twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • ABOUT
  • CATEGORIES
    • DIY
    • TRAVEL
    • THOUGHTS
    • KOREAN WAVE
  • About
  • Contact

a wonderful life

Ruangan berukuran sekitar lima kali lima meter persegi di lantai dua gedung BA itu menjadi 'kawah candradimuka' (halah) bagi saya. Empat bulan lamanya menimba ilmu lewat kegiatan magang di ruang itu; Kantor Tim Media Fisipol UGM :)

Berawal dari scrolling timeline Line dan melihat pengumuman kesempatan magang di Tim Media pada di akun Line resmi Fisipol, saya yang waktu itu tengah disibukkan dengan persiapan sidang skripsi memutuskan untuk mendaftar. Melengkapi berkas persyaratan yang ditentukan oleh pengumuman yang tertera di OA Line tersebut. Tak ada salahnya mencoba, pikir saya. Apalagi berkecimpung di bidang media informasi selalu menarik bagi saya. Keinginan untuk magang di suatu tempat sebelum menamatkan pendidikan strata satu sebenarnya sudah ada sejak lama. Sempat ingin magang di lembaga tinggi negara atau di televisi swasta seperti beberapa tema, namun saya tak sanggup meminta uang saku kepada orang tua untuk sejenak magang di ibu kota. Oleh karena itu, magang di kampus menjadi pilihan bagi saya. Setelah melewati tes psikotes dan wawancara, akhirnya saya menerima email yang menerangkan bahwa saya diterima magang di Tim Media Fisipol. Alhamdulillah :)

Pertemuan saya dengan Manajer Tim Media, Mbak Ian Agisti adalah pada suatu sore, tepat setelah saya sidang skripsi. Masih dengan dresscode putih hitam, saya menemui beliau di ruang BA 210. Saat itu, saya langsung diberi tugas pertama: melakukan liputan pada acara Smart City Symposium 2016 di Gedung Lengkung Pascasarjana UGM. Dua hari setelah penugasan, saya datang ke acara yang dimaksud (saat itu saya bahkan belum bertemu teman magang saya yang lain). Ternyata, acara ini dihadiri oleh begitu banyak media lokal maupun nasional, bahkan saya melihat mbak-mbak yang tampak begitu keren mengenakan seragam Net TV dan Metro TV. Jujur, saat itu saya agak tegang dan merasa sungguh cupu diantara para jurnalis yang hadir hahaha. Apalagi ketika ada sesi press conference bersama Menteri Dalam Negeri, Dirut Microsoft Indonesia, perwakilan UGM, dan Dekan Fisipol, itu adalah pertama kali saya menghadiri press conference secara langsung sebagai peliput acara. But, i need to learn so fast from them, from the journalist around me. Malamnya liputan acara saya kirimkan ke manajer kami, Mbak Ian. Itulah pertama kalinya, tulisan saya dimuat di website kampus :')

Beberapa hari kemudian, digelar first gathering seluruh peserta magang di kantor kecil kami. Seluruh teman magang adalah orang yang sama sekali baru bagi saya, mungkin ada satu dua orang yang pernah saya lihat beberapa kali di kampus. Tapi saya belum pernah sekalipun berbicara secara langsung dengan mereka. Make new friends in this age sounds great, so...why not? :D Pada pertemuan itu, kami berkenalan, membicarakan gambaran pekerjaan kami nantinya, dan menyusun jadwal workshop. Ya, Mbak Ian memang menggelar beberapa workshop untuk kami dengan pembicara adalah orang-orang yang sudah lama menggeluti bidang media sosial, seperti Mas Andin Rahmana (ACE Hardware), Mas Brama Danuwinata (VML Indonesia), dll. Meski bukan lewat acara workshop khusus, kami juga pernah berbincang-bincang sembari menimba ilmu dari Mbak Amalia Prabowo (CEO Havas Worldwide Jakarta). Minggu-minggu pertama kami pun disibukkan dengan workshop dan perencanaan konten, 'menentukan arah' media sosial yang kami kelola nantinya.




Bersama teman-teman penggemar wafer Rich**se Nab*ti ini, saya belajar begitu banyak hal baru. Dengan background pendidikan Manajemen dan Kebijakan Publik, magang di Tim Media menjadi pengalaman yang sama sekali lain bagi saya. Saya menikmati setiap proses belajar, tak hanya dari workshop, tapi juga dari pekerjaan harian kami di kantor. Dari setiap liputan acara dan wawancara dengan narasumber pun selalu ada hal menarik yang dapat dipelajari. Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan belajar di Tim Media Fisipol, bisa dibilang hampir setiap hari baru berarti mendapat ilmu baru.

Empat bulan terasa begitu singkat ketika hari perpisahan tiba dan ruang BA 210 menjadi saksi kebersamaan kami. Saksi atas pertukaran ide-ide untuk penyusunan sejumlah konten yang kami unggah di berbagai akun media sosial resminya Fisipol, termasuk evaluasinya. Saksi atas canda tawa kami yang semakin hari semakin lepas setelah pada awalnya malu-malu. Saksi rapat suatu campaign, rapat pembuatan video company profile, hingga rapat-rapat rutin lainnya. Bahkan saksi atas keriuhan kami ketika beberapa kali pesanan P*D datang yang kemudian menjadi hening seketika saat potongan-potongan pizza memuhi mulut kami hahaha (yup, ini kawan-kawan sepermagangan doyan pesen P*D). Hingga...saksi atas kegiatan nonton bareng videonya Dek Karin dan Younglex nyanyi "kalian semua suciiiih aku penuh dosaaah..." (termasuk parodi-parodinya) :P

Saya mungkin tak bisa bikin kalimat-kalimat manis atau kalimat yang katanya 'getir' kayak si Oji...but, i just wanna say...terimakasih atas kerjasama dan kebersamaan selama empat bulan yang begitu berharga. Terimakasih pula atas kesempatan yang diberikan kepada saya, bahagia rasanya dapat sedikit berkontribusi untuk fakultas tercinta lewat magang ini. Bersyukur sekali mengenal kalian, sungguh saya telah belajar banyak dari kalian; Mbak Ian, Mbak Arupi, Koko, Diah, Masle, Oji, Indra, dan Taufiq, juga Mas Dana dan Wulan. Semoga pertemanan kita tak berhenti di empat bulan saja, tapi hingga seterusnya. Keep struggling to make your big dreams come true!! Good luck!




Yogyakarta, 24 Januari 2017
Sambil dengerin Boyce Avenue feat. Alex Goot - A Thousand Miles :')
January 26, 2017 No comments
Sedang menikmati makan siang bersama teman-teman, tiba-tiba dipantik oleh kabar bahagia dari seorang kawan, lalu sekali lagi pembicaraan beralih ke tema pernikahan. Pada satu titik, terungkap bahwa si wanita yang baru saja melangsungkan pernikahan tersebut memilih untuk tidak bekerja, beberapa kawan yang ndilalah kebanyakan pria menyayangkan keputusan tersebut. Reaksi yang saya dapat di meja makan siang itu, berbeda dengan reaksi pernah saya dapat ketika mengatakan pada sekelompok kawan lainnya, tentang wanita yang tetap bekerja setelah menikah. Kala itu, saya mendapat reaksi sebaliknya, dimana sekelompok kawan lainnya itu mengatakan kalau wanita sebaiknya di rumah, mengurus suami dan anak-anak, juga orang tua kedua pasangan suami istri.

Menurut saya, hidup adalah pilihan. Dan mau bekerja atau tidak setelah menikah, setiap wanita memiliki pilihannya masing-masing, termasuk bagi saya. Meskipun, pilihan itu nantinya bukan lagi soal keputusan individu tapi keputusan bersama, karena mungkin ada deal-deal tertentu yang harus disepakati kedua belah pihak atas apapun pilihannya. Saya menghargai setiap pilihan dan keputusan yang ditetapkan oleh para pasangan yang telah menikah. Situasi yang dihadapi satu orang dengan orang lainnya pastinya berbeda, dan apa yang mereka hadapi itulah yang akan menjadi alasan bagi setiap wanita untuk bekerja atau tidak bekerja setelah menikah. Bukankah pada akhirnya, bekerja atau tidak, wanita tetap akan pada kodratnya untuk mengurus rumah tangga? Selamat menentukan pilihan :)

Tulisan ini sebenarnya cukup panjang, tapi saya pun memilih...mengunggah dua paragraf itu saya rasa cukup :)

Nation Building Corner
18 Januari 2017
January 18, 2017 No comments

Another Capricorn woman
who is also an ISFJ lady
is celebrating her birthday today.
Happy Birthday, The Duchess of Cambridge!! :*

Stay awesome and good luck with your Kid's Mental Health project :)


January 09, 2017 No comments


Dengan kamera handphone yang nggak terlalu canggih saya mencoba mengabadikan pemandangan itu, Gunung Merapi dan Merbabu dan lautan awan dari Punthuk Gupakan, Borobudur. Foto itu adalah hasil jepretan ketika beberapa hari lalu tiba-tiba diajak seorang kawan buat jalan-jalan di sekitaran Magelang dan saya pun mengiyakan.

Ya, jadi di sekitar Magelang, tepatnya Borobudur sih, banyak terdapat punthuk atau bukit untuk menikmati matahari terbit. Kalau cuaca sedang bersahabat kita akan disuguhkan pemandangan matahari terbit dengan berlatar Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo, Andong, Sumbing, dan jauuuh di lurusnya Andong dan Telomoyo juga tampak puncak gunung, I'm not so sure..but i think that's Gunung Ungaran. Atau, jika malas bangun pagi-pagi...datang saja ke tempat ini untuk sekedar melihat Magelang dari ketinggian. It's so beautiful.

Selain, lokasi ini...masih ada beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi jika suatu saat teman-teman dari luar kota sedang berada di Magelang, atau untuk para warga Magelang yang sekedar ingin melepas kejenuhan. Yuk, ke Magelang :)





January 08, 2017 No comments
Ini dia segerombolan kecil mahasiswa Magelang, mahasiswa gemar pulang (meski beberapa udah nggak mahasiswa lagi sih hehe). Setelah beberapa bulan terakhir sibuk dengan kehidupan masing-masing, ada yang KKN, ada yang sibuk skrispian, sibuk kerja, dan sibuk cari kerja...alhamdulillah hari ini dipertemukan kembali.

Pertemuan kali ini diselenggarakan mumpung salah seorang kawan kami sedang cuti setelah tiga bulan berada di pertambangan batu bara di Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Yaa, kapan lagi dia bisa ketemu teman-temannya kalo nggak sekarang. Mengingat dia sudah sibuk di pit, dan cuti-cuti berikutnya siapa tahu bakal sudah sibuk dengan mencari calon istrinya heheh.



Banyak hal-hal seru yang dibahas tadi siang bersama para pejuang jarak ini. Ya, pejuang jarak karena  kebanyakan dari kami memutuskan menglaju Jogja-Magelang ketika memasuki semester akhir. Saya senang, hari ini mendengar cerita tentang KKN di pedalaman Kalimantan yang belum terjamah listrik sama sekali, cerita tentang mesin-mesin tambang batubara (yang kadang bikin saya roaming haha), cerita skripsi yang belum kelar, cerita kuliah praktik, cerita koas, cerita pencarian kerja, hingga guyon-guyon receh lainnya :D

Nggak kerasa yaa, waktu cepet berlalu. Dulu, waktu sama-sama masih di Jogja kalau kami kangen yaa tinggal ngumpul sambil makan atau sesekali jalan-jalan ke pantai-pantai di Gunungkidul. Sekarang, sebagian besar udah sibuk dengan aktivitas masing-masing, beberapa bahkan sudah nggak stay di Jogja. Nggak lama lagi, mungkin bakal misah-misah di seantero Nusantara, atau bahkan sibuk dengan keluarga kecil masing-masing. Momen-momen berkumpul bersama seperti ini pasti bakal kami rindukan. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk sejenak melepas rindu, teman-teman. Terimakasih pula buat Ikis atas traktirannya, semoga dibalas dengan kebaikan yang lebih oleh Allah SWT dan semoga rejekinya berkah. Amin :)

See you next time,

Nurul
January 07, 2017 No comments
Ternyata, konsisten menulis sepuluh hari berturut-turut itu susah. Apalagi di tengah banyaknya gawean yang harus dikerjakan. Kemarin-kemarin mungkin sedikit lebih enak karena saya sudah menentukan gambaran mau nulis apa, tapi sayangnya itu cuma berhenti di postingan kelima, karena postingan kemarin sungguhlah seadanya dan itupun di-post pagi-pagi. Sedih :"

Ya, itu sih salahnya saya. Saya baru merancang konten untuk tujuh postingan di self-challange sepuluh hari menulis, jadinya yang tiga keteteran. Dari tujuh ide konten, sudah di-post lima dan yang dua lagi masih melayang-layang di kepala. Pasti akan di-post tapi tidak sekarang. Hari ini, karena bingung mau cerita apa. Saya cerita aktivitas sehari kemarin saja. Kenapa bukan cerita hari ini? Karena hari ini saya cuma di depan komputer, jadi kurang seru diceritain.

Jadi, kemarin saya memulai pagi dengan chat group yang ramai oleh ucapan selamat ulang tahun...di tanggal 5 Januari. Yowislah, rapopo -_-. Hari itu ke Jogja untuk suatu keperluan. Saya sampai di kampus jam setengah sepuluh dan langsung menuju perpustakaan pusat, ada hal yang harus saya kerjakan disana. Lebih tepatnya saya memanfaatkan komputer perpustakaan buat kerja, karena sungguh laptop saya minta diganti biar bisa kerja dengan maksimal, sekaligus saya butuh kerja buat beli laptop. Pelik sekali kan permasalahan ini? Hahaha. Ketika sedang konsentrasi agar angka di dua worksheet MsExcel bisa sinkron, tiba-tiba saya teringat kalau buku saya terbawa oleh seorang teman yang kemarin main dengan saya. Padahal, bakal pulang kampung hari itu juga. Segera saya chat dia, minta bukunya dibalikin. Finally, bukunya dia titipkan ke pacarnya yang siang itu mau mampir kampus. Okelah, saya pun akhirnya ketemuan dengan pacar...pacar orang maksudnya. Urusan buku kelar.

Jam makan siang, saya ada janji dengan seorang teman untuk makan siang di Kantin Teknik. Kenapa saya harus makan siang disana? Tak lain adalah amanat dari dosen untuk 'survei' Kantin Teknik yang Juara I Lomba Kantin Sehat seantero kampus itu. Metyaw bytheway! Meskipun terbiasa maen-maen sendiri, saya nggak mau makan survei sekaligus makan sendirian di Kantin Teknik. Saya takut diculik, takut kena runtuhan bangunan anak civil, takut kepalanya kena crack hammer anak geologi, atau kesetrum anak elektro, hahahaha. Awalnya saya tentu saja minta ditemeni sama sahabat gondrong, tapi dia tengah sangat suntuk karena suatu hal, makanya memutuskan pulang ke rumah malam sebelumnya. Jadilah, saya ditemani oleh salah satu dari sekian banyak orang generous di Tim KKN Seliu. 

Begitu sampai di Kantin Teknik, saya melihat sosok Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) saat KKN dulu, Pak Fatchan. Wah, senang sekali rasanya dapat bertemu kembali dengan beliau. Saya pun 'salim' dengan Pak Fatchan dan ngobrol sebentar, karena nampaknya beliau tengah terburu-buru.

Di Kantin Teknik, saya memesan gado-gado sementara teman saya memesan lotek. Saya nggak tahu, apa gado-gado emang rasanya kayak gitu atau gimana, tapi pas makan saya mikir kalo gado-gado teknik itu rasa dan isinya sama dengan gado-gado Kantin FTP. Apa satu pemilik yaa? Entahlah, cuma rasanya sama. Kalian yang pernah makan gado-gado di teknik sama FTP ngerasa gitu juga nggak? Hehe nggak penting banget yaak pertanyaan saya. Setelah makan, saya sempetin mengambil foto kantin dari berbagai sisi dan ngobrol sama teman saya tentang kantin mereka. Saya akui, Kantin Teknik memang bersih :) Tapi kalau menunya, Kantin Fisipol yang menyabet Juara II Lomba Kantin Sehat lebih variatif heheheh.

Oh iya, teman saya ini membawa teman satu orang lagi yang kemudian makan satu meja dengan kami. Setelah berkenalan, kami bertiga ngobrol biasa. Cerita mulai dari persiapan sidang mereka (iya, mereka lagi mau sidang ceritanya) hingga masalah cari kerja, cerita kecelakaan, dll. Teman baru saya ini friendly person ternyata. Siang itu, sekali jalan saya dapet survei kantin, ketemu Pak Fatchan, ketemu temen KKN, dan punya teman baru. Yaa gitu, menjalankan amanat itu yaa pasti ada hikmahnya juga :) Eh ada lagi, temen saya tiba-tiba ngasih agenda gitu, buat nulis catatan perjalanan saya katanya. Makasih banget yaa, you tau aja saya hobi nulis-nulisin agenda haha.

Usai urusan di Kantin Teknik, saya balik lagi ke perpustakaan pusat. Lanjut lagi ngerjain gawean sampe malem dan lanjut pulang ke Magelang. Menembus Jalan Magelang di tengah hujan (halah!), akhirnya saya sampai rumah sekitar jam delapan lebih seperempat, kemudian...terdampar di kasur. Zzzzz.

Oke, itu saja yang bisa saya tuliskan untuk self-challange #10HariMenulis. Maaf kalau bahasanya nggak kayak biasanya, ini malah kayak curhat hehe. Pesen aja sih, kalau mau bikin proyek nulis marathon gini, mending tentukan dulu ide pokok apa saja yang mau dituliskan selama proyek berlangsung. Demi kesehatan otak dan kesehatan tulisan tetap terjaga, dan biar nggak random gini hahah. #LessonLearned
Dah ya...ini tadi juga maghrib baru sampai Magelang. Sekarang mau bobok dulu, besok mau jogging di Lapangan Supardi. Ikut yuk! Biar badannya kayak Anna Lewandowska :P

Good Night,

Nurul

January 06, 2017 No comments

Karena menyampaikan satu kalimat pujian yang tulus dari hati itu tak mengurangi apapun darimu, and...see that bright smile in their face after you say that simple thing :)
January 05, 2017 No comments

Video ini saya ambil dari oficial account Youtube-nya Mbak Annisa Hasibuan.
Annisa Hasibuan adalah seorang desainer dari Indonesia yang menorehkan sejarah baru di New York Fashion Week (NYFW), karena dialah desainer pertama yang menampilkan model pakaian berhijab di salah satu panggung fashion show terkemuka dunia.

Suatu hari, saya pernah menyimak talkshow di televisi yang menghadirkan bintang tamu Mbak Annisa Hasibuan. Saya merinding mendengar dia menuturkan kisah hidupnya, perjuangannya hingga bisa seperti sekarang. Sebelum ia dan suaminya memiliki bisnis travel agent umroh dan memiliki usaha fashion ini, keduanya pernah membuka konter pulsa sekaligus berjualan burger di depan konter tersebut.  Ia menjelaskan bahwa usaha yang dibangun bersama suaminya adalah usaha yang penuh dengan lika-liku dan air mata, tidak instan.

Yang membuat saya juga merinding adalah dukungan sang suami kepada Mbak Annisa untuk menekuni dunia fashion, sang suami berkata bahwa ia melihat Annisa Hasibuan selalu berbinar-binar tiap kali pergi ke toko kain, ada ketertarikan Mbak Annisa setiap berurusan dengan kain dan baju, sang suami pun mendukungnya jika hendak bisnis di bidang fashion. Di sinilah takdir Allah SWT dimulai, Mbak Annisa yang les fashion secara intensif selama beberapa hari ternyata memiliki bakat luar biasa, padahal ia tak pernah mengenyam pendidikan di bidang tata busana. Ia menekuni busana haute couture. Ketika kawannya menyarankan kepada Mbak Annisa untuk mengikuti semacam pameran fashoin haute couture, ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Tak lama berselang setelah mengikuti sejumlah pameran fashion, ada kawan lagi yang menyarankan ia ikut NYFW. Sang suami kembali mendukung Mbak Annisa dengan mengizinkan ia mempersiapkan segala kebutuhan yang diminta panitia NYFW dan ia lolos ke NYFW, satu panggung dengan desainer kelas dunia Anna Sui dan Vera Wang. Fantastic!

Perjalanan Mbak Annisa Hasibuan, saya belajar bahwa segalanya harus dimulai dengan usaha dan doa. Mungkin tidak linier dengan apa yang diusahakan Mbak Annisa selama ini, tapi usaha keras kita pasti suatu saat dibayar Allah SWT dengan beragam kejutan indah yang tak kita sangka. So, jangan lelah berusaha sekuat tenaga mewujudkan mimpi yaa! Dan dukunglah orang-orang di sekitarmu meraih mimpinya! Dukungan tak melulu dengan memujanya, sebuah teguran yang disampaikan secara privat demi kebaikannya juga bisa jadi sangat berarti. Believe, dreams do come true! :*

Salam hangat,

Nurul

January 04, 2017 No comments
Selamat datang dua puluh tiga!
Beragam ucapan selamat ulang tahun saya dapatkan pada penghujung tahun 2016 lalu, ada yang ngucapin tanggal 23 Desember, ada yang ngasih ucapan tanggal 30 Desember, tangal 31, bahkan pada tanggal 1 Januari. Ada juga yang bikin ucapan ulang tahun untuk saya di Facebook pakai huruf kapital semua, tapi salah mention orang :B Wait…siapa tau ada yang ngucapin tanggal 10 Januari juga seperti tahun lalu. Kapan yaak ini ulang tahun saya sebenernya? Hahaha. But, that’s no problem, guys. Vielen dank für die schönen Wünsche!! :*

Sebuah foto yang diambil tepat ketika usia saya memasuki dua puluh tiga.
Taken by Koko.

Usia baru, harapan baru :) Izinkanlah saya mengutip kalimat dari Mbak Alissa Wahid. Sebuah kalimat harapan yang saya amini berikut ini:

“Semoga tahun ini, keimanan kita tumbuh subur disemai rahmat akal dan kearifan dari Tuhan Yang Maha Kuasa,
agar terhindar dari kenaifan.
Dan semoga kita dilimpahi teman-teman seperjalanan hidup yang memperkuat dan memperkaya hidup kita, bukan memiskinkannya.”

Meskipun kalimat itu kutipan dari kalimat orang lain, namun harapan itu pula-lah yang ada pada benak saya untuk usia dua puluh tiga. Semoga terkabul :) Saya menanti masa belajar hal-hal baru di usia ini, dan menghidupi pengalaman-pengalaman baru pula. Tetap semangat berjuang mencari sumber rejeki, Rul. #curhat Siapa tahu di usia ini dipertemukan dengan jodoh juga #eh :P
January 03, 2017 No comments
Alhamdulillah, usia dua puluh dua telah terlewati dengan sejumlah pengalaman berharga :) Di awal usia, saya mendapat ‘hadiah’ sederhana namun indah dan saya sukai, yaitu sebuah hand lettering angka dua puluh dua yang dibuat oleh Rosalia Destarisa, my talented friend. Thank you, Chak :* Satu persatu hal yang saya cita-citakan sejak awal usia dua puluh dua juga alhamdulillah terlaksana. Oleh karena itu saya menulis tulisan ini, sejenak flashback tentang beberapa pengalaman di usia dua puluh dua.

Lulus
Alhamdulillah saya berhasil lulus di usia dua puluh dua. Perjuangan mencari data hingga harus berkali-kali PP Magelang – Gunungkidul – Magelang akhirnya terbayar dengan nilai skripsi yang memuaskan. Sebenarnya, saya menargetkan wisuda bulan Agustus, tapi nyatanya saya harus mundur ke periode selanjutnya, November 2016. Tak masalah, sebab dengan demikian saya justru bisa mencapai apa yang saya idamkan selama ini: ada jarak yang cukup jauh antara sidang skripsi dan wisuda, sehingga saya ada kesempatan untuk do something selama tenggat waktu tersebut. Saya sidang awal September, sembari ‘menunggu’ waktu wisuda di pertengahan November saya melamar magang, dan alhamdulillah diterima. Jeda waktu dua bulan menjelang wisuda saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk belajar :) See? Everything happens in our life is never a coincidence. Lulus agak ‘telat’ juga tetep ada hikmahnya kok heheheh (ngeles).

My graduation. Taken by My Lovely, Mbak Fitra.

Suka sama kebayanya, warnanya nggak pasaran di hari itu.
Kebanykan wisudawati pakai pink, merah, tosca gitu soalnya heheh.

Make-up natural itu saya percayakan ke Bu Dini Salon, Kalinegoro
yang dulu juga dandanin saya pas perpisahan SMA :)

Surga di Negeri Liu-Liu
Proyek bersama temen-temen KKN Seliu yang alhamdulillah terlaksana. Ya, kami menerbitkan buku catatan perjalanan KKN PPM-UGM dengan judul Surga di Negeri Liu-Liu. Kami ingin berbagi pengalaman yang kami dapatkan selama berada di Pulau Seliu kepada orang lain. Dalam proyek buku ini, saya kebagian jatah jadi editor dan…saya belajar banyak hal tentang per-editor-an ini. Terimakasih banyak kepada Mas Kormanit BBL-11 yang telah membimbing dengan penuh kesabaran eheheh

Buku kami memang tidak diproduksi secara masif, tapi apa yang kami capai sungguh membuat kami bahagia. Kami tak menyangka akan mendapat sambutan yang demikian baik. Kami terkesan dengan Pak Tellie Gezelie, anggota DPD RI dari Belitung yang memesan buku dalam jumlah banyak. Tanpa kami sangka, beberapa bulan setelah memesan, Pak Tellie menghubungi CP yang kami berikan. Beliau mengungkapkan testimoni setelah membaca buku tersebut dan mengirimi sejumlah foto, ternyata beliau memberikan buku tersebut ke sejumlah orang, seperti kepada Pak Sahani Saleh, Bupati Belitung, kepada organisasi pemuda di Bangka, dan entah bagaimana beliau juga memberikan buku tersebut kepada Pak Abdul Kadir Karding, Sekjen PKB. Selain itu, ada pula Mbak Novianti Yenni, seorang penulis buku panduan wisata berjudul Belitung: Nature of Paradise juga tertarik membaca buku kami. Mas Ghaffar, dosen Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM pun tertarik membaca. Sayangnya, Mbak Novianti dan Mas Ghaffar belum mendapatkan buku tersebut karena bukunya sudah habis. Saat ini, kami sedang dalam proses cetak lagi, doakan semoga lekas selesai :)

Saya sangat bahagia dengan apa yang telah kami capi bersama-sama Tim BBL-11 ini. Terimakasih kepada segenap pembaca Surga di Negeri Liu-Liu :)

Magang
Ini adalah kesempatan terindah di usia dua puluh dua. Saya belajar begitu banyak hal baru selama empat bulan magang di Tim Media Fisipol UGM. Saya tidak akan cerita banyak di sini, karena saya akan menuliskannya pada kesempatan tersendiri nantinya. Ditunggu tulisannya yaak, heheh.

Kembali ke Krapyak
Saya bersyukur, di usia dua puluh dua kemarin saya mendapat ‘hidayah’ dan kesempatan dari Allah SWT untuk sekali lagi merasakan Ramadhan di Krapyak. Saya mengenal orang-orang baru dengan beragam karakter uniknya dan kembali bertemu dengan kawan-kawan di Krapyak. Berkesampatan lagi belajar Hujjah Ahlussunnah, Dzo’ul Misbah, Jawami’ul Kalim, dsb bersama guru-guru yang begitu saya segani. Selain itu, saya juga berkesampatan datang ke Haul ke-49 Nyai Hj. Salimah Munawwir beberapa bulan lalu, mendengarkan Gus Mus secara langsung menyampaikan ceramah yang begitu sejuk di tengah ‘panasnya’ kondisi negeri ini kala itu. Semua itu adalah kesempatan yang bagi saya sangat berharga, alhamdulillah.

Hibah Riset
Dulu, ketika masih mahasiswa baru saya sempat datang ke sejumlah presentasi Hibah Riset Fisipol yang digelar setiap akhir tahun sebagai rangkaian acara Dies Natalis Fisipol UGM. Kala itu, saya tak menyangka, kalau empat tahun kemudian saya juga hadir di presentasi hibah riset, bukan lagi sebagai hadirin tapi sebagai orang yang mempresentasikan risetnya di hadapan orang-orang. Jujur, awalnya sempat gugup. But, finally I think I can handle it well :) Terimakasih kepada Pak Hary dan Bu Ola for encouraging me :)

Meet the old friends
Di usia dua puluh dua, saya sengaja menyempatkan diri bertemu kawan-kawan lama. Yaa itu tadi, mulai dari main ke pondok, main bareng temen-temen SMP, dan SMA. Atau sekedar makan bareng temen-temen KKN. Saya menikmati momen-momen ngobrol dengan mereka, mendengarkan kisah-kisah mereka setelah lama tak bersua, dan menyampaikan pula pengalaman-pengalaman saya. So positive! Bener banget lah ya, “sometimes the greatest adventure is simply a conversation” :) Terimakasih teman-teman, telah menyempatkan waktu untuk sejenak berbagi cerita.


Itulah sedikit hal yang dapat saya tuliskan tentang usia dua puluh dua kemarin. Mungkin bukan sesuatu yang 'wah', tapi saya menikmatinya. Sesekali, pada usia zweiundzwanzig lalu, saya melihat kawan sekelas yang sudah exchange ke Japan, rekan yang dulu pernah satu tim yang tengah menempuh S2 ke Korea, teman SMA yang sedang acara entah apa ke US, kakak tingkat yang menerima beasiswa LPDP dan lanjut S2 ke UK (seneng yaak, bisa salim sama Kate Middleton tuh heheh), teman KKN yang exchange ke Thailand, hingga kormanit yang sedang persiapan S2 ke Japan. Ya, mereka telah meraih semua itu di usia yang tak jauh beda dengan saya. Setiap kali mendengar cerita mereka, atau membaca caption atas foto yang mereka unggah di media sosial, saya selalu senang dan merasa termotivasi untuk ikut suami sekolah ke luar negeri eh maksudnya untuk belajar public policy lagi, untuk merantau, saya jadi on fire gitu wkwk. So, guys...you make me so much inspired, thank you. Karena saya yakin, dari kesempatan yang mereka dapatkan itu, mereka tak hanya mendapat ilmu akademis tapi pengalaman hidup yang berharga. Kemudian saya jadi pengen hehehe. But..not now. Of course I’ll try, but not now. Sebab, masih ada beberapa hal yang harus saya lakukan sekarang ini :’)

Oh iya, di penghujung usia dua puluh dua, saya baru menyadari bahwa setahun belakangan…saya kurang piknik! Ya, saya hampir nggak main kemana-mana, no mountain, no beach, no halan-halan ke tempat wisata asyik syalala lainnya. Hanya di sekitaran Magelang. Sedih :( Sebenarnya saya ada cita-cita mau ke Ijen, Banyuwangi pertengahan tahun lalu. Tabungan sudah ada, sayangnya uang tabungan yang mestinya digunakan ke Ijen harus saya alihkan untuk hal lain yang lebih mendesak, yang lebih butuh. Ijen pun batal. Tapi tak apa, semoga lain kali ada kesempatan ya. Amin.

Thanks, Allah…for the wonderful zweiundzwanzig.
I learn a lot of new things on that age.

a dreamer,

Nurul
January 02, 2017 No comments
Memasuki usia dimana teman-teman seangkatan mulai menapaki jenjang pernikahan. Pembicaraan pun beberapa kali mengarah ke tema pernikahan, entah terkait hal-hal bersifat emosional yang menyertainya hingga semacam warna gaun apa yang ingin dikenakan di hari pernikahan nanti. Yah, meski seringkali berujung kalimat; "tapi kan belum ada jodohnya" haha. Chat group juga beberapa kali ramai oleh ucapan selamat atas pernikahan seorang teman, membicarakan si A yang baru saja menikah, saling bertanya siapa saja yang mendapat undangan pernikahan si B, dan sejenisnya.

Dari beragam kisah pernikahan kawan, selalu saja ada hal yang menarik yang bisa saya jadikan pelajaran. Yang pertama jelas, bahwa jodoh itu sepenuhnya kuasa Allah SWT. Kisah orang-orang di sekitar saya yang bertemu jodohnya ini sungguh menarik. Bagaimana tidak, ada yang sebelumnya telah berpacaran lama dengan A, tiba-tiba menikahnya dengan B. Ada yang dikenal berpacaran dengan C, lalu D, lalu E, balikan lagi sama C, eh taunya menikah justru dengan si G yang baru dikenal beberapa lama. Yang bertahun-tahun menjalin kasih dengan si K, ternyata dicampakkan, lalu melabuhkan cinta pada sahabatnya sendiri. (Sorry, so much alphabet I use here hehe) Ada pula yang track record pacarannya clean sheets, alias nggak pernah pacaran lalu dijodohkan dengan seorang pilihan orangtuanya. Sungguh, suatu bukti nyata bahwa jodoh sepenuhnya rahasia Allah yang dipertemukan dengan ita melalui beragam jalan. Kita, manusia hanya bisa berdoa dan berusaha menjadikan diri terbaik untuk pasangan kita kelak.

Source: pinterest.com

Dari beragam kisah pernikahan pula, saya belajar tentang mengikhlaskan. Tentang beberapa orang yang ikhlas menerima kehendak-Nya, bahwa apa yang telah kita rencanakan kadangkala harus pupus. Ada kejutan indah dari Allah yang menanti di masa kelak.

Di usia-usia ini sering pula seorang kawan menggoda, dengan sebuah pertanyaan; kamu kapan? Cukup sering, bukan? Haha. Saat pertanyaan seperti itu ditujukan kepada saya, biasanya saya akan menjawab sambil berkelakar atau tersenyum nyengir hehehe.
Pertanyaan seperti itu, biasanya akan dilanjutkan dengan obrolan nikah-nikah yang mengalir dengan asyiknya. Saya termasuk yang sesekali membahas dengan beberapa kawan. Tapi, sejujurnya saya tak pernah benar-benar dapat mengungkapkan hal-hal yang ada dalam benak saya tentang sebuah pernikahan. Tentu saja, saya punya impian-impian untuk membangun rumah tangga kelak. Saya punya rencana, pemikiran, dan pertimbangan tersendiri atas hal bermakna besar ini. Namun saya sering merasa kurang nyaman membahasnya. Saya hanya ingin membahas pernikahan dengan orang yang sungguh saya percaya :') (That’s my introvert side, maybe…)

Ah, pernikahan. Begitu berartinya sesuatu yang dimulai dari kalimat ikrar yang diucap barang lima menit saja. Mitsaqon gholidzo. Begitu agung arti kata itu, tentang dua insan, dua keluarga besar, tentang membangun keluarga dan generasi penerusnya. Ladang ibadah, tempat kebahagiaan diperoleh dari berbagai hal sederhana di dalamnya, tapi juga sesekali kekhawatiran menyertainya. Tentang menjaga bahtera tetap kokoh berlayar ketika sesekali godaan dan cobaan menguji kekuatannya. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan lahir dan batin untuk mempersiapkan diri mengikuti sunah Rasul dan menghidupi janji suci itu nantinya. A long live learning. Dan semoga Allah SWT mengirimkan jodoh terbaik untuk kita :)


belated birthday girl,

Nurul :)
January 01, 2017 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Live in small and lovely town, Magelang. Enjoy making DIY project, especially hand-embroidery. Really love writing here, share some thoughts, experience, and everything that popping in my mind.

Follow Us

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Popular Posts

  • [K-Drama] Queen Seondeok: Kisah Cinta Deokman, Kim Yu Shin, dan Bidam
    Sebuah drama yang tanpa kisah percintaan sepertinya akan terasa hambar, sehambar hidup tanpa cinta mungkin #halah maka The Great Queen Seon...
  • [K-Drama] Queen Seondeok: Drama vs Realita
    The Great Queen Seondeok adalah sebuah drama yang dibuat berdasarkan sejarah tapi dengan menyisipkan tokoh dan cerita fiksi di dalamnya. T...
  • [K-Drama] Tokoh Favorit dalam Drama "The Great Queen Seondeok"
    Nonton K-Drama berjudul  The Great Queen Seondeok (QSD)   telah membuat saya begitu excited atau apalah perasaan ini namanya, saya kurang ...
  • Review Film 'A Taxi Driver': Peran Supir Taksi dalam Membangkitkan Demokrasi di Korea Selatan
    Mumpung masih bulan April dan masih konsisten sama postingan per-korea-an, saya mau menulis tentang A Taxi Driver . Sudah lama banget saya ...
  • [K-Drama] Ringkasan Drama The Great Queen Seondeok: Perjuangan Wanita Meraih Tahta
    [ WARNING : Tulisan ini bakal sangat panjang, karena emang banyak yang harus dibahas dan karena saya begitu antusias. Nggak tahu lagi g...
  • Jalan-Jalan ke Banyuwangi (1): Itinerary, Transportasi, dan Biaya
    Banyuwangi adalah sebuah tempat yang ingin saya kunjungi sejak sebelum KKN. Saya bahkan sudah menggali informasi dari teman kuliah yang sud...
  • KKN: Selangkah Lebih Dekat pada Ibu Pertiwi
    Dua bulan. Rentang waktu itu dikatakan lambat atau cepat adalah tergantung bagaimana kita menjalaninya, tergantung bagaimana kita memaknain...
  • Jalan-jalan ke Banyuwangi (3): Pendakian Gunung Ijen
    Setelah puas menikmati pesona Taman Nasional Baluran di Situbondo (seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya), saya sholat kemudian ma...
  • An Escape
    "Beach holiday always sounds good, but sometimes the great adventure is simply a conversation."
  • Bulan Istimewa di Tanah Istimewa
    Hari kemerdekaan Republik Indonesia sudah berlalu sekian hari. Mungkin agak terlambat menuliskan cerita ini, namun anggap saja ini semaca...

Labels

  • DIY Project
  • Drama Korea
  • Jalan-jalan
  • KKN
  • Korean Wave
  • Life Story
  • Something Wonderful
  • Thoughts

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (4)
    • ►  October (1)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  December (5)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ▼  2017 (35)
    • ►  December (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ▼  January (11)
      • BA 210
      • Pilihan
      • Princess's Birthday
      • Hometown
      • Reuni
      • Random
      • Tell Them!
      • When Dreams Do Come True
      • Dreiundzwanzig
      • Zweiundzwanzig
      • Pernikahan
  • ►  2016 (28)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (11)
  • ►  2013 (46)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (9)
    • ►  September (8)
    • ►  August (8)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
  • ►  2011 (19)
    • ►  October (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (8)
  • ►  2010 (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose