Sulam Tangan dan Beragam Peralatannya

by - February 16, 2018

Sekitar bulan April 2017, saya mencoba untuk membuat prakarya yang selama ini belum pernah saya coba, berupa hand-embroidery alias sulaman pake tangan. Hasil sulaman dan cerita di baliknya telah saya unggah di blog "silakan baca di sini". Hehehe. Setelah itu, sekian purnama berlalu tanpa menghasilkan satu sulaman lagi. Memasuki 2018 saya mencoba untuk lebih banyak (should i define how many 'banyak' actually?) bikin 'prakarya' lagi dan inilah sulaman pertama di tahun 2018. Taraaaa....

Yes, tulisannya "enjoy the little things" saatnya
kita menikmati dan mensyukuri segala hal-hal kecil
yang singgah di hidup kita.

Hoop
Jika sebelumnya saya menggunakan hoop dengan diameter 10 cm kali ini saya menggunakan yang diameternya 20 cm. Hoop-nya ini dari semacam kayu gitu. Ketika saya mengunggah foto hasil sulaman saya, ada teman yang bertanya dimana bisa mendapatkan hoop yang terbuat dari kayu, kata dia selama ini dia selalu menemukan yang terbuat dari plastik yang menurut dia kurang artsy hahaha. Jadi hoop-nya ini saya beli di Toko Alat Jahit Hosana yang terletak di Jalan Ikhlas, Magelang. Ya, dari kecil saya emang udah akrab sama toko ini, karena ibuk hobi  menjahit dan saya sering diajak membeli alat-alat jahit. Harganya, mmm...jujur saya lupa, tapi saya baru membeli hoop berdiameter 15 cm seharga Rp6.500,-. Berarti kalau 20 cm mungkin sedikit lebih mahal yaa.

Benang Rose Brand.

Benang
Nah, kalau teman-teman mungkin ingin membuat sulaman juga, ini saya pakai benang sulam  Rose Brand, udah kayak merek tepung aja ini benang. Saya pakai yang kecil yang konon panjang benang-nya delapan meter. Lagi-lagi benang ini juga beli di Hosana seharga Rp1.000,- murah meriah sekali kaan. Tapi, pada suatu hari saya pernah mencoba beli di tempat lain (karena di Hosana nggak ada warna yang saya inginkan) dan di tempat lain itu (ada dua tempat yang saya kunjungi) harga benang serupa dibanderol Rp1.500,-. Kalau di Instagram sih, para penyulam pakai merek benang DMC. Benang DMC konon adalah benang paling bagus di seluruh jagad raya ini, tapi yaa itu harganya berkali-kali lipat lebih mahal daripada benang Rose Brand. Keunggulan benang DMC kalo saya baca di internet sih, benangnya tidak mudah terurai dan varian warnanya lebih banyak. Bagi saya, Rose Brand masih mencukupi kebutuhan saya, selain karena terjangkau oleh budget saya, dia juga nggak mudah banget terurai atau putus di tengah sulaman kok (pokoknya nggak kayak hubungan kita mas). Hanya saja, benang Rose Brand sepertinya tidak seberkilau benang DMC. (Ini juga saya nilai cuma berdasar foto, jadi kalau di Instagram, DMC kelihatan shine bright like a diamond gitu).

Teknik Sulam
Kalau soal jenis-jenis tusuk yang saya gunakan, ini nggak jauh-jauh beda sama yang sebelumnya. Saya pakai fern-stitch untuk dedaunan, pakai daisy stitch, bullion knot stitch, back stitch, chain stitch, dan sulaman yang buat nge-block itulah apa namanya. Ketika membuat sulaman ini pun, saya masih nyontek petunjuknya dari gambar panduan yang saya dapat dari google kok. Waktu yang saya butuhkan untuk membuat sulaman ini yaa kurang lebih dua hari.

Hoop, jarum, benang, dan kanvas.

Kain
Oh iya, untuk kain yang dipakai menyulam ini saya pakai kanvas polos. Dulu saya beli (di Hosana juga) seharga Rp12.000,- per meter. Menggambar pola di kanvas cukup mudah, biasanya saya pakai pensil. Minus-nya adalah, jika ada salah gambar dan dihapus pakai penghapus karet, maka akan berdampak pada kain, seperti ada benang-benang kain yang lepas, apa yaa, 'brudul' (hahah)  mungkin istilahnya haha atau apapun kalian menamainya. Ketika saya beli kain, penjaga tokonya menawari kain mori untuk menyulam dengan harga sama dengan kanvas, tapi saya menolak. Alasannya, kain mori agak lebih tipis dari kanvas jadi takutnya kurang steady hehe.

Maaf ya, saya fokusnya ke Hosana, soalnya saya tinggal di Magelang sih yaa hihihi. Tapi menurut saya di toko alat-alat jahit di setiap kota pastinya ada. Kayak kalau di Jogja mungkin di Liman Malioboro, Jolie, Narwastu, dll. Kalau saya sih dulu sering belanjanya di toko alat jahit di Krapyak (lupa nama tokonya apa). Kalau dari panggung krapyak/kandang menjangan, lurus ke utara, nanti ketemu Indomaret di kanan jalan, nah sebelah Indomaret persis, ada toko alat jahit yang cukup lengkap :)

Sebenarnya saya masih kurang puas dengan hasil ini, karena menurut saya masih ada beberapa sulaman yang tidak sesuai ekspektasi dan terlihat wagu. Selain itu, masalah utamanya ya masih sama, saya tidak terlalu pandai menggambar apalagi bikin handwriting ala-ala, padahal sulaman seperti ini harus didahului bikin pola. Menurut saya terlalu banyak warna juga bikin kurang bagus. Kalau soal teknik sulam, ada sulaman buat nge-block yang saya masih kurang rapi. Contohnya adalah sulaman bunga warna pink di sisi atas dan sulaman love-love di samping kanan hehehe. Tapi nggak apa-apa, ini jadi catatan buat saya. Besok belajar lagi :)

Sampai jumpa dengan cerita sulaman selanjutnya :)

You May Also Like

4 comments

  1. aku pernah belajar nyulam gini tapi aku orangnya gak sabaran dan nggak pernah rapii huhuhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetap semangat mencoba, Mbak Tya.
      Saya juga belum rapi kok, makanya penasaran terus heheheh 😊

      Delete
  2. Salfok sama gambar paling atas. Itu hasil sulamannya ya Mba? Baguuussss, envy sekali... pengen bisa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe iya, Mbak. Gambar paling atas itu hasil sulaman saya sendiri 😊

      Delete