twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Sudah sekitar sembilan bulan saya bergabung di Proyek Postcrossing. Sebuah proyek yang memungkinkan kita untuk mengirim dan menerima kartu pos dari berbagai negara. Tulisan tentang seluk beluk Postcrossing dan cara bergabungnya sudah pernah saya bahas di tulisan sebelumnya. Sekarang saya telah menerima sejumlah kartu pos dari berbagai negara yang masing-masing tentu saja memiliki kisah berlainan. Kali ini saya ingin menuliskan cerita unik yang dibawa beberapa kartu pos tersebut. Ada tujuh kartu pos favorit yang telah saya pilih untuk dibahas di sini. Semoga kalian juga suka kartu pos ini :)

Tulisan serupa: 
Postcrossing: Cara Bergabung dan Seluk-Beluknya




1. Kartu Pos Istana Himeji (Jepang)

Kartu pos Istana Himeji dari Jepang.

Sebagai penyuka kerajaan-kerajaan, saya senang sekali ketika menerima kartu ini. Istana Himeji ini tuh hampir kayak Neuschwanstein Schloss di Jerman, yaitu sama-sama ada di atas bukit gitu. Meski udah ada sekitar empat abad, istana ini masih sangat mempesona, konon Himeji Castle merupakan istana yang selamat dari gempuran musuh pas zaman perang dulu, makanya masih bagus. Postcrosser bernama Yoko yang mengirim kartu pos ini juga bercerita tentang pekerjaanya sebagai perawat dan hobi doi scrapbooking. Sebagai orang dari negara yang menggunakan huruf kanji, tulisan tangan Yoko dalam aksara latin sangatlah rapi hahaha. Yoko juga menempelkan perangko lucu untuk kirim postcard, yaitu sebuah perangko bergambar Nobita dan satu lagi bergambar ilustrasi makanan Jepang.


2. Kartu Pos Olimpiade Brazil 2016 (China)

Kartu pos edisi Olimpiade Rio Brazil 2016.

Awalnya saya kira ini kartu pos dari Brazil, tapi ternyata seorang pelajar bernama Yangfang dari China yang mengirimkannya, yaa mungkin doi emang beli kartu pos yang edisi olimpiade kali ya. Yangfang tidak mengungkap hal lain selain bahwa dia seorang pelajar, tapi dia menempelkan banyak perangko dalam kartu pos ini. Ada lima perangko yang doi tempelkan, jadi bagian belakang kartu pos ini lebih banyak tertutupi perangko daripada tulisan. Kartu pos dari Yangfang adalah kartu yang dari segi kertas paling kaku dari semua yang pernah saya terima.

Kartu bergambar landmark kota Rio de Janeiro membuat saya mengenang momen di Olimpiade 2016. Apakah kalian ada yang menyaksikan pertandingan-pertandingannya? Kala itu, saya sempat nonton yang cabang olahraga voli putri, ketika tim tuan rumah berlaga. Wah, keren sekali tim voli putri Brazil ini, badannya tinggi dan atletis, skill-nya juga luar biasa, dan...mereka bermain dengan full makeup menghiasi wajah eksotisnya. Well-done, mbak! Saya juga menyaksikan ketika perenang muda asal Singapura, Joseph Schooling, akhirnya berhasil mengalahkan juara dunia Michael Phelps. Usia dua perenang itu terpaut sepuluh tahun, Schooling adalah penggemar berat Phelps sejak kecil. Nggak kebayang betapa terhormatnya ketika ia berhasil berlomba 'melawan' idolanya dan menang, saya yang nonton aja terharu apalagi masnya ya hahaha.


3. Kartu Pos Bubble Tea (Taiwan)

Bubble tea postcard, the cutest ever!

This is the cutest postcard I ever received! Ada gambar bubble tea dan gambar wajah orang dari berbagai negara yang berisi komentar mereka tentang minuman ini, ada dari Indonesia juga loh. Kayaknya bubble tea ini memang sangat famous di Taiwan sana. Kalau dari "komentar" yang tertulis di postcard-nya sih, minuman ini ada semacam 'pearls' yang bisa dikunyah. Hmm...apakah ini semacam jenang mutiara kalau di Indonesia? Atau dawet, maybe? Hahaha. Entahlah, tapi ini kayaknya seger nggak sih hahaha. Oh iya, kartu yang dikirim sama seorang bernama Leah ini beda dari yang lain dari segi kertas, dia nggak glossy ataupun doff, lumayan tebel dan sedikit ber-tekstur. Nggak ngerti saya gimana membahasakannya, tapi ini unik dan saya suka material kertasnya.


4. Kartu Pos Sluck Sashes (Belarus)

Kartu pos kain tradisional Belarus, Sluck Sashes.

Ketika pertama membaca kartu pos dari Anastasia ini, saya nggak bisa membayangkan Belarus itu terletak di sebelah mana. Dalam benak saya kala itu, yang ada Belarus pasti suatu tempat di Eropa tapi ntah sebelah mana. Setelah berselancar di Google, akhirnya ketemu kalau Belarus terletak di deketnya Ukraine dan Rusia.

Kartu pos bermodel ilustrasi seperti kartu pos gambar bubble tea, bedanya tentu saja cerita yang dibawakannya. Kartu pos ini bercerita tentang sashes (kalau di Indonesia semacam selendang kali ya), tepatnya sebuah kain tradisional bernama Sluck Shashes (Sluckija Pajasy). Sluck adalah nama kota tempat selendang ini awal-awal dibikin, atau lebih tepatnya Slutsk. Trus di kartu pos juga dijelasin kalo benda ini dibikin dari sutra alami, serta benang emas dan perak yang ditenun hanya oleh penenun pria. Kalau udah jadi, nanti dipakainya di pinggang kayak sabuk gitu. Info tambahan yang saya dapat dari Google, katanya Sluck Sashes punya motif-motif unik yang melambangkan suatu hal dan dulunya cuma dipakai kaum bangsawan. Sekarang sih, udah banyak dibikin duplikatnya dan dijadikan souvenir, tapi yang asli dari jaman-jaman dahulu masih tersimpan rapi di Museum Belarus. Sana kalau maen-maen hehe.


5. Kartu Pos Reichstag (Jerman)

Reichstag postcard from Deutschland.

Pengirim kartu cantik ini adalah Das Jassi, dia mendeskripsikan bangunan di kartu pos sebagai "the building where our government recides". Pas saya cari di Google, ternyata ini adalah gedung parlemennya Jerman. Yang unik dari Reichstag adalah adanya dome kaca di bagian atap dan dari situ kita bisa melihat pemandangan Berlin. Ketika saya unggah foto kartu pos ini di Twitter, adminnya Postcrossing menimpali dengan menjelaskan bahwa pemandangan dari dome kacanya itu bagus dan masuknya juga gratis hahaha.

Oh iya, karena ini dikirim mendekati tahun baru, si pengirim nulis kalau tahun 2018 dia mulai tinggal di apartemen baru dan punya harapan indah yakni: "...most important I hope my boyfriend will propose to me *emot senyum*" Duh, Mbak...semoga kesampaian yaa resolusinya. Saya juga pengen sih, tahun ini di-propose boyfriend, cuma masalahnya, saya nggak punya boyfriend, Mbak...gimana dong? #LahCurhat


6. Kartu Pos Gereja Galveston (USA)

Sacred Heart Catholic Church postcard from Galveston, Texas.

Ini tuh gambar gereja di Pulau Galveston, Texas, nama lengkapnya Sacred Heart Catholic Church. Kata si pengirim (yang namanya siapa nggak tertulis dengan jelas) Sacred Heart Catholic Church cuma berjarak satu jam perjalanan dari rumah dia. Di Galvestone memang banyak bangunan-bangunan vintage macam ini yang dipakai buat resort gitu. Si penulis juga cerita kalau Galvestone jadi semacam dermaga buat kapal-kapal pesiar yang akan menuju ke Kepulauan Karibia. 


7. Kartu Pos Kiel Week (Jerman)

Kieler Woche Festival, Germany postcard.

Satu lagi kartu pos dari Jerman. FYI, Germany has the most Postcrossing member so, I think I'll get more postcards from Germany. Kali ini, pengirimnya bernama Joachim (sayangnya bukan Joachim Loew) dia tinggal di pesisir Laut Baltik dan doi cerita kalau tiap tahun di bulan Juni bakal ada "Kieler Woche" alias "Kiel Week", sebuah festival berlayar di Kiel. Kalau saya baca lebih lanjut di TripAdvisor, acara ini bahkan diklaim sebagai festival musim panas terbesar di Eropa. Nantinya gak hanya ada kapal-kapal tradisional dari berbagai negara, tapi juga ada beragam acara hiburan musik, acara budaya, kuliner, dan festival anak. Kayaknya seru ya. Btw, Indonesia juga sering gabung ke acara ini loh, terutama buat mempromosikan pariwisata kita. Kalau parade kapalnya, hmmm kira-kira Indoneasia ikut gak ya? Kali aja KRI Dewaruci ikut festival kayaknya seru haha. Entah Indonesia dan KRI Dewaruci ada tidak, tapi yang jelas untuk tahun ini Kieler Woche bakal digelar tanggal 16-24 Juni 2018.


Sementara itu dulu ya, cerita dari Postcrossing kali ini. Salah satu serunya proyek Postcrossing adalah saya jadi bisa dapet pengetahuan-pengetahuan baru dari gambar yang tertera di kartu pos atau cerita yang ditulis pengirimnya. Ruang di kartu pos sangatlah terbatas untuk memberi banyak informasi, tapi saya biasa melanjutkan dengan browsing di Google untuk paham lebih lanjut. Nantikan cerita-cerita seru di balik kartu pos lainnya ya! 

Magelang, 13 Mei 2018
Dua hari pasca erupsi freatik Gunung Merapi
May 13, 2018 2 comments
Setelah kemarin menulis tentang rincian teknis jalan-jalan ke Banyuwangi, kali ini saya hendak menuliskan cerita tentang tempat wisatanya. Seperti yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya, jalan-jalan kali ini bisa dibilang punya tujuan mainstream yaitu Taman Nasional Baluran dan Kawah Ijen. Nah, artikel ini bakal membahas that iconic Africa van Java a.k.a Baluran National Park. Here we go! Btw, sesungguhnya TN Baluran ini tidak di Banyuwangi sih, melainkan di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Baca Tulisan Lainnya:
Jalan-jalan ke Banyuwangi (1): Itinerary, Transportasi, dan Biaya
Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen 


backpacker baluran


Perjalanan

Sebenernya, mengunjungi Taman Nasional Baluran lebih disarankan ketika siang setelah dhuhur, karena pada saat itulah hewan-hewannya muncul hahaha. Berhubung jalan-jalan saya kali ini bertepatan dengan musim hujan, maka saya memutuskan untuk mengunjungi Baluran pagi hari, biar nggak kehujanan hahaha. Mohon maaf ini traveler-nya emang males kehujanan LOL. Saya, berangkat dari penginapan di depan Stasiun Karangasem itu pagi jam 08.00 dengan mengandalkan sepenuhnya pada Google Map. 

Dari Stasiun Karangasem, kami ikuti petunjuk Google Map ke arah Pelabuhan Ketapang, abis itu lurus aja ikuti jalan gede ke arah utara. Sekitar satu jam perjalanan, Anda akan menemukan batu besar yang berdiri di tengah jalan, itulah yang disebut dengan Watu Dodol. Kalau udah nemu batu ini, insyaallah TN Baluran sudah dekat. Nanti, di kanan jalan Anda akan menemukan gapura TN Baluran and...welcome to Baluran.


Inilah yang saya maksud dengan batu besar di tengah jalan.

Tiket

Sebelum menjamah Baluran lebih dalam, tentu saja saya harus membeli tiket. Kantor tempat membeli tiket berbentuk rumah panggung, resepsionis akan melayani Anda dan memberi brosur wisata Baluran. Tak lupa, dengan ramah ia akan menjelaskan ada apa aja di Baluran, titik mana aja yang bagus buat foto, dan yang paling penting: bagaimana mengatasi monyet-monyet yang berpotensi 'mengganggu'. Jadi tips dari Mbak resepsionis untuk mengatasi masalah permonyetan ini adalah: Jangan ninggalin barang di motor, jangan ngeluarin makanan, dan sok-sok-an mau ngelempar sesuatu aja kalo doi mau nyerang, (asal jangan dianiaya ya-red).


fasilitas taman nasional baluran
Baluran National Park's starter pack.

Selesai urusan tiket, saya memilih untuk melihat Baluran dari gardu pandang di samping kantor tempat saya beli tiket. Dari situ, kita bisa melihat hutan dan savana dari ketinggian (entah berapa meter). Nggak lama di gardu pandang, saya melanjutkan perjalanan.


Savana Bekol

Tempat iconic di Baluran adalah Savana Bekol. Jarak padang rumput ini dari tempat pembelian tiket adalah 12 kilometer (kata Mbak-nya). Tapi, tolong jangan remehkan 12 kilometer itu, karena jalan yang harus dilalui penuh rintangan dan cobaan. Jalannya berupa aspal sih, tapi udah berlubang dimana-mana dan tersisa butiran-butiran kerikil. Nggak kebayang kalau hujan deras, jalan ini mungkin bisa kayak sungai berbatu hiks. Sebagai pengguna motor (matic pula) maka kami sangat berhati-hati menempuh jalan ini (ditambah sesekali berhenti buat foto) maka sampailah kami di savana sekitar 45 menit kemudian. Sepanjang jalan menuju savana, kanan kiri adalah hutan dan saya banyak menjumpai kera, kupu-kupu, ayam hutan, aneka burung, musang, dan bahkan merak.


Kondisi jalan di dalam area TN Baluran.

Lubang dan genangan ini gak cuma ada satu, gaes!
Mohon untuk tetap semangat HAHAHA

Finally, yaay!!

Sampai di Savana Bekol, tentu saja kami sejenak memarkir kendaraan dan take a lot of photos. Pemandangan di sini sunggah membahagiakan. Musim hujan membuat savana ini tidak gersang kekuningan melainkan hijau sejauh mata memandang berlatar Gunung Baluran yang tampak biru gagah di kejauhan sana. So beautiful! Di dekat spot foto favorit Savana Bekol, ada warung makan dan semacam pondok kayu yang saya pikir bisa digunakan untuk menginap. Sepertinya lain kali harus merasakan menginap di tengah padang sabana dan bangun pagi untuk menikmati sunrise dari pondok kayu. So tranquil, right? (Meskipun saya nggak yakin, ini pondoknya hadap timur apa enggak sebenernya haha).





Ini yang saya maksud dengan pondok kayu,
namanya "pesanggrahan" sih sebenernya.

Ini tempat parkirnya, tapi orang-orang jarang parkir di sini
dan hanya parkir di pinggiran-pinggiran savana.

Ini ada peta habitat hewan-hewan.

Sejauh mata memandang. Nggak kebayang,
kalau hujan jalan ini pasti becek yaa huhu
NB. Itu bukan mobil saya, tapi mobil rombongan pengunjung lain.

Pantai Bama

Puas di Savana Bekol, saatnya kami melanjutnya perjalanan ke Pantai Bama yang jaraknya 3 km dari savana. Nggak usah takut kesasar, karena jalan di taman nasional ini ya cuma ada satu, jadi ikuti jalan saja. TN Baluran ini emang lengkap, abis liat hutan, liat sabana, saatnya disuguhi pemandangan pantai. Ombak di pantainya tenang, bikin kangen ombak di Seliu #halah. Ada beberapa ayunan yang bisa digunakan untuk melamunkan rindu, ada juga fasilitas mushola dan toilet, sama ada bangunan-bangunan tak berdinding yang entah fungsinya apa. Oh iya, perhatian saudara: monyet disini lebih banyak dan lebih usil daripada di Savana Bekol. Jadi, waspadalah! Di Pantai Bama, nggak cuma ada pantai aja, tapi juga ada zona buat liat burung, mangrove trail, dan sebuah tempat yang didefinisikan Mbak Resepsionis tadi sebagai "batu hitam yang bagus buat selfie" (aku langsung kabayang Batu Satam di Tanjung Pandang dong pas denger itu). Dari tiga tempat itu, saya cuma ke mangrove trail-nya. Nggak jauh kok, jalan kaki bentar doang (nggak nyampe lima menit) udah sampai. Ini pertama kalinya sih saya menyaksikan mangrove-mangrove raksasa dari dekat. Ngeri tapi menawan.


Pantai Bama.

Rasanya ingin lebih lama di tempat ini :(((

Ada musholanya, seberang mushola nanti juga ada toiletnya.

Oh iya, sepanjang perjalanan menuju savana, kami hampir tidak berpapasan ataupun disalip sama pengunjung lain, selain petugas TN Baluran yang kebanyakan naik semacam KLX. Kami baru bertemu pengunjung lain ketika berada di savana, ada dua rombongan keluarga dan satu rombongan wisatawan asing yang kami temui. Di Pantai Bama, kami juga bertemu rombongan keluarga yang ternyata adalah orang Magelang. Seriously, I meet Magelangers everywhere! Tapi beliau sudah lama tinggal di Jakarta jadi cuma sesekali mengunjungi Magelang. 


Jalan menuju mangrove-nya.

Mangrove Trail Pantai Bama, TN Baluran.

Mangrove Trail Pantai Bama, TN Baluran.
Sooo beautiful!!
Dari mangrove trail, saya memutuskan untuk pulang karena mulai mendung. Saya ngeri aja kalau harus lewat jalan balik ke pos pembelian tiket pas hujan, hmm... ngeri banget pasti itu aspal rusak, kerikil, campur air. NO! Di sepanjang perjalanan kembali ke pos saya banyak berpapasan dengan rombongan-rombongan yang mau berangkat. Mungkin mereka mengikuti yang disarankan orang-orang: mengunjungi TN Baluran selepas dhuhur. Namun, benar saja ketika saya tinggal beberapa meter menuju pos pembelian tiket, tiba-tiba hujan datang begitu derasnya yang membuat kami memutuskan berteduh dahulu di pos pembelian tiket sebelum melanjutkan perjalanan.

Curhat
[Mohon maaf, saudara-saudara...tiba-tiba ada sub-judul kayak gini HEHEHE]

Kemarin ada teman saya yang melihat foto Savana Bekol ini bilang: "Wah, sejuk sekali!" Let me tell you, gaes (sok-sok'an) meskipun musim hujan, jangan harap di sini sejuk, apalagi di Savana Bekol. Emang sih, pas lewat hutan lumayan sejuk, tapi di sabana sudah panas dong. Saya yang jarang minum aja selama pulang-pergi Baluran hampir ngabisin air mineral kemasan 1,5 liter. Nggak kebayang, kalau pas kemarau kayak apa panasnya. So, jangan lupa bawa minum dan oleskan sunblock untuk melindungi kulit :)

Trus, sepanjang lewat 12 kilometer hutan-hutan di TN Baluran, saya tuh pikirannya random kemana-mana. Mikirin jaman kerajaan dulu, transportasinya gimana ya? Randomly teringat Dyah Pitaloka yang dateng jauh-jauh dari Kerajaan Sunda ke Kerajaan Majapahit. Waktu itu Princess Dyah Pitaloka naik apa ya? Iya sih, awalnya bisa aja lewat laut, tapi pas jalur daratnya? Kan belum ada aspal tuh, pasti lewat hutan-hutan juga kan ya? Apakah Dyah Pitaloka naik kereta kencana seperti GKR Hayu pas royal wedding kemarin? Atau naik kuda sendiri didampingi orang-orangnya? Atau ditandu kayang gungju-gungju di Korea? Ah entahlah, kenapa tiba-tiba saya penasaran sekali wkwkwk. Mungkin ini efek kebanyakan nonton sageuk drama Korea ya HAHAHA. Ya sudah, mari diakhiri saja agar tak melebar kemana-mana :D


Ya, itulah perjalanan saya ke TN Baluran. Saya tidak bertemu hewan besar semacam rusa, banteng, gajah, apalagi panthera pardus. Konon, kalau musim hujan, hewannya memang tidak banyak menampakkan diri. Ya sudah tidak apa-apa, terbayar kok sama pemandangan tak biasa yang saya lihat sejak dari pintu masuk TN Baluran. Besok ke bonbin aja sekalian kalau mau lihat hewan-hewan ehehe. Semoga tulisan ini bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya yang akan membahas Kawah Ijen :)

If you wanna share about your trip or have any question,
please kindly left the comments below! :D
HAPPY WEEKEND!!!
March 23, 2018 9 comments
Postcrossing adalah sebuah proyek online yang memfasilitasi para anggotanya untuk mengirim dan menerima kartu pos dari dan ke seluruh penjuru dunia secara acak. Jadi para anggotanya akan mendapat alamat secara online kemudian harus mengirim kartu pos ke alamat tersebut. Sebaliknya, ia juga akan menerima kartu pos dari pengirim lain. Acak dan...penuh kejutan, karena sebelum kartu pos sampai ke penerima, dia nggak tau bakal menerima kartu pos dari mana. Keep it surprise! Para anggota situs postcrossing.com ini disebut postcrosser, saya adalah seorang postcrosser yang baru bergabung beberapa bulan yang lalu :)

bertukar kartu pos
Kartu pos yang saya beli online dan perangko.
Saya baru tahu kalau ada komunitas online yang seru ini berdasarkan informasi dari Mbak Martha Octavia, salah seorang narasumber dalam workshop yang saya dapat ketika saya magang di Tim Media Fisipol tahun 2016 lalu. Mbak Martha yang telah lebih dahulu bergabung dengan Postcrossing menceritakan serunya menjadi postcrosser. Terima kasih, Mbak Martha. Saat itu saya sudah tertarik untuk bergabung, namun ketika browsing-browsing artikel saya temukan cerita kalau kirim kartu pos ke luar negeri itu mahal, maka urunglah saya bergabung. Namun suatu hari, ketika saya begitu bahagia mendapat kartu pos dari Jerman, maka saya memberanikan diri untuk bergabung ke proyek online yang didirikan oleh seorang warga negara Portugal bernama Pak Paulo Magalhaes ini. Setelah saya bergabung, mengirim kartu pos, dan tanya-tanya ke kantor pos, ternyata menjadi postcrosser itu tidak mahal. Apakah kalian tertarik bergabung dengan Postcrossing juga? Di sini, saya akan menuliskan tentang Postcrossing dalam bentuk sub-judul dan keterangannya, silakan disimak :)

 
Bergabung dengan Postcrossing
Hahaha...mungkin jawaban untuk pertanyaan ini teman-teman pun sudah tahu yaa, yaitu dengan mendaftar lewat website-nya postcrossing.com. Yaa, ikuti saja petunjuknya di situ. Setelah sign up, kita bisa mengisi profil singkat, biasanya diisi dengan nama, hobi, dan cantumkan sekiranya kita ingin kartu pos yang seperti apa, misal ingin kartu pos gambar makanan tradisional, bangunan iconic, pemandangan, dll (semuanya harus dalam Bahasa Inggris yaa). Informasi ini akan memudahkan pengirim nantinya dalam memilih kartu pos untuk kita. Nah, di tahap awal ini kita juga bakal diminta menyetorkan alamat, tapi jangan khawatir, Postcrossing tidak akan menampilkan alamat kita di profil, hanya si pengirim-lah yang dapat melihat alamat kita setelah "diberi" oleh Postcrossing. Kita bisa juga membaca FAQ di website tersebut untuk mengetahui lebih dalam tentang Postcrossing hehe. Pokoknya, di tahap awal ini kepoin aja websitenya hehe.

 
Mendapatkan Alamat Pengiriman
Langkah selanjutnya adalah mengirim kartu pos. Jadi, kita baru akan mendapat kartu pos setelah mengirim kartu pos. Cari dan klik "Send Post Card" yang ada di laman situsnya, setelah itu kalian akan mendapatkan alamat dan profil kepada siapa kartu pos dikirim. Silakan klik profilnya dan cari tau apa kegemaran atau kartu pos kesukaannya. Biasanya sih, para anggota mencantumkan kalau mereka menerima segala jenis kartu pos, tapi akan lebih membahagiakan lagi kalau kita bisa bikin dia seneng dengan memberi kartu pos tertentu yang sekiranya kesukaannya bukan?

Selain mendapat alamat via website, Postcrossing juga akan mengirim alamat via email, bahkan alamat ini bisa dicetak jika dikhawatirkan tulisan tangan kita tidak terbaca. Alamat yang kita dapat ini benar-benar random bisa kita diminta kirim kartu pos ke Jerman, Amerika Serikat, China, dll. Seru kan? Being kind to random person thath have the same hobby with us :)

 
Logo resmi Postcrossing yang bersumber dari situs resminya: postcrossing.com
 
Identitas (ID) Kartu Pos
Selain mendapat alamat ketika klik "Send Post Crad", kita juga akan mendapat nomor identitas yang harus kita cantumkan di kartu pos yang hendak dikirim. Nomor ID nantinya juga akan dikirimkan via email bersamaan dengan alamat penerima. Nomor ID diawali dengan dua huruf kode negara (ID, DE, JP, KR, dsb.) dan dilanjutkan dengan angka serinya. Pastikan tulisannya jelas dan jangan cuma nulis sekali, tulislah dua kali di dua tempat berbeda, sehingga jika salah satu tulisan ID tidak terbaca atau rusak, masih ada tulisan yang lain. ID ini penting banget untuk registrasi kartu pos kita. 

 
Membeli Kartu Pos
Nah, dimana membeli kartu pos? Saya membelinya online dari toko online di Instagram dengan harga bervariasi antara Rp3.500,00-Rp5.000,00, tapi harus nambah ongkos kirim tentunya. Kalau mau beli di toko, Toko Buku Togamas dan Periplus (Malioboro Mall) Jogja juga ada. Di dua tempat tersebut, satu lembar kartu pos dijual seharga Rp5.000,00. Apakah kalian pernah melihat kartu pos di toko lain? Mungkin bisa berbagi di kolom komentar :) Maaf ya saya hanya cerita soal Jogja karena yaa saya hidup di Jogja dan sekitarnya heheh.

kartu pos togamas
Kartu pos yang saya beli di Togamas, tema-nya foto jadul gitu.

Menulis di Kartu Pos
Sebenarnya ini juga sudah ada di FAQ-nya Postcrossing, tapi biar lebih mudah saya tulis di sini saja nggak apa-apa. Dari awal, pastikan pulpen yang kita gunakan tidak mudah luntur tintanya dan tidak smudge kalau bergesekan dengan tangan atau benda lain. Kalau saya sih pakai pulpen Pilot biasa, ini aman kok hehehe. Nah, yang harus kita tulis di kartu pos adalah pesan bagi si penerima. Bisa ceritakan hobi atau aktivitas harian kita, bisa ceritakan hal-hal unik tentang Indonesia, kutipan kata mutiara, dan sejenisnya. Pastikan tidak terlalu privat dan tidak mengandung SARA yaa! Sebisa mungkin, tulislah dengan huruf Roman dan dalam Bahasa Inggris. Menurut saya, pesan ini penting, karena yang dinanti para penerima selain kartu pos-nya pastilah kejutan pesan yang tertulis bersamanya. Maybe, a small message from us can make the recipient's day :) Curhat aja nih, saya pernah dapat kartu pos dari Thailand yang tidak ditulisi apa-apa selain ID kartu pos, alamat, dan sebuah cap bertuliskan huruf Thailand yang tentu saja tidak bisa saya baca. So sad :(

contoh menulis di kartu pos
Bagian belakang kartu pos.

Mengunggah kartu pos ke situs.
Selain pesan tentu saja wajib hukumnya menuliskan ID kartu pos dan menuliskan alamat dengan jelas. Beri ruang juga untuk menempel perangko ya :) Oh iya, kita juga bisa mengunggah bagian depan kartu pos yang kita kirim sehingga fotonya terdokumentasikan di situs Postcrossing. Nantinya, si penerima atau bahkan anggota lainnya dapat melihat gambar ini dan dapat memberi "favorite" pada kartu pos kita jika mereka tertarik, seru kan?

 
Membeli Perangko dan Mengirim Kartu Pos
Setelah kita mengantongi alamat, menuliskan pesan, ID, dan alamat di kartu pos, maka tinggal kirim kartu pos-nya dong. Kirim kartu pos ke luar negeri itu ternyata murah lho, cukup dengan perangko dengan harga bervariasi tergantung negaranya. Kalau mengirim ke Eropa itu Rp7.000,00, ke Amerika Rp8.000,00 sedangkan ke Asia itu terbagi atas tiga zona negara, Zona I Rp.
6.000,00, zona dua Rp7.000,00, dan zona tiga Rp8.000,00. Murah kaaan? Bayangkan dengan perangko segitu, kartu pos kita udah bisa sampai ke Belanda, Taiwan, Rusia, Amerika, dll.

biaya kartu pos
Ini tarif kirim yang dikirim admin Instagram PT. Pos Indonesia pas saya DM mereka. Maaf kalau agak pecah, mungkin karena dikirimnya via Instagram jadi resolusinya nggak bagus.

Beli perangkonya dimana? Datang saja ke kantor pos, nanti akan ditunjukkan perangkonya. Selama ini saya kirim lewat kantor pos di Jogja atau di Magelang yang deket rumah. Kalau di Jogja, misal kalian ingin memilih perangko dengan seri yang variatif katanya bisa datang ke Kantor Pos di Nol Kilometer, kata petugas di Kantor Pos Bulaksumur, koleksi perangko di Kantor Pos Nol Kilometer adalah yang paling lengkap. Tapi, saya sendiri juga belum pernah kesana hehehe.

Saya baru dua periode mengirim kartu pos (sebelas kartu pos), sejauh ini aman-aman saja dikirim hanya mengunakan perangko. Hanya saja, sampai ke lokasinya bervariasi. Dua kali mengirim ke Jerman, ada yang sampai sana dua puluh hari lebih, satunya lagi sampai sana sekitar dua minggu saja. Kartu pos yang dikirim ke negara yang sama saja bisa sampai dalam waktu berbeda, apalagi kartu pos yang dikirim ke negara berbeda dengan sistem pos yang berbeda-beda, bahkan risiko hilang tetap ada. Namun menurut situs Postcrossing, biasanya kartu pos sampai dalam kurun waktu tidak lebih dari enam puluh hari.

Bagian belakang kartu pos yang saya dapat dari luar negeri.
Oh iya, saya pernah baca kalau ada yang mengirim via EMS, salah satu layanan PT. Pos Indonesia yang memungkinkan kita mengirim surat dalam waktu singkat, bisa dilacak keberadaannya, dan jaminan ganti rugi kalau kiriman terlambat/rusak. Ya, jadi kartu pos-nya dikirim dalam bentuk surat, bukan lembaran kartu pos biasa. Tentu saja, dana yang dikeluarkan untuk fasilitas keren tersebut juga mahal sekali hehehe. Eh, tapi kalau teman-teman mungkin bergelimang harta, layanan pos ini bisa dicoba. Kalau saya sih, sayang di ongkos hahaha.

 
Menerima dan Mendaftarkan Kartu Pos
Kalau kartu pos sudah dipercayakan pada Pak Pos, saatnya kita menunggu kartu pos datang. Bersiaplah menerima kejutan kartu pos dan pesan yang dibawanya. Itu menyenangkan sekali rasanya hahahaha. Jika, kartu pos sudah di tangan, jangan terlarut dalam kebahagiaan hingga lupa mendaftarkan kartu pos kita ya! Kita harus mendaftarkan ID kartu pos yang kita dapat ke website Postcrossing. Lewat ID inilah, kartu pos kita dilacak. Setelah mendaftarkan kartu pos pada laman "Register a post card", kita juga bisa menyisipkan pesan ucapan terima kasih kepada pengirim. Nantinya, si pengirim akan mendapatkan pemberitahuan via email kalau kartu pos dengan ID tertentu yang dikirimnya telah sampai ke penerima plus menerima pesan ucapan dari penerimanya juga.  Sebaliknya, penerima kartu pos kita juga harus mendaftarkan ID kartu pos kita agar kita tahu apakah  kartu pos kita sudah sampai atau belum. Inilah mengapa pentingnya ID ditulis jelas, karena ID adalah pelacak Postcrossing.

Atas: kartu pos dari Thailand. Bawah: kartu pos dari Jepang.
Jika saat mengirim kartu pos kita dapat mengunggah foto kartu pos yang kita kirim, hal itu berlaku juga saat kita menerima kartu pos. Kita juga dapat mengunggah foto kartu pos yang kita terima ke situs Postcrossing, tapi sepertinya hal ini hanya berlaku jika si pengirim belum mengunggah kartu pos yang dikirimnya. Saya pernah mendaftarkan ID kartu pos yang sudah menampilkan foto kartu pos-nya sebelum saya mengunggah. Mungkin hal itu dikarenakan si pengirim telah mengunggah foto kartu pos sebelum mengirimkan.

 
Yap, itulah cerita saya tentang Postcrossing, sementara menulis artikel ini, masih ada empat kartu pos saya yang masih dalam perjalanan menuju Kanada, Amerika Serikat, Rusia, dan Belarus. Ini adalah periode kedua saya mengirim kartu pos. Periode pertama, saya mengirim lima kartu pos dan enam kartu pos di periode kedua. Jumlah maksimum pengiriman di setiap periode telah ditentukan oleh Postcrossing. Saat ini, saya sedang menunggu kartu pos dari luar negeri datang, hmm...can't wait yaa. Oh iya, karena 2018 adalah tahunnya pesta sepak bola dunia, harapan saya sih, di tahun ini saya mendapat kartu pos edisi Piala Dunia 2018 di Rusia. Semoga saja yaa, amiin :)
Bagaimana? Apakah kalian tertarik bergabung dengan Postcrossing?



Happy Postcrossing!
Nurul | 08 Januri 2018
January 21, 2018 11 comments
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • Kenangan Masa Kecil
    Berkumpul bersama keluarga KKN Seliu selalu menjadi kebahagiaan tersendiri dan ajang mengisi ulang semangat. Senin lalu, kami memutuskan un...
  • Perkara Memasak
    Seminggu lebih berlalu setelah Hari Raya Idul Adha dan baru hari ini saya sempat memasak daging kurban. Tak lain, adalah karena pada Hari R...
  • Tepat Waktu
    Suatu sore di Masjid Pogung Dalangan, sambil menunggu waktu sholat Maghrib, saya berbincang-bincang dengan seorang kawan. Kami membahas kes...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • Tell Them!
    Karena menyampaikan satu kalimat pujian yang tulus dari hati itu tak mengurangi apapun darimu, and...see that bright smile in their fac...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • A Drama that So Much Impress Me
    Saya tidak banyak menonton drama Korea, beberapa drama yang pernah saya tonton hanyalah Boys Over Flower , The Moon That Embraces The Sun ...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  June (1)
      • Jajan MakeUp yang Bikin Hepi
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  January (11)
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose