Dear November

by - November 04, 2014

Seperti sebuah ungkapan klasik, hidup itu bagaikan roda yang berputar. Kita ada di salah satu titik pada roda itu. Adakalanya titik kita berada di bawah, adakalanya di atas, adakalanya pula mengambang di tengah-tengah. Ya, begitulah hidup manusia. Kadang bahagia, kadang sedih, kadang juga biasa saja.

Jika diumpakan seperti roda yang berputar, maka sebulan kemarin adalah saat dimana aku (mungkin) sedang berada di titik terbawahnya. Rasanya, benar-benar berada pada point of exhaustion. Lelah sekali, lahir batin hehe. Emosi juga tak stabil, sebentar-sebentar marah. Mood? Jangan tanya, hampir sebulan bad mood terus.
Lagi banyak-banyaknya tugas penelitian, essay, UTS, Ujian Madrasah, dan ujian hidup tentu saja. Ah, betapa manusiawi :')
Mungkin juga sebulan kemarin aku kurang mendekat pada-Nya, jadinya lagi banyak dikelilingi setan :o Iyaa lhoo, aku sampai mikir gitu. Aku sadar kalo pasti ada yang nggak beres sama diriku sampai bisa-bisanya aku separah itu kemarin heheh. Makanya aku jadi lebih giat mendekati-Nya, baca doa-doa dan sholawat lebih banyak. Maksudnya biar 'adem' :D
Nggak lepas dari peran Ibuk yang setia menampung keluhan dan amarahku, juga memberi petuah-petuah saktinya. Terima kasih Ibuk :*

Tepat satu November. Ujian selesai satu persatu, UTS selesai, tugas-tugas selesai, Ujian Madrasah hampir usai, dan ujian hidup juga mulai kelar :)
Alhamdulillah..alhamdulillah :')
Upaya 'noto ati' dan 'noto pikiran'-ku tak sia-sia. Hati dan pikiran mulai tenang, emosi pun kembali stabil. Sekali lagi, alhamdulillah.

Selamat datang bulan sebelas keduapuluh satu ^^
Semoga berkah dan indah~


Lupakan yang telah berlalu. Semua manusia pasti memiliki cobaannya sendiri-sendiri. Jangan pernah merasa bahwa diri ini yang paling berat diuji. Menunduklah, betapa ujian kita tak ada apa-apanya dibanding mereka. Daripada capek-capek iri, inget-inget aja betapa banyak hal yang harus kita syukuri. Jangan lupa senantiasa siapkan diri, karena makin tua yang ada cobaan itu makin berat. Bukannya berkurang.

Nikmatilah hidup, susah dan senangnya. Pelajari hikmah dari setiap peristiwa yang sungguh, tak pernah ada yang kebetulan. Biarlah, biarlah orang mau katakan apa tentang kita. Blogger senior, Alit Susanto bilang, wajar kok kita punya haters. Itu justru sebuah pertanda kalau kita udah melakukan sesuatu, tanda bahwa kita udah berani ambil risiko dari sebuah keputusan. Kalo kita diem aja, nggak ngapa-ngapain yaa hidup bakal aman-aman aja, nggak punya haters. Yaa, itu bukan berarti haters adalah ukuran kesuksesan juga sih. Tapi, yaa ngerti kan apa maksudku? Jangan terlalu pedulikan orang lain yang nge-judge sesuka hati. Mereka nggak lebih ngerti daripada kamu tentang apa yang kamu alami. Biarkan, biarkan saja tetap begitu adanya. Jangan diambil pusing :)

Tetaplah berbuat baik kepada siapapun. Inget, kita nggak pernah tahu, kebaikan mana yang bakal bawa kita meraih ridho-Nya. Kita juga nggak pernah tahu apa yang bakal terjadi di masa depan antara kita dengan orang-orang yang kita temui. So, be kind! :)

Mulailah lembaran baru dengan cara pandang baru, dengan kebaikan-kebaikan baru.
Be happy and make it worth, lads! :D








Naskah random ini ditulis di Krapyak, Jogjakarta
4 November 2014
oh iya, erima kasih telah datang :')
mari berbahagia~

You May Also Like

0 comments