnya hehe). Ibu saya lah yang mengajarkan pada saya cara membuatnya, cara mengawali kristik, cara menyambung benang, dan cara memperbaiki saat ada kesalahan. Setelah paham teknik dasarnya, saya pun menjahit proyek itu siang dan malam. Proyek pertama ini sengaja nggak saya unggah fotonya di sini, hmm...bentuk apa nih kira-kira? Temen-temen di Krapyak pasti paham banget, soalnya mereka-lah yang menjadi saksinya  dari pembuatan hingga bener-bener selesai hahaha.

Butuh waktu tiga bulan hingga akhirnya pola kristik itu dapat saya selesaikan. Sebenernya saya agak nggak percaya sama diri saya sendiri, gimana bisa saya menyelesaikan kristik yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam waktu tiga bulan. Melawan mood menjahit yang nggak selalu bagus, dan yang pasti…menaklukkan ketidaksabaran saya hehe. Soalnya itu bener-bener pertama kalinya saya bikin kristik, dalam membuat kristik ini dibutuhkam ketelitian buat ngitungin kotak di pola-nya. Awalnya kesalahan hitung berkali-kali terjadi dan…yang nyebelin dari kristik adalah kalo kamu salah di satu kotak aja, kamu harus bongkar jahitanmu dan ngulangi lagi dari kotak yang salah itu. Sungguh, kristik adalah melatih kesabaran bagi saya haha. Yaa gitu kali ya, maybe that’s what a Madridista can do when she is falling in love hahaha LOL!

Nah, setelah karya saya berhasil dengan aduhai. Akhirnya saya tertarik untuk bikin kristik lagi, kali ini saya membeli satu paket benang, kain, berikut pola kristiknya di toko alat jahit dekat pondok saya di Krapyak dulu (emang ada yang dijual paketan gitu). Ya, saya mencoba manut pada pola yang disediakan pabrik dan nggak cari pola sesuai keinginan via internet. Ceritanya ini adalah proyek liburan semester lima kalo nggak salah, tapi baru jadi lebih dari setahun kemudian hehehe. Inilah bagian awal proyek kristik kedua saya, sebelum akhirnya jadi seperti gambar di atas:

Second cross-sticth project.
Pola bunga belum selesai dan belum di-block untuk background-nya.

Kenapa butuh waktu sedemikian lama padahal kristik kedua ukurannya empat kali lebih kecil daripada kristik pertama dan udah lebih ‘menguasai’ tekniknya daripada yang pertama? Karena yang kedua ini cuma dikerjain kalo ada waktu dan ada mood buat menjahit. Soalnya kalo waktu ada tapi mood nggak ada yaa percuma hehe. Beda sama proyek kristik pertama yang emang punya misi khusus pada zamannya haha, Setelah proyek kedua selesai, saya pengen bikin lagi dong. Kali ini saya nggak mau menuruti keinginan pabrik, saya pengen bikin sesuai keinginan saya sendiri. Sekali lagi berbekal browsing pola, saya nemu bentuk matahari ikonik yang terinspirasi dari film ‘Tangled’, salah satu film kesukaan saya. Itu lho, film Disney 3D tentang Rapunzel hehe. Ini juga makan waktu sekitar lima bulan (alhamdulillah nggak sampai setahun) sebelum akhirnya kelar dengan bentuk yang sangat simple ini hehe.

Third cross-stitch project.
Iconic flag from
Tangled movie.


Beberapa scene dalam film Tangled.

Itulah dua kristik karya saya. Agak kuno ya, hari gini masih bikin kristik hihihi. Old-fashioned girl, am I? It’s okay, I like it and I just so much enjoy it! Saya belum mau berhenti, sebentar lagi saya akan memulai proyek kristik lagi. Bentuknya, masih rahasia hehe. Doakan semoga gak butuh waktu terlalu lama yaa hehe. Saya sebenernya juga tertarik dengan membuat sulaman menggunakan benang di atas kain. Tapi kalau menyulam yang di atas kain ini membutuhkan skill menggambar which i’m not so good at it. Selain itu saya nggak mau pindah ke lain hati kalau urusan sama kamu belum selesai eh maksud saya, saya mau nyelesain kristik saya dulu sebelum pindah ke proyek lain yaitu menyulam hehe. Bagaimana dengan rajutan? Nope! Saya pernah mencoba dan saya nggak cukup enjoy  dengan rajutan hehe.

Nah, bagi teman-teman yang tertarik juga untuk bikin kristik, kalian bisa beli paket kristik yang biasanya dijual di toko alat jahit. Biasanya udah ada pola, benang, strimin, dan jarumnya, kalian tinggal ikuti polanya. Kalau kalian ingin yang sesuai keinginan kalian, misal ingin gambar Monokuro Boo (random banget) coba aja browsing, kali aja nemu polanya hehe. Selamat mencoba yaa! :*



Magelang, 26 November 2016

with love,
Nurul
November 26, 2016 No comments

November 07, 2016 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Jalan-Jalan ke Banyuwangi (1): Itinerary, Transportasi, dan Biaya
    Banyuwangi adalah sebuah tempat yang ingin saya kunjungi sejak sebelum KKN. Saya bahkan sudah menggali informasi dari teman kuliah yang sud...
  • KKN: Selangkah Lebih Dekat pada Ibu Pertiwi
    Dua bulan. Rentang waktu itu dikatakan lambat atau cepat adalah tergantung bagaimana kita menjalaninya, tergantung bagaimana kita memaknain...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (2): Bacpacker ke Baluran di Musim Hujan
    Setelah kemarin menulis tentang rincian teknis jalan-jalan ke Banyuwangi, kali ini saya hendak menuliskan cerita tentang tempat wisatanya. ...
  • Tentang Kerajinan Kristik
    Selain menyulam yang telah saya bahas sebelumnya, di tahun 2018 ini saya juga mulai bikin kristik lagi. Sejauh ini, sudah ada dua kristik y...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ▼  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ▼  November (3)
      • Empat Tahun Satu Bulan
      • Old-Fashioned Girl
      • Manuel Neuer (Oktober 2016)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose