twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Bulan April ini banyak long-weekend-nya. Selain minggu lalu, minggu ini juga bakal long-weekend, terus minggu depan juga ada long-weekend sampai awal Mei. So, udah punya rencana apa aja untuk ngisi long weekend-mu? Kalau saya pengen solo-travel ke Banyuwangi, udah dari kapan pengen banget tapi yaa itu, takut diculik, takut tersesat dan tak menemukan arah jalan pulang. Akhirnya cuma jadi wacana :3 Makanya saya memutuskan untuk mencoba suatu hal yang baru yang masih agak berhubungan dengan DIY Project yang pernah saya bikin. Kalau waktu itu saya bikin kristik, kali ini saya mau belajar menyulam. Meskipun saya punya proyek kristik on-going yang nggak kelar-kelar.

Sebenernya saya sudah sejak dua minggu sebelumnya belanja bahan-bahan buat menyulam ini, tapi baru sempet bikin pas libur panjang kemarin. Saya beli bahan-bahan dimana lagi kalau bukan di toko jahit hits Magelang; Hosana. Sayangnya, waktu saya kesana, hanya tersedia benang sulam dengan warna terbatas dan warna-warna yang saya inginkan nggak ada. Sebagai Capricorn sejati yang nggak mudah patah semangat, saya pun mencoba nyari benang ke salah satu toko alat jahit di Pasar Rejowinangun, dan ternyata yang saya cari pun cuma nemu beberapa...dan harganya lebih mahal hampir dua kali lipat, tapi nggak apa-apalah demi kebahagiaan haha. Akhirnya barang yang saya perlukan pun sudah ada di tangan.

Tidak seperti kristik yang saya buat berdasarkan berguru pada kanjeng mami, saya belajar nyulam ini dari liatin video tutorial di Youtube. Jadi memadukan hobi vintage dengan kemajuan teknologi digital haha. Menyulam beda sama kristik, kalo kristik benangnya 'cuma' disilang-silang dan kita bisa mengikuti pola yang kita inginkan, menyulam punya beragam macam cara menusukkan jarum dan benang hingga muncul hasil beda-beda. Yang agak susah di saya adalah, menyulam ini butuh skill menggambar pada kain yang mau disulam, bukan dibikin berdasar ngitungin kotak-kotak pada pola kayak kristik, dan karena skill menggambar saya nggak bagus, yaudah seadanya dulu aja. Kemudian...inilah hasil percobaan pertama saya menyulam. What do you think of it?

My first hand-embroidery attempt.

Dalam sulaman itu, saya pakai lima macam tusuk. Mawarnya saya nggak tau nama tusuknya, saya dapat aja gitu dari Youtube (ada banyak cara bikin mawar di Youtube). Sementara daunnya itu namanya fishbone stitch, batang coklat namanya fern stitch, yang biru-biru (sebenernya itu tosca, tapi setelah difoto jadi gitu warnanya) pake lazy daisy stitch, dan kuning-kuning di tengah saya pakai french knot stitch. Ya, ini saya cuma bilang stitches-nya sesuai pedoman Youtube dan download-in PDF lho, bukan sok english, dan bukan saya karang sendiri. Kalau temen-temen (sok-sokan blog-nya dibaca temen-temen banget sih, Rul haha) pengen nyoba yang serupa, silakan bisa gugling pake keyword nama aneka tusuk itu hehe.

Nggak kayak kristik yang bikinnya butuh waktu berbulan-bulan, karena males nggak dikerjain sih sebenernya. Menyulam gini waktunya relatif cepet. Apalagi saya pakai hoop (lingkaran kayunya itu) kecil, diameter sekitar limabelas centimeter mungkin. Saya hanya butuh waktu semalam (jadi yang nggak bener-bener ngahabisin long-weekend juga sih). Tapi, saya seneng akhirnya bisa nyobain bikin sulaman tangan, satu bucket list berhasil dilakukan :) Tentunya, saya jadi makin penasaran bikin sulaman lagi dong, dengan ukuran yang lebih gede pastinya, juga menyelesaikan proyek kristik yang mangkrak itu.

Saya rasa, cukup itu dulu yang saya bagi soal sulam-menyulam ini. Sementara ini skill saya baru bisa sulam ginian, bukan sulam bibir, atau sulam alis. Kalau ada yang jadi tertarik bikin juga, silakan buka aja tutorial di yutub atau mengunduh panduan menyulam versi PDF, ada banyak kok, tinggal pilih. Gambarnya juga bisa kamu kreasikan sendiri, sesuai keinginanmu.
Selamat mencoba, kawan! :D

Magelang, 22 April 2017
April 22, 2017 3 comments
Allah selalu ada bersama kita, dalam setiap langkah kita
Termasuk langkah dalam menggapai cita....
Ini adalah sebuah kisah untuk jangan pernah berhenti mengukir impian dan cita...

Beberapa waktu lalu saya meluangkan satu hari untuk menata ulang blog, mulai dari tema blog, menggolongkan tulisan dalam label-label tertentu, dan mengedit beberapa tulisan lama. Dari situlah saya membaca kembali beberapa tulisan yang telah saya posting. Tidak terasa sudah enam tahun saya menulis di blog, meskipun tidak secara rutin. Saya menulis blog sejak tahun 2010, ketika saya masih duduk di bangku kelas X SMA. Postingan pertama di blog ini adalah perkenalan, dilanjutkan tulisan berjudul Meraih Mimpi yang menceritakan saya yang tengah mengejar impian. Postingan itulah yang menginspirasi saya untuk membuat tulisan ini.

Mimpi apakah yang sedang berusaha saya raih pada Mei 2010 sehingga saya mengunggah tulisan Meraih Mimpi di blog? Kalau teman-teman klik link tersebut lalu membaca tulisan itu, pasti menemukan kalimat "belajar ke luar negeri". Ya, saya sedang berjuang untuk belajar keluar negeri. Terinspirasi dari kakak kelas saya waktu SMA, Mbak Bunga Carnadia yang baru saja pulang dari mengikuti pertukaran pelajar di Amerika Serikat. Mbak Bunga ini memicu semangat adek-adek kelas untuk mengikuti pertukaran pelajar yang diselenggarakan Bina Antarbudaya. Saya tidak ingat kapan tepatnya bertemu Mbak Bunga, atau mungkin berawal dari mendengar namanya dari teman-teman di Sibema, karena Mbak Bunga juga alumni Sibema. Entahlah~

Museum Kata Andrea Hirata.

Apa yang memotivasi saya untuk belajar keluar negeri? Jawabannya adalah: beberapa novel Teenlit terjemahan dari luar negeri yang saya baca dan novel tetralogi Laskar Pelangi. Novel-novel yang saya baca sejak SMP. Bukankah novel Laskar Pelangi begitu fenomenal kala itu? Novel yang berlatar di Belitung, tempat asal penulis Andrea Hirata, membuat saya yang jarang mendengar pulau itu menjadi tau sedikit tentang Belitung. Tapi yang paling membuat saya termotivasi adalah Edensor yang bercerita tentang perjalanan Andrea Hirata belajar di Sorbonne, Perancis. Entah berapa kali saya membaca novel-novel tetralogi itu. Terlepas dari apakah cerita-cerita itu hoax atau tidak, Edensor benar-benar membuat Nurul kecil bermimpi untuk merasakan pendidikan di luar negeri, hidup jauh dari keluarga dan kerabat.

Kembali ke seleksi pertukaran pelajar, saya mendaftarkan diri sebagai calon peserta pertukaran pelajar Bina Antarbudaya. Calon peserta yang diseleksi pad tahun 2010 ini nantinya akan diberangkatkan tahun 2011, mengingat proses seleksi yang bertahap dan lama. Ada beberapa program yang ditawarkan Bina Antarbudaya, ada JENESYS untuk summer camp di Jepang dan YES untuk pertukaran pelajar selama satu tahun di Amerika Serikat. Saya memilih program YES dalam berkas pendaftaran. Alasan saya memilih program YES adalah karena program ini mengutamakan siswa yang berasal dari negara berpenduduk mayoritas muslim, dengan mengikuti program ini saya berharap bisa memberikan gambaran akan indahnya Islam kepada pelajar asing di Amerika, bahwa mindset yang menyatakan Islam identik dengan teroris tidaklah benar, bahwa Islam adalah agama yang damai. Tidak muluk-muluk, mulai dari memberikan pemahaman itu kepada orang di sekitar saya nantinya. FYI, selain membaca novel yang saya sebutkan sebelumnya saya juga gemar membaca novel Islami, bahkan sejak SD ibu sering membelikan buku cerita Islami untuk saya :)


Kartu Peserta Seleksi Pertukaran Pelajar Bina Antarbudaya

Kalau tidak salah ada 12 orang dari Smansa. Jujur, sebenarnya saya sempat berkecil hati karena ada salah seorang kawan yang meremehkan. Ya, saya tau dia dengan segudang prestasi dan apalah saya siswa baru yang berasal dari SMP pelosok hehe. Tapi hal itu tidak lama, kalimat-kalimat meremehkan dari kawan saya justru menjadi pemicu semangat. Nyatanya, teman saya itu bahkan mendaftar seleksi saja tidak hehe. Saya dan sebelas teman lain mengikuti seleksi Bina Antarbudaya wilayah Jawa Tengah yaitu Chapter Semarang, atau tepatnya di SMP N 3 Semarang.

Saya mengikuti seleksi tahap pertama berupa tes tertulis, seingat saya ada tes pengetahuan umum, tes mata pelajaran, tes Bahas Inggris, psikotes, dan menulis essai. Sambil terus berdoa saya mengerjakan satu demi satu soal tes. Alhamdulillah saya termasuk dalam 155 siswa yang lolos tahap kedua dari total 677 pendaftar, dari Smansa (lagi-lagi seingat saya, maklum sudah lama sekali) ada tujuh orang yang lolos.

Brosur Bina Antarbudaya dan Pengumuman Lolos Seleksi yang masih saya simpan.
Pengumuman Lolos Seleksi Tahap Pertama

Seleksi tahap kedua adalah wawancara, ada wawancara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pada tahap ini, kami juga diperbolehkan menampilkan bakat atau keterampilan di depan pewawancara. Saat itu, ada dua orang dari Indonesia dan seorang bule wanita berkebangsaan Jerman yang mewawancara. Saya menceritakan diri saya, keseharian, dan motivasi mengikuti pertukaran pelajar. Dalam kesempatan tersebut saya menarikan Tari Merak di hadapan pewawancara, alhamdulillah di Smansa ada mata pelajaran Seni Tari sehingga saya bisa menari meskipun masih kaku. Tari Merak cukup membuat Schalke, nama si bule pewawancara bahagia hehe. Berhubung bule ini berkebangsaan Jerman, dan saya juga belajar Bahasa Jerman di sekolah, tak lupa saya sedikit mengajak bicara si bule cantik dengan Bahasa Jerman :) Sekali lagi, Allah Maha Baik, saya lolos seleksi tahap kedua dan melanjutkan seleksi tahap ketiga.

Seleksi tahap ketiga ini sekitar tiga puluhan siswa yang tersisa, tahap ini adalah tahap terakhir sebelum seleksi tahap nasional dimulai. Kami dibagi dalam beberapa kelompok kecil, di depan kami ada beberapa macam peralatan dan bahan, kami diminta membuat sesuatu dari alat dan bahan tersebut secara bersama-sama. Ya, tahap ini adalah FGD untuk menilai kekompakan kami. Sayangnya, jalan saya meraih beasiswa YES harus terhenti di tahap ketiga, satu langkah sebelum seleksi nasional. Saya tidak lolos tahap ini. Tidak apa-apa, Allah SWT mungkin tengah menyiapkan rencana lain yang lebih baik untuk saya. Hingga tahap terakhir seleksi pertukaran pelajar Bina Antarbudaya ini, hanya satu orang dari Smansa yang lolos program YES dan setahun tinggal di Amerika, yaitu Rizqika Edni Doni Achsan, yang sekarang tengah menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UGM.

Itu sedikit cerita tentang seleksi pertukaran pelajar yang saya ikuti bertahun-tahun lalu. Ya, saya memang belum ditakdirkan untuk belajar di luar negeri. Belakangan saya ketahui dari pengakuan Ibu sendiri, bahwa saat itu Ibu agak keberatan namun tak tega mengatakan kepada saya. Beliau belum sanggup melepas anaknya untuk belajar jauh di Amerika. Dari sini saya menyadari, the power of restu Ibu. Restu dan doa ibu adalah segalanya. Meski begitu, Allah telah benar-benar baik kepada saya dengan memberi kesempatan mengikuti seleksi hingga lolos tahap ketiga. Gusti Allah Mboten Sare (Allah Tidak Tidur) karena kuasa-Nya laah, saya mendapat begitu banyak pengalaman dari tiga tahap seleksi itu.

Masih 'satu garis' dengan pertukaran pelajar. Dulu, sambil menunggu giliran wawancara, kakak-kakak alumni Bina Antarbudaya bercerita tentang penyair Taufik Ismail dan Najwa Shihab, jurnalis senior yang juga merupakan alumni pertukaran pelajar pada masanya. Saya mengenal Taufik Ismail dari buku kumpulan puisi berjudul Tirani dan Benteng yang pernah saya baca di perpustakaan SMA, sedangkan Najwa Shihab tentu semua orang mengenal jurnalis cantik nan cerdas yang sering muncul di layar kaca ini. Dari sekian banyak alumni yang menjadi tokoh, hanya dua tokoh itu yang banyak diceritakan kepada kami. Lagi-lagi Allah SWT memberi kejutan untuk saya. Dua tahun setelah mendengar cerita itu, saya diterima di Universitas Gadjah Mada. Pada penutupan Ospek UGM 2012 itulah, saya melihat Pak Taufik Ismail menyampaikan orasi budaya di depan sekitar 10.000 maba UGM 2012. Dua tahun setelah Ospek, saya bertemu langsung dengan jurnalis senior yang diceritakan kakak-kakak alumni Bina Antarbudaya, yaitu Mbak Najwa Shihab, in person~ dalam acara Mata Najwa on Stage di Kampus UGM. Menurut saya, hal itu bukanlah suatu kebetulan, selalu ada kuasa Allah SWT. Bahkan di perpustakaan Ponpes Al Munawwir Komplek Q, Krapyak saya juga menemukan sebuah buku yang berisi kisah para alumni Bina Antarbudaya, termasuk kisah Pak Taufiq dan Mbak Najwa :')

Tak berhenti sampai disitu, saya yang dulu benar-benar terinspirasi dengan tetralogi Laskar Pelangi, diberi kesempatan oleh-Nya untuk mengunjungi Negeri Laskar Pelangi, Belitung dalam rangka KKN. Kesempatan ini datang ketika saya sudah benar-benar pasrah kepada-Nya perihal lokasi KKN, saya yakin Allah memberikan yang terbaik. Awalnya saya sangat ingin KKN di luar Jawa, lebih tepatnya Sabang atau Sulawesi, tapi selalu gagal mengikuti open recruitment. Tak menyangka justru diterima melalui close recruitment di KKN Belitung. Rencana Allah sungguh indah, tak ada penyesalan sama sekali gagal mengkuti KKN Sabang, karena Allah menggantinya dengan yang lebih pas untuk saya. Benar-benar menginjakkan kaki di Belitung, dengan tradisi ngopi yang dulu hanya sering baca di tetralogi Laskar Pelangi. Menempuh perjalanan jauh ke Tanjung Pandan yang juga diceritakan di novel best seller itu, hingga menyaksiakan sisa kejayaan PN Timah. Sekaligus berkesempatan mengunjungi replika sekolah Laskar Pelangi yang dulu hanya bisa saya lihat lewat filmnya, bahkan lebih, ya, bahkan lebih. Saya dan teman-teman diberi kesempatan oleh-Nya bertemu anak-anak Seliu, Belitung, dan mendorong mereka meraih impiannya, bahwa mereka juga generasi Laskar Pelangi yang bisa mencapai impian indah mereka.

Generasi Laskar Pelangi menceritakan "pohon impian" mereka.
Menakjubkan sekali isi pohon impian ini :')

Lewat peristiwa-peristiwa itu, Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya kepada saya. Lewat peristiwa-peristiwa itu Allah menujukkan kasih sayangnya kepada saya. Setitik, dari sekian banyak kenikmatan yang diberikan-Nya. Lewat peristiwa-peristiwa itu pula, Allah seolah menegur saya, saya yang kurang maksimal dalam berjuang dan saya yang kurang berdoa sehingga impian-impian saya ada yang belum benar-benar terwujud. Namun saya sadar, saya tidak boleh berputus asa :')

Sumber foto: hand lettering by exsan_'s Intagram

Kawan, ceritaku itu mungkin tak ada apa-apanya jika dibanding kisah-kisah lain dari orang-orang yang mungkin telah benar-benar meraih impiannya, hingga mereka terus menyusun mimpi-mimpi baru selepas satu mimpi diwujudkan. Tapi, kisahku ini merupakan suatu tanda bahwa Allah selalu bersama kita, bahwa Dia ada di setiap langkah kecil kita menggapai cita. Dia selalu ada, mungkin kita yang justru masih sering lalai. Jangan berhenti bermimpi yaa! Terus semangat mewujudkan impian kita, sinergikan doa dan perjuangan tentu saja. Tentu saja, sambil terus melakukan kebaikan kecil kepada sesama setiap harinya :) Kejutan-kejutan indah dari Allah menunggumu di masa yang akan datang!

P.S. Gusti Allah Mboten Sare! ;)

Malam minggu terakhir di bulan pertama tahun 2016
Magelang | 30 Januari 2016
January 31, 2016 4 comments
Sekali lagi saya merasa bersyukur telah menjadi bagian dari Keluarga KKN-PPM UGM Unit BBL-11 di pertengahan tahun 2015 ini. Jika harus menulis gratitude list pastilah KKN adalah kado terindah di usia saya yang keduapuluh satu.

Program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat telah kami lakukan di Desa Pulau Seliu, Belitung selama dua bulan. Selain program-program itu, kami juga meluncurkan website resmi untuk pulau tersebut. Tujuannya adalah agar Seliu lebih dikenal masyarakat sebagai suatu destinasi wisata di kawasan Belitung bagian selatan, ya mengingat selama ini pariwisata Belitung yang lebih banyak diekspos adalah yang berada di bagian utara seperti Pantai Tanjung Tinggi dan Pulau Lengkuas. Website tersebut telah dirintis selama kami KKN di pulau kecil itu, dengan alamat www.seliuindonesia.com. Silakan dikunjungi untuk informasi lebih lengkap :) Kami juga melakukan pelatihan pengelolaan website tersebut kepada pemuda Seliu, agar isi website senantiasa update setelah kami pulang. Meskipun pelatihan tersebut kini belum membuahkan hasil maksimal.

Sebagai Tim KKN yang mengusung program utama Sistem Penyedian Air Minum (SPAM), kami memang lebih banyak menjalin kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung. Bahkan perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum sempat meninjau lokasi KKN kami. Ya, kami jarang (dan mungkin juga awalnya agak sulit) berinteraksi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung meskipun kami juga memiliki subprogram yang bergerak di bidang pariwisata. Kami hanya berusaha sebaik mungkin menyiapkan Seliu sebagai destinasi wisata. Melalui promosi via website, perancangan masterplan untuk desa, pembuatan plang penunjuk jalan, dan persiapan kuliner khas. Pengetahuan tentang pariwisata yang kami berikan masih sangat terbatas, apalagi rentang waktu dua bulan terlalu singkat untuk mengadakan pemberdayaan masyarakat secara utuh. Kami sadar bahwa jika ingin mengeskpos pariwisata Seliu, keindahan alam dan infrastruktur fisik saja tidaklah cukup, sangat diperlukan peran masyarakat untuk mengembangkan pariwisata sebagai penggerak ekonomi dan sebagai pengontrol agar alam Seliu sebagai 'daya jual' wisatanya tidak rusak oleh tangan-tangan jahil. Oleh karena itu, kami mengusulkan pada pihak kampus agar tahun depan dan beberapa tahun ke depannya KKN di Seliu diselenggarakan lagi untuk meneruskan program-program kami.

Usaha kami untuk mengembangkan Seliu sebagai destinasi wisata agar berdampak positif pada perekonomian masyarakatnya perlahan membuahkan hasil. Website yang kami susun mendapatkan sambutan yang cukup baik dari pembaca. Selama kami KKN saja ada beberapa orang yang tertarik berwisata di Seliu karena membaca website dan menghubungi contact person (CP) yang kami cantumkan. Salah seorang dari pembaca tesebut langsung mengunjungi Seliu tak lama setelah saling kontak dengan CP. Namun, yang paling membahagiakan khususnya bagi saya adalah komentar dari Saudari Angela Angestiana di website beberapa bulan setelah kami pulang KKN. Komentar tersebut membawa angin segar dan harapan akan pengembangan pariwisata Seliu. Terima kasih, Mbak Angela.



Tak lama setelah itu, kami mendapat kabar dari warga setempat bahwa Stasiun TVRI baru saja mengambil rekaman di desa mereka untuk suatu acara pengenalan wilayah-wilayah NKRI (saya lupa nama acaranya). Ketika hari penayangan, kami dari Jogja pun turut berbahagia menyaksikan tempat yang selamanya menjadi bagian dari hidup kami melalui televisi. Saya juga mendengar kabar dari warga bernama Pak Bachtiar dan Pak Fadla bahwa ada semacam sosialisasi mengenai pariwisata yang diadakan dari Seliu. Saya sendiri kurang tau dari lembaga apa yang mengadakan. Namun, dari media sosial Facebook, saya mengetahui bahwa ada seorang bernama Budi Setiawan yang rupanya adalah alumni UNPAD dan juga aktivis lingkungan yang memberikan sosialisasi kepariwisataan di Seliu. Terima kasih, Mas Budi. Alhamdulillah, Pulau Seliu perlahan mulai mendapat perhatian dari masyarakat luas.

Saya juga sempat menulis artikel tentang perjalanan saya di Seliu pada sebuah majalah travel online yaitu Travelnatic. Saya harap, artikel yang menjadi headline majalan online tersebut dapat turut membantu promosi wisata Seliu. 

Cover Majalah Travelnatic Edisi Oktober 2015.
Silakan Download versi lengkapnya disini.
Selain website dan juga Instagram Pulau Seliu, kami juga menerbitkan buku dan video. Buku itu berisi catatan perjalanan kami selama dua bulan di Seliu dan juga foto-foto lokasinya. Buku yang kami beri judul Surga di Negeri Liu-Liu ini beberapa waktu lalu kami ikutkan lomba di LPPM UGM bersama buku-buku lain yang juga merupakan hasil kerja KKN tahun 2015. Alhamdulillah, kami memenangkan hibah buku dan video dari LPPM. Bersyukur sekali rasanya. Buku Surga di Negeri Liu-Liu belum secara resmi terbit, kami masih terus melakukan revisi untuk memberikan yang terbaik kepada pembaca sekaligus persembahan terindah untuk warga Seliu. Doakan saja, bulan depan buku tersebut dapat terbit sehingga teman-teman yang tertarik juga bisa memesan :) Mmmm...ngomong-ngomong saya akan berikan sedikit cuplikan dari buku Surga di Negeri Liu-Liu tersebut. Sebuah paragraf yang sangat menyentuh bagi saya:

Thanks for writing about this great team.
Cover buku Surga di Negeri Liu-Liu karya Tim KKN-PPM UGM Unit BBL-11
Link: Pengumuman Pemenang Hibah LPPM

Sementara tentang video, kami baru merilis video singkat berdurasi lima menit. Ya, lima menit untuk selamanya. Video yang full-version untuk sementara belum jadi. Apabila teman-teman berminat melihat silakan putar saja di YouTube berikut ini. Sebuah video singkat dan tanpa dialog yang selalu sukses mengukir rindu pada Negeri Liu-Liu.



Itulah sedikit cerita mengenai perjuangan Tim BBL-11 untuk mengangkat Pulau Seliu sebagai suatu destinasi pariwisata. Sebagai seorang yang pernah mempelajari Manajemen dan Kebijakan Pariwisata saya tentu sangat memahami bahwa apa yang lakukan itu sangat minim, sangat penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pihak-pihak seperti pemerintah maupun aktivis yang berkenan membantu pengembangan pariwisata Seliu tentunya dengan konsep suistainable tourism yang tetap mengedepankan kelestarian lingkungan dan menjadikan masyarakat lokalnya sebagai pemeran utama dalam kepariwisataan tersebut :)

Maaf yaa, bahkan setelah empat bulan sepulang KKN saya masih saja menulis tentang KKN. KKN dua bulan memang bikin susah move on dari pengalaman-pengalaman indahnya. Apalagi kalau menjalaninya bersama Tim BBL-11 hahahah.


Ruang Tamu Rumah, Magelang | 28 Desember 2015
Rindu semilir angin di Dermaga Seliu berikut es cincau Mak El :')
December 28, 2015 4 comments

Sebuah tulisan di buku Hujan Matahari karya Kurniawan Gunadi.
Mungkin bisa jadi sebuah perenungan, untuk kita,
baik para pria maupun wanita :)

Jangan kau pikir makin hari hidup bakal makin mudah,
hidup cuma perkara ujian yang tiada habisnya,
tentang cobaan-cobaan yang terus naik level kesulitannya.
Tapi hidup ini indah jika kita mampu menyikapinya.
Selamat melanjutkan hidup!




Perpustakaan Fisipol UGM
28 Oktober 2014
di tengah-tengah belajar untuk menghadapi UTS Perubahan & Pengembangan Organisasi
October 28, 2014 No comments
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • Kenangan Masa Kecil
    Berkumpul bersama keluarga KKN Seliu selalu menjadi kebahagiaan tersendiri dan ajang mengisi ulang semangat. Senin lalu, kami memutuskan un...
  • Perkara Memasak
    Seminggu lebih berlalu setelah Hari Raya Idul Adha dan baru hari ini saya sempat memasak daging kurban. Tak lain, adalah karena pada Hari R...
  • Tepat Waktu
    Suatu sore di Masjid Pogung Dalangan, sambil menunggu waktu sholat Maghrib, saya berbincang-bincang dengan seorang kawan. Kami membahas kes...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • Tell Them!
    Karena menyampaikan satu kalimat pujian yang tulus dari hati itu tak mengurangi apapun darimu, and...see that bright smile in their fac...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • A Drama that So Much Impress Me
    Saya tidak banyak menonton drama Korea, beberapa drama yang pernah saya tonton hanyalah Boys Over Flower , The Moon That Embraces The Sun ...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  June (1)
      • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose